LXR 50

570 51 4
                                    

Rui menatap ponselnya yang sedang memperlihatkan notifikasi tentang kompetisi yang di adakan keluarga Arbianka.

Hingga pandangan nya terhenti saat melihat sederet perlombaan yang akan di adakan bagi pada kandidat yang terpilih.

Atensi Rui teralihkan saat melihat kata 'menjinakkan' itu. Mungkinkah maksudnya menjinakkan hewan buas begitu? Rui tidak begitu yakin jika dirinya bisa. Tapi sebisa mungkin dirinya akan berusaha.

Hingga dirinya men-scroll layar ponselnya untuk melihat nama kandidat yang terpilih.

• Daftar Kandidat Kompetisi Yang Terpilih.
- Ruinard.
- Herry.
- Alia.
- Aleena.
- ....

Rui kontan menautkan alis heran melihat ada beberapa nama perempuan di sana. Apa saat putra keempat keluarga Arbianka lahir mereka tidak sempat mengetahui gendernya? Benar-benar parah.

Dan yang membuatnya merenggut saat melihat nama antagonis cerita ada juga di sana. Entah bagaimana dia bisa ikut mengikuti kompetisi ini. Tapi yang pasti baginya, dia tidak akan menang.

'Benar-benar gila. Bahkan di saat ia sudah mendapatkan banyak ketenaran dari para brengsek yang ia beli, dia masih bisa berdiri tegak di sana. Setelah ini... Ku pastikan ia tidak akan pernah bisa menemukan tempat baginya untuk berdiri setegak ini'

----•••

Rui melangkah santai dalam apartemen nya. Tadi siang kebetulan ia di beri izin untuk pulang lebih awal mengingat dirinya adalah peserta ujian lomba antar sarjana.

Sehingga ia bisa bersantai di apartemen nya sekarang. Kebetulan ia ingin melihat-lihat surat yang di berikan padanya. Entah sudah yang ke berapa kali nya dirinya menerima surat seperti ini.

"Sistem : Ruby"

(ʘᴗʘ✿) "Saya di sini Tuan Rumah"

Rion sontak menghentikan langkah nya ketika Ruby tiba-tiba muncul dari arah depan wajahnya.

"Kau ini.. Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu. Mungkin akan sangat panjang ku jelaskan, juga aku ingin kau melakukan sesuatu. (^_^) aku memiliki suatu rencana untuk membuat antagonis cerita ini tidak menemukan tempatnya berdiri lagi" Rui menatap Ruby dengan sebuah senyuman yang tidak biasanya di perlihatkan.

(O_O) "Tuan Rumah tidak merencanakan nya untuk mempermalukan Antagonis cerita di depan orang ramai bukan?"

"Tidak, aku hanya ingin dirinya merasakan penderitaan yang ku rakit. Dan aku berharap dia tidak lupa di mana tempat dia berdiri seharusnya" Rui masih menyahut dengan senyuman yang tak pernah luntur.

"Baik, saya akan sebisa mungkin membantu Tuan Rumah. Ngomong-ngomong Tuan Rumah terlihat lebih tampan jika sedang tersenyum(≧∇≦)/, jadi apa yang harus saya lakukan?" Ruby terlihat terbang mengelilingi kepala Rui beberapa kali.

"Biar ku jelaskan di ruang bawah tanah. Ada sesuatu juga yang harus ku ukir. Ini terbilang sebagai hadiah untuk calon keluarga ku... Keluarga ya? Entah kenapa aku merasa sedikit tersentuh setiap kali membicarakan ini"

"itu artinya Tuan Rumah sangat merindukan keluarga Tuan"

"Sayangnya aku yang di rawat di panti selama 4 tahun lalu di buang tidak membuatku ingat siapa orang tuaku? Siapa yang membuang ku? Dan siapa keluarga ku?"

----•••

"Hmm, sebenarnya jika saya jabarkan akan sedikit sulit karena ini melibatkan nyawa Tuan Rumah. Apa Tuan Rumah yakin?"

"Aku tidak akan menarik kembali kata-kataku"

Rui menatap sebuah manik berlian yang kini sudah tersimpan rapih dalam sebuah kotak kaca di depan mata nya.

"Ini.. Apa tidak kurang ya? Atau mungkin justru berlebihan, lagipula yang ku pakai ini barang temuan" Rui menatap beberapa kotak di sisi lain dinding penuh dengan emas dan berlian.

Ada juga yang berisi perhiasan dari perak, zamrud dan juga beberapa kotak berisi persenjataan antik.

"Wahhh ☆*:. o(≧▽≦)o .:*☆ liontin yang indah Tuan, anda mengukir nya untuk siapa? Apa mungkin kekasih Tuan?"

Ruby menatap penuh binar ke arah kalung liontin bermanik berlian di sana. Ada juga ukiran kecil bertuliskan 'Kayla' di sana. Setau nya Kayla itu nama perempuan, apa mungkin Tuan nya ini sudah memiliki kekasih hati?

"Ini untuk calon ibuku, orang yang sangat berharap aku menyandang nama Arbianka di belakang namaku. Padahal aku sudah beberapa kali menolak" Sahut Rui seraya membereskan sisa barang yang tidak ia gunakan.

"ヾ(❀╹◡╹)ノ゙ Tapi Tuan yang Anda buat ini benar-benar indah, saya rasa beliau tidak akan menolaknya apalagi ini hadiah dari anda"

Ruby mengalihkan pandangannya ke arah kotak lainnya, lalu dengan penasaran ia membuka kotak tersebut yang ternyata berisi empat buah kalung liontin yang terbuat dari batu lelehan. Yang membuat rantai yang terlihat berwarna hitam, itu membuat kalung tersebut hampir tidak di kenali jika sudah terpakai.

Dan yang paling unik, ada ukiran inisial huruf sebagai liontin kalung itu.

"Wahhh walaupun warna nya hitam tapi bentukannya benar-benar indah, kepada siapa liontin yang ini akan Tuan berikan?"

Rui menoleh untuk melihat apa yang di maksud.
"Yang itu aku berniat memberikan nya pada teman-teman ku, kita tidak akan tau siapa saja yang mengincar nyawa mereka di sana"

Ruby mengalihkan pandangannya ke arah kotak yang lain lalu yang di sebelahnya juga. Merasa mungkin kedua kotak itu berbeda membuatnya mengurungkan niatnya untuk membukanya.

"Lalu yang dua ini akan Tuan berikan pada siapa?"

Rui mendudukkan dirinya begitu selesai membereskan barang-barang yang tidak ia gunakan.

"Yang satunya akan ku berikan pada keluarga Naryatama, satunya lagi ku berikan pada keluarga Indratama. Sebenarnya ada beberapa hal juga yang ingin ku berikan pada orang-orang tertentu tapi untuk saat ini aku akan menyelesaikan beberapa senjata di sana. Aku penasaran apakah benda itu bisa di pakai kembali atau tidak"

"Biarkan saya membantu Tuan" (ू•ᴗ•ू❁)

"Yahh.. Jika tidak keberatan, tolong untuk tidak sembarangan menarik pelatuk nya, kita tidak tau peluru nya masih ada atau sudah habis"

"(≧ω≦) aku mengerti"

----•••

Malam harinya.

Rui memandang langit malam dari balkon apartemen nya. Lalu pandangan nya terjatuh pada beberapa surat di tangannya.

"Sebenarnya... Siapa? Aku merasa tidak pernah menghubungi siapapun"

Rui membuka surat yang pertama, tapi seketika dahinya mengkerut bingung karena melihat bahasa Spanyol yang tertulis di sana. Tapi untuk nama pengirim nya menggunakan bahasa Indonesia.

.
.
.
......

Dari : Salah satu orang yang akan menjadi sepupu mu.

"Kurasa tidak perlu menggunakan salam atau apapun, aku yakin kau paham bahasa Spanyol karena aku sedang malas menggunakan bahasa Indonesia. Perkenalkan, aku adalah putra dari adik Tuan Zayan yang mengadakan kompetisi ini. Kurasa kau tau, aku terus mengirimkan surat padamu bukan tanpa alasan. Kau tau aku tertarik padamu begitu mendengar ceritamu yang membantai habis suatu kelompok mafia yang menjadi target ku. Cukup mengesankan anak seperti mu sudah bisa melakukan hal-hal berbahaya seperti ini. Ary yang merupakan cucu termuda saja tidak pernah diizinkan untuk turun tangan perihal ini. Oh ya, tujuan ku mengirimkan surat padamu hanya untuk memberi sedikit peringatan padamu. Di salah satu lomba nanti kita akan bertarung, dan ku harap kau tidak cepat mati di depan mataku. Ku pikir sudah banyak yang ku tuliskan jadi sampai bertemu, lusa"

.......
.
.
.

"Saudara ayah ary... Menantang ku? Cukup mengejutkan, kalau begitu aku harus menerimanya. Sudah lama tidak ada yang menantang ku bertarung seperti ini"

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

To be continue...

[Transmigrasi] Second ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang