Bab 4: Bayangan di Balik Kunci

11 3 0
                                    

Dengan kotak Kunci Kegelapan di tangan, Wei Wuxian dan Lan Wangji  berjalan keluar dari labirin batu yang kini terasa lebih sunyi. Patung-patung penjaga yang sebelumnya menyerang mereka telah kembali membeku, seolah-olah kehilangan energi magis yang menggerakkan mereka. Namun, kedamaian yang mereka rasakan hanya sesaat, karena peringatan dari sosok misterius yang muncul di dalam ruangan masih tergema di benak mereka.

“Siapa pun dia, jelas dia tahu lebih banyak tentang Kunci Kegelapan daripada kita,” kata Wei Wuxian sambil mengamati kotak tersebut, mencoba merasakan energi yang mungkin masih tersimpan di dalamnya.

Lan Wangji berjalan di sampingnya, tetap diam sejenak sebelum berkata, “Kita harus menemukan informasi lebih lanjut. Artefak ini terlalu berbahaya untuk dipahami hanya dengan dugaan.”

Wei Wuxian menatapnya sejenak, kemudian tersenyum lebar. “Kau benar, seperti biasa. Tapi jangan khawatir, aku punya beberapa ide ke mana kita bisa pergi.”

Lan Wangji melirik Wei Wuxian, tak terkejut bahwa rekannya selalu tampak siap menghadapi apa pun. Meskipun seringkali ceroboh, Wei Wuxian selalu bisa diandalkan untuk menemukan jalan keluar, meski melalui cara yang tidak konvensional.

“Kita bisa pergi ke Desa Nandian. Ada beberapa orang yang aku kenal di sana—orang-orang yang memahami sejarah artefak gelap seperti ini,” lanjut Wei Wuxian.

Lan Wangji menanggapi dengan anggukan singkat, setuju dengan rencana tersebut. Mereka berdua mempercepat langkah menuju desa yang tidak terlalu jauh, di mana rahasia lain mungkin menunggu untuk diungkap.

---

Saat mereka tiba di Desa Nandian, suasana terasa tenang, tetapi ada aura yang aneh menyelimuti tempat itu. Hutan di sekitar desa tampak lebih gelap daripada biasanya, dan penduduk desa yang biasa bersosialisasi tampak menjauh dari pandangan, seolah-olah takut pada sesuatu.

“Ini aneh,” gumam Wei Wuxian sambil memperhatikan situasi sekitar. “Biasanya desa ini lebih hidup.”

Lan Wangji merasakan ketegangan yang sama. “Ada sesuatu yang salah. Kita harus berhati-hati.”

Mereka berjalan melewati jalan setapak yang sepi, menuju rumah seorang tetua desa yang dikenal Wei Wuxian. Orang tua itu, **Paman Liu**, adalah seorang penjaga ilmu kuno yang memahami sejarah artefak gelap dan sihir hitam. Jika ada seseorang yang bisa membantu mereka memahami Kunci Kegelapan, itu adalah dia.

Saat mereka mendekati rumah Paman Liu, pintu kayu yang besar terbuka sedikit, dan dari celah itu, sebuah suara parau terdengar.

“Kalian datang pada waktu yang buruk, Wei Wuxian.”

Wei Wuxian melangkah maju dengan senyum santai. “Kapan lagi aku datang pada waktu yang tepat, Paman Liu?”

Pintu terbuka sepenuhnya, memperlihatkan sosok seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan mata tajam. Meskipun usianya tampak sangat tua, aura yang dipancarkannya penuh dengan kekuatan dan kebijaksanaan. Paman Liu menatap mereka berdua dengan tatapan penuh kewaspadaan.

“Masuklah. Kalian perlu mendengar sesuatu yang penting.”

Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang sederhana namun dipenuhi dengan barang-barang antik dan kitab-kitab kuno. Paman Liu menutup pintu di belakang mereka dan mengarahkan mereka ke sebuah meja kecil yang dikelilingi oleh gulungan-gulungan naskah kuno.

“Kunci Kegelapan,” kata Paman Liu tanpa basa-basi, tatapannya langsung tertuju pada kotak yang dipegang Wei Wuxian. “Aku sudah menduga kalian akan datang dengan membawa sesuatu yang berbahaya.”

Wei Wuxian meletakkan kotak itu di atas meja, menatap Paman Liu dengan rasa ingin tahu. “Apa yang sebenarnya kita hadapi, Paman Liu?”

