Pagi di desa Nandian diselimuti kabut tipis ketika Wei Wuxian dan Lan Wangji bersiap untuk memulai pencarian mereka. Kegelapan yang sebelumnya mereka hadapi di Gunung Tianji hanyalah awal, dan sekarang mereka harus mencari dua artefak lainnya yang disebut **Relik Tertinggi**. Waktu tidak ada di pihak mereka, terutama dengan musuh yang terus memburu mereka.
Saat mereka meninggalkan desa, Wei Wuxian tak bisa menahan diri untuk menggoda Lan Wangji seperti biasanya. "Lan Zhan, apa kau tidak merasa sedikit gugup? Kita akan menghadapi artefak kuno lainnya. Siapa tahu makhluk seperti apa yang akan muncul kali ini."
Lan Wangji, seperti biasa, tetap tenang. "Aku tidak mudah goyah."
Wei Wuxian tersenyum. "Ah, Lan Zhan yang tak terkalahkan. Aku tidak tahu bagaimana hidupku akan tanpa ketenanganmu."
Perjalanan mereka membawa mereka ke **Lembah Jinghe**, tempat yang konon menyimpan salah satu dari Relik Tertinggi. Menurut legenda, lembah ini dahulu dihuni oleh klan kuno yang menjaga salah satu artefak tersebut. Namun, klan itu telah lama menghilang, dan jejak artefak tersebut juga lenyap bersama mereka.
Ketika mereka tiba di pintu masuk lembah, aura yang tidak biasa langsung terasa. Udara di sekitarnya terasa berat, seolah ada energi kuat yang mengalir di antara pepohonan yang rimbun. Lembah Jinghe adalah tempat yang tenang, namun ada sesuatu yang aneh