Bab 32: Pencarian Jiwa yang Hilang

1 0 0
                                    


Setelah pertarungan yang penuh dengan energi gelap, angin mulai mereda. Namun, suasana yang tercipta tidak membawa ketenangan. Wei Wuxian berdiri dengan napas terengah-engah, matanya menyala dengan tekad, sementara Lan Wangji berdiri tegak di sampingnya, ekspresinya tenang namun penuh perhitungan. Chiang Su telah mundur, tetapi aura kegelapan yang ditinggalkannya masih terasa mengganggu. 

Luo Fei, yang sebelumnya bersembunyi di balik batu besar, kini muncul kembali, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. “Kalian... kalian selamat?” 

Wei Wuxian mengangguk, namun sorot matanya masih waspada. “Kami selamat, tapi Chiang Su belum selesai dengan kita. Dia akan kembali dengan lebih banyak kekuatan.” 

Lan Wangji menatap langit yang mulai mendung. “Kita tidak bisa membiarkan dia mendapatkan apa yang dia inginkan.” 

“Apa yang dia inginkan sebenarnya?” tanya Wei Wuxian, merasa kebingungan yang semakin dalam. "Apakah benar ada kekuatan besar dalam diriku?" 

Luo Fei menghela napas panjang, terlihat ragu sebelum akhirnya berbicara. “Roh Yin Purba adalah kekuatan yang sangat kuat. Dalam sejarah kuno, kekuatan itu hanya bisa dipindahkan dari satu tubuh ke tubuh lain dengan cara yang sangat sulit—dan sangat berbahaya. Jika seseorang menguasai Roh Yin Purba sepenuhnya, mereka dapat mengendalikan takdir banyak jiwa. Tapi yang lebih menakutkan lagi adalah dampaknya terhadap jiwa itu sendiri. Penggunanya bisa kehilangan diri mereka sendiri.” 

Wei Wuxian terdiam. “Jadi, kau mengatakan jika aku benar-benar membawa roh itu, aku bisa kehilangan diriku sendiri?” 

Luo Fei mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan keprihatinan yang dalam. “Itulah kenapa banyak orang yang dulu mencari Roh Yin Purba akhirnya menghancurkan diri mereka sendiri. Itu bukan hanya soal kekuatan. Itu adalah kutukan yang mengikat jiwa pemiliknya.” 

Lan Wangji melangkah maju, menggenggam tangan Wei Wuxian dengan erat, menandakan perlindungan dan janji yang tidak akan pernah ia langgar. “Apapun itu, aku akan menjagamu. Kau tidak akan kehilangan dirimu.” 

Wei Wuxian menatap tangan Lan Wangji, perasaan hangat mengalir di dalam dirinya, namun perasaan khawatirnya belum juga hilang. “Tapi bagaimana jika aku tidak bisa mengendalikan itu? Jika suatu hari aku berubah menjadi seseorang yang tidak bisa aku kenali lagi?” 

“Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisimu,” jawab Lan Wangji tegas. “Bersama, kita bisa menghadapinya.” 

Kata-kata itu mengalir seperti pelukan yang menenangkan hati Wei Wuxian, namun di dalam dirinya masih ada perasaan takut yang mendalam. 

Luo Fei mengalihkan perhatian mereka. “Kalian harus segera mencari tahu lebih banyak tentang Roh Yin Purba. Hanya dengan begitu kalian bisa mengetahui bagaimana cara mencegahnya.” 

Wei Wuxian mengangguk. “Kita akan pergi ke tempat yang lebih aman untuk sementara. Tapi kita harus mencari informasi lebih lanjut tentang Chiang Su dan apa yang dia rencanakan.” 

Tanpa banyak bicara lagi, mereka bertiga melanjutkan perjalanan, meskipun jalan yang mereka lalui penuh dengan ketidakpastian. Desa yang tadinya mereka anggap sebagai tempat berlindung kini terasa seperti jebakan yang akan segera menutup, dan mereka harus segera keluar dari sana. 

Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Keberadaan Chiang Su semakin terasa, dan mereka mendapati dirinya dikepung oleh bayangan-bayangan yang selalu mengintai dari kejauhan. Hari demi hari, Wei Wuxian merasakan adanya perubahan dalam dirinya—sebuah tarikan yang mengarah pada sesuatu yang jauh lebih gelap. Sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya. 

Pada malam yang kesekian, setelah beristirahat di sebuah gua, Wei Wuxian terbangun oleh suara yang terdengar seperti bisikan. 

“Jangan abaikan kami. Kami selalu ada, Wei Wuxian.” 

Dia menoleh, namun hanya melihat kegelapan di sekitar gua. Lan Wangji, yang tidur di dekatnya, masih terbaring dengan tenang, tidak mendengar apa yang dia dengar. Wei Wuxian mengusap wajahnya, merasa kebingungannya semakin dalam. 

“Apa itu? Apakah suara itu dari Roh Yin Purba?” Wei Wuxian bergumam pelan, hanya untuk dirinya sendiri. 

Tanpa sadar, dia mulai merasakan sebuah koneksi yang tak terjelaskan, seolah ada sesuatu yang menariknya lebih dalam. Sebuah kekuatan yang menguasai tubuh dan pikirannya—dan suara itu, yang seakan meminta dia untuk menyerah dan membuka pintu bagi kekuatan itu. 

Namun, Wei Wuxian tahu bahwa dia tidak bisa begitu saja menyerah. Dia memutar kepala, menatap Lan Wangji yang sedang tidur di sampingnya. 

Lan Wangji... kehadirannya adalah satu-satunya hal yang bisa mengingatkannya akan siapa dirinya. 

Namun, di balik perasaan itu, ada kekhawatiran yang lebih dalam. Jika roh itu benar-benar ada dalam dirinya, apakah Lan Wangji bisa menyelamatkannya dari kehancuran yang mungkin datang? 

Kegelisahan itu semakin membekapnya. Dan malam itu, Wei Wuxian merasa lebih dekat dengan kegelapan daripada sebelumnya. 

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang