Suara seruling Wei Wuxian menggema di udara saat bayangan-bayangan hitam itu semakin mendekat. Mereka bergerak seperti gelombang kegelapan yang tanpa akhir, tetapi Wei Wuxian tetap tenang. Sementara itu, Lan Wangji berada di sisinya, setiap tebasan Bichen menghapuskan makhluk-makhluk kegelapan yang menyerang mereka.Di tengah pertarungan, Wei Wuxian melirik ke arah Lan Wangji, dan sejenak tatapan mereka bertemu. Ada sesuatu yang tak terucap dalam pandangan itu—sebuah kepercayaan yang mendalam, dan mungkin sesuatu yang lebih.
Lan Wangji, yang biasanya sangat fokus, sesaat terguncang oleh tatapan Wei Wuxian. Tangannya yang memegang Bichen sedikit gemetar, namun hanya sesaat sebelum ia kembali menegakkan diri. "Wei Ying, jangan ceroboh," ucapnya dengan suara rendah, meski ada kehangatan di balik tegurannya.
Wei Wuxian hanya tersenyum tipis. "Tenang, Lan Zhan. Aku tahu apa yang kulakukan."
Namun, serangan bayangan tak kunjung henti, dan pria bertopeng itu tampak semakin puas dengan apa yang terjadi. "Kalian akan kehabisan tenaga sebelum bisa mendekatiku. Ini adalah akhir dari perlawanan kalian."
Wei Wuxian memutar serulingnya sekali lagi, memainkan nada yang semakin kuat. "Kita harus membuat rencana baru, Lan Zhan," katanya dengan suara rendah, napasnya mulai terdengar berat. "Bayangan ini tidak akan berhenti jika kita terus begini."
Lan Wangji mengangguk. "Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Kau fokus pada pria bertopeng itu."
Wei Wuxian menatap Lan Wangji dalam-dalam sebelum menjawab, "Hati-hati, Lan Zhan. Aku tidak ingin kau terluka."
Ada sedikit jeda sebelum Lan Wangji menjawab, "Aku juga tidak ingin melihatmu terluka, Wei Ying."
Kata-kata itu membuat Wei Wuxian terdiam sejenak, perasaannya bergetar. Meski di tengah pertarungan sengit, ia bisa merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar kekhawatiran di dalam kata-kata Lan Wangji. Sebuah perasaan yang lebih dalam.
Lan Wangji bergerak maju, mengarahkan Bichen ke arah bayangan-bayangan yang menyerang dengan kekuatan penuh. Wei Wuxian, di sisi lain, memusatkan seluruh energinya pada pria bertopeng itu. Dengan satu gerakan cepat, Wei Wuxian berlari melintasi medan pertempuran, serulingnya kini berkilau dengan cahaya spiritual yang semakin kuat.
Pria bertopeng itu menyadari gerakan Wei Wuxian, namun sebelum dia bisa bertindak, Lan Wangji dengan kecepatan kilat muncul di hadapannya, menghalangi serangannya. "Kau harus melewati aku dulu," kata Lan Wangji dengan nada tegas.
Wei Wuxian, yang berada di belakang Lan Wangji, mengarahkan serulingnya ke arah lingkaran ritual yang digunakan pria bertopeng itu untuk memanggil bayangan-bayangan. Dengan nada tinggi dan cepat, Wei Wuxian memainkan melodi yang mengguncang, mengirimkan gelombang energi spiritual yang kuat ke arah lingkaran.
Bayangan-bayangan itu tiba-tiba terhenti, seolah terperangkap oleh kekuatan melodi Wei Wuxian. Pria bertopeng itu tampak terkejut, namun sebelum dia bisa bereaksi, Lan Wangji mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan, menghantam topeng pria itu hingga retak.
"Sekarang," Wei Wuxian berteriak, mempercepat permainannya, mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghancurkan lingkaran ritual tersebut. Cahaya yang sangat kuat meledak dari lingkaran itu, membuat bayangan-bayangan yang tersisa lenyap dalam sekejap.
Pria bertopeng itu tersentak mundur, wajahnya yang kini terlihat separuh tertutup oleh retakan topeng. "Tidak... ini tidak mungkin..."
Wei Wuxian dan Lan Wangji mendekatinya dengan langkah perlahan, kedua pria itu kini berdiri berdampingan. "Kami sudah menghentikanmu," ucap Wei Wuxian dengan suara tenang namun penuh keyakinan. "Kegelapan ini tidak akan menang."
Pria itu terdiam sejenak sebelum tertawa pelan. "Kalian mungkin menang kali ini... tapi ini hanya awal. Akan ada kegelapan yang lebih besar... yang tidak bisa kalian hadapi."
Lan Wangji mengangkat Bichen, bersiap untuk mengakhiri pertarungan ini. Namun, sebelum dia bisa bergerak, pria itu lenyap dalam kabut hitam, meninggalkan hanya sisa-sisa lingkaran ritual yang hancur.
Wei Wuxian menurunkan serulingnya, lalu menatap Lan Wangji. "Sepertinya ini belum berakhir, ya?"
Lan Wangji mengangguk, tapi kali ini ada sedikit kelegaan di wajahnya. "Namun, untuk saat ini, kita berhasil."
Wei Wuxian tersenyum tipis, lalu tanpa sadar tangannya menyentuh lengan Lan Wangji. "Kau selalu bisa diandalkan, Lan Zhan. Terima kasih."
Lan Wangji diam sejenak, menatap tangan Wei Wuxian yang berada di lengannya. Matanya yang biasanya dingin, kini tampak sedikit melunak. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Wei Ying."
Mereka berdiri di sana, di antara puing-puing desa yang terbakar, dengan cahaya senja yang mulai meredup di langit. Meskipun ancaman masih menggantung, momen keheningan itu memberi mereka jeda, seolah-olah hanya ada mereka berdua di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...