Setelah pertempuran yang melelahkan, Wei Wuxian dan Lan Wangji memutuskan untuk beristirahat di sebuah gua yang tersembunyi di dalam hutan. Gua tersebut cukup luas dan hangat, memberikan mereka perlindungan dari angin malam yang dingin. Cahaya dari api unggun yang kecil memancar lembut, menerangi wajah keduanya yang tampak tenang namun tetap waspada.
Wei Wuxian bersandar di dinding gua, seruling Chenqing diletakkan di pangkuannya. Ia menatap api yang berkedip-kedip, pikirannya mulai melayang pada semua peristiwa yang telah mereka lalui bersama. "Lan Zhan," katanya pelan, memecah keheningan. "Apa kau pernah merasa lelah dengan semua ini? Perang yang tak berujung, roh jahat, kegelapan yang selalu mengejar kita?"
Lan Wangji, yang duduk tegak di seberangnya, menatap Wei Wuxian dengan mata tajam namun penuh kelembutan. "Jika kau ada di sini, aku tidak pernah merasa lelah."
Kata-kata itu membuat Wei Wuxian terdiam sejenak. Hatinya berdebar pelan mendengar ketulusan dalam suara Lan Wangji. Senyum kecil terbentuk di sudut bibirnya. "Kau tahu, Lan Zhan, kau selalu tahu apa yang harus dikatakan untuk membuatku merasa lebih baik."
Mereka berdua kembali terdiam, tetapi keheningan itu terasa nyaman. Wei Wuxian menghela napas panjang, menatap api dengan tatapan kosong. "Dulu, aku berpikir hidup ini hanya permainan. Tapi setelah semua yang terjadi, rasanya semuanya semakin berat. Banyak yang berubah, banyak yang hilang… tapi kau, kau tetap di sini."
Lan Wangji menundukkan kepalanya sedikit, seolah mengakui betapa pentingnya ikatan di antara mereka. "Kau juga tetap di sini, Wei Ying."
Tiba-tiba, suara angin berdesir di luar gua membawa suara gemerisik aneh. Wei Wuxian menegakkan tubuhnya, waspada. "Ada sesuatu di luar."
Lan Wangji dengan tenang mengangkat pedangnya, bersiap menghadapi kemungkinan serangan. Namun, sebelum mereka bisa bertindak lebih jauh, bayangan besar muncul di pintu masuk gua, menyeret sesuatu yang tampak seperti tubuh.
Wei Wuxian dan Lan Wangji segera berdiri, siap menghadapi ancaman baru. Namun, bayangan itu ternyata hanyalah seorang pria tua, membawa tubuh seorang pemuda yang terluka parah. Pria tua itu terengah-engah, suaranya terputus-putus. "Tolong… tolong bantu kami…"
Wei Wuxian segera menghampiri mereka, membantu pria tua itu menurunkan tubuh pemuda tersebut. Lan Wangji ikut berlutut, memeriksa denyut nadi pemuda yang tak sadarkan diri itu.
"Terluka parah," kata Lan Wangji singkat. "Tapi masih ada harapan."
Wei Wuxian segera mengambil obat-obatan dari tasnya, sambil bertanya kepada pria tua itu. "Apa yang terjadi? Siapa yang menyerang kalian?"
Pria tua itu menggelengkan kepalanya, napasnya masih berat. "Kami… kami diserang oleh makhluk bayangan di hutan ini. Mereka mengambil sebagian besar dari kami… hanya kami berdua yang berhasil kabur… tapi dia terluka parah…"
Wei Wuxian bertukar pandang dengan Lan Wangji. "Bayangan yang sama seperti yang kita lawan sebelumnya," gumamnya. "Sepertinya ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini."
Lan Wangji mengangguk setuju. "Kita harus menyelidiki lebih dalam."
Setelah memberikan perawatan darurat kepada pemuda yang terluka, Wei Wuxian dan Lan Wangji memutuskan untuk membiarkan pria tua itu dan pemuda yang sudah stabil beristirahat di gua. Wei Wuxian berdiri, menggenggam serulingnya erat. "Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini, Lan Zhan."
Lan Wangji, dengan sikap tenang namun penuh tekad, berjalan mendekat. "Kita tidak boleh membiarkan kegelapan ini menyebar lebih jauh."
Mereka berdua bersiap meninggalkan gua, ketika Wei Wuxian tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan itu seolah membawa bayangan masa lalu yang berat. Tanpa berpaling, dia berbisik pelan, "Kegelapan ini… rasanya familiar, seperti yang pernah aku hadapi dulu."
Lan Wangji menoleh padanya, ekspresinya serius. "Kau memikirkan sesuatu?"
Wei Wuxian menatap ke dalam hutan yang gelap, pikirannya dipenuhi dengan kenangan kelam masa lalu. "Mungkin. Tapi aku tidak yakin apakah ini benar-benar hal yang sama. Kita akan tahu begitu kita menemukan sumbernya."
Dengan tekad yang kuat, mereka berdua melangkah ke dalam kegelapan, meninggalkan api unggun yang masih menyala di dalam gua, siap menghadapi apa pun yang menanti di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...