Setelah meninggalkan aula bawah tanah yang penuh dengan bayangan, Wei Wuxian dan Lan Wangji kembali ke permukaan, menemukan bahwa kota yang sebelumnya diselimuti kegelapan kini mulai tampak lebih cerah. Matahari perlahan naik di ufuk timur, mengusir kabut pekat yang menggantung di atas kota. Penduduk yang sempat hilang kini mulai kembali ke jalanan, meskipun wajah mereka masih dipenuhi kekhawatiran dan kelelahan.
Wei Wuxian merentangkan tangannya, menghirup udara segar dengan napas panjang. "Ah, akhirnya sedikit ketenangan," gumamnya sambil menatap ke arah Lan Wangji yang sedang berdiri diam, mengamati kota dengan serius. "Tapi aku yakin ini bukan akhir, kan, Lan Zhan?"
Lan Wangji tetap terdiam, tapi matanya yang tajam menatap ke arah pegunungan yang jauh. Wei Wuxian, yang sudah terbiasa dengan keheningan Lan Wangji, tersenyum dan melanjutkan, "Kau selalu punya firasat yang kuat. Apa kau merasakan sesuatu?"
Lan Wangji menoleh pelan. "Kegelapan yang kita hadapi di sini hanyalah bagian kecil dari kekuatan yang lebih besar. Ini baru awal."
Wei Wuxian tertawa kecil. "Kau benar-benar tidak pernah memberikan jeda, ya? Tapi kurasa itulah yang membuat kita terus berjalan."
Sebelum Wei Wuxian bisa melanjutkan, seorang lelaki tua dari desa itu mendekat, membungkuk dengan rasa syukur. "Tuan Wei, Tuan Lan, kami sangat berterima kasih atas pertolongan kalian. Tanpa kalian, kami mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini."
Wei Wuxian segera mengibaskan tangannya, tersenyum lebar. "Ah, tidak perlu berterima kasih berlebihan. Kami hanya melakukan apa yang harus dilakukan."
Namun, lelaki tua itu tetap bersikeras. "Tidak, kalian adalah pahlawan. Apa pun yang bisa kami lakukan untuk membalas budi, kami akan lakukan."
Lan Wangji melangkah maju, tatapannya tetap tenang. "Yang paling penting adalah kalian tetap waspada. Kegelapan mungkin masih ada di tempat lain. Jangan biarkan kota ini lengah."
Setelah percakapan itu, mereka berdua melanjutkan perjalanan keluar dari kota. Sepanjang perjalanan, Wei Wuxian tidak bisa menahan diri untuk menggoda Lan Wangji, seperti biasa. "Kau tahu, Lan Zhan, kalau kau tersenyum lebih sering, mungkin orang akan lebih mudah mendekatimu."
Lan Wangji, dengan wajah tanpa ekspresi, hanya menoleh sejenak sebelum melanjutkan langkahnya. Wei Wuxian tertawa keras. "Ya ampun, kau benar-benar tak tergoyahkan."
Namun, di balik candaan itu, Wei Wuxian merasa sesuatu yang berbeda dalam dinamika mereka. Momen-momen kecil yang terjadi di antara mereka—tatapan singkat, keheningan yang nyaman, bahkan perhatian Lan Wangji yang diam-diam—membuat hatinya berdebar aneh.
Hari sudah menjelang sore saat mereka tiba di hutan lebat yang mengelilingi pegunungan. Suasana terasa lebih tenang, namun Wei Wuxian tidak bisa mengabaikan firasat aneh yang mulai muncul di dadanya. "Kau merasakan sesuatu yang aneh, Lan Zhan?" tanyanya, menghentikan langkahnya sejenak.
Lan Wangji, yang sudah lebih dulu merasakan perubahan atmosfer di sekitar mereka, mengangguk pelan. "Ada energi yang tidak biasa di sini."
Tiba-tiba, suara langkah-langkah cepat terdengar dari arah belakang mereka. Wei Wuxian dan Lan Wangji segera bersiap, namun yang muncul adalah seorang anak kecil dengan wajah panik. "Tolong! Tolong aku!"
Wei Wuxian dengan cepat menghampiri anak itu. "Hei, apa yang terjadi? Tenanglah, kami di sini."
Anak itu terisak sambil menunjuk ke arah dalam hutan. "Mereka... Mereka menangkap keluargaku! Tolong selamatkan mereka!"
Wei Wuxian menoleh ke arah Lan Wangji, yang sudah mempersiapkan pedangnya. "Kau dengar itu? Sepertinya kita punya misi baru."
Lan Wangji mengangguk, tanpa berkata-kata, namun tatapannya penuh determinasi. Wei Wuxian, yang sudah terbiasa dengan sifat tegas Lan Wangji, merasa lega karena mereka selalu bisa mengandalkan satu sama lain, tanpa perlu banyak bicara.
Mereka pun bergegas memasuki hutan, mengikuti petunjuk anak itu. Di dalam hutan, suasana semakin mencekam. Pohon-pohon tua berdiri tinggi, cabang-cabangnya seperti tangan yang menjulur, menciptakan bayangan aneh di bawah sinar matahari yang mulai meredup. Aura kegelapan yang sebelumnya mereka rasakan kini semakin jelas, seolah-olah ada sesuatu yang menunggu mereka di kedalaman hutan ini.
Wei Wuxian memainkan serulingnya untuk mencari tahu keberadaan roh-roh jahat di sekitar, sementara Lan Wangji tetap berjaga-jaga dengan Bichen di tangannya. Saat mereka semakin dalam, tiba-tiba suara gemerisik datang dari semua arah.
Wei Wuxian mengangkat tangannya, memberi tanda pada Lan Wangji. "Kita tidak sendirian di sini."
Tiba-tiba, sosok-sosok berbayang muncul dari balik pepohonan, menyerang mereka dengan kecepatan yang tak terduga. Wei Wuxian segera memainkan serulingnya, memanggil roh untuk melindungi mereka, sementara Lan Wangji menebas bayangan-bayangan itu dengan gerakan cepat dan tepat.
"Lan Zhan! Hati-hati di kananmu!" Wei Wuxian berteriak, memperingatkan Lan Wangji akan serangan dari arah samping. Lan Wangji dengan gesit menghindari serangan itu, lalu membalas dengan tebasan pedang yang bersinar terang.
Meskipun serangan dari bayangan-bayangan itu ganas, Wei Wuxian dan Lan Wangji berhasil bertahan, bekerja sama dengan harmoni yang sempurna. Setelah beberapa waktu, bayangan-bayangan itu mulai memudar, dan suasana di sekitar mereka menjadi lebih tenang.
Wei Wuxian menghela napas panjang, lalu menoleh ke arah Lan Wangji dengan senyum lelah. "Sepertinya kita selalu berakhir dalam pertempuran seperti ini, ya?"
Lan Wangji menatapnya sejenak, lalu menjawab dengan suara lembut, "Selama kita bersama, kita akan selalu menang."
Wei Wuxian tersenyum lebih lebar, hatinya terasa hangat mendengar kata-kata Lan Wangji. Meskipun Lan Zhan jarang berbicara banyak, setiap kata-katanya selalu sarat dengan makna yang dalam.
Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan percakapan, suara tangisan anak kecil kembali terdengar. Mereka segera berlari ke arah suara itu, mengetahui bahwa misi mereka belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...