Pria tua itu menghela napas berat, sebelum membuka salah satu gulungan naskah yang ada di hadapannya. “Kunci Kegelapan adalah salah satu dari tujuh artefak kuno yang diciptakan untuk menyeimbangkan kekuatan antara dunia manusia dan dunia roh. Artefak ini memiliki kemampuan untuk membuka gerbang menuju dimensi lain—dimensi di mana roh-roh gelap berkumpul dan kekuatan kegelapan berkuasa.”

Lan Wangji mendengarkan dengan serius, mempelajari setiap kata yang diucapkan Paman Liu. “Jika begitu, kenapa artefak ini diciptakan? Mengapa ada yang mau menyeimbangkan kekuatan seperti itu?”

Paman Liu menatap Lan Wangji dengan tatapan tajam. “Pada zaman dahulu, ada sekelompok penyihir yang percaya bahwa keseimbangan antara cahaya dan kegelapan harus dijaga. Mereka menciptakan artefak-artefak ini untuk mengunci kekuatan kegelapan, tetapi juga untuk memastikannya tidak pernah benar-benar hancur. Karena jika kegelapan lenyap, cahaya juga akan memudar. Itu adalah prinsip yang mereka pegang.”

Wei Wuxian menggaruk kepalanya sambil berpikir. “Jadi, maksudnya kita tidak bisa menghancurkan Kunci Kegelapan?”

Paman Liu mengangguk. “Tidak bisa. Menghancurkannya hanya akan menyebabkan kekacauan yang lebih besar. Tetapi yang lebih penting, Kunci Kegelapan ini kini menjadi target dari banyak makhluk, termasuk roh-roh gelap yang ingin menggunakan kekuatannya untuk membuka gerbang antara dunia kita dan dunia mereka.”

Lan Wangji menatap kotak itu dengan tatapan lebih tajam. “Jadi orang yang muncul di labirin… Apakah dia salah satu dari mereka?”

Paman Liu mengangguk perlahan. “Kemungkinan besar, ya. Ada banyak yang mencari artefak ini, dan mereka tidak akan berhenti sampai gerbang itu terbuka.”

Wei Wuxian bersandar di kursinya, matanya berpikir dalam-dalam. “Baiklah, jadi kita punya artefak yang sangat kuat dan ada orang-orang jahat yang ingin mengambilnya. Apa langkah kita selanjutnya?”

Paman Liu membuka gulungan naskah lainnya, menunjukkan peta kuno. “Ada satu tempat di mana kalian bisa menyembunyikan Kunci Kegelapan untuk sementara, tempat di mana energinya akan tertahan dan tidak bisa dideteksi.”

Lan Wangji memperhatikan peta itu dengan cermat. “Di mana itu?”

Paman Liu menunjuk sebuah lokasi di ujung peta, sebuah gunung yang dikelilingi oleh simbol-simbol kuno. “Gunung Tianji. Itu adalah tempat perlindungan terakhir yang diciptakan oleh para penyihir kuno. Hanya di sana Kunci Kegelapan bisa dijauhkan dari tangan-tangan yang ingin menggunakannya untuk tujuan gelap.”

Wei Wuxian mengangkat alis. “Gunung Tianji, ya? Kedengarannya seperti perjalanan yang menarik.”

Lan Wangji tetap tenang, meskipun tatapan matanya menunjukkan bahwa dia mengerti keseriusan situasi ini. “Kita tidak punya banyak pilihan.”

Paman Liu menatap mereka berdua, memberikan peringatan terakhir. “Kalian harus bergerak cepat. Musuh-musuh kalian mungkin sudah mengetahui di mana kalian berada. Gunung Tianji adalah tempat terakhir yang aman, tapi perjalanan ke sana tidak akan mudah.”

Wei Wuxian berdiri, mengangkat kotak itu lagi dengan sikap santai yang sudah menjadi ciri khasnya. “Baiklah, Paman Liu. Terima kasih atas bantuannya. Kami akan segera pergi ke sana.”

Lan Wangji mengikuti Wei Wuxian keluar dari rumah itu, tetapi sebelum mereka meninggalkan desa, Paman Liu memberikan peringatan terakhir. “Hati-hati, Wei Wuxian. Kegelapan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng, bahkan untuk seseorang seperti dirimu.”

Wei Wuxian menoleh, memberikan senyuman lebar. “Aku akan baik-baik saja. Lagipula, aku punya Lan Zhan di sisiku.”

Lan Wangji hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa, tetapi mereka berdua tahu bahwa perjalanan ke Gunung Tianji akan menjadi lebih berbahaya daripada yang bisa mereka bayangkan.

---

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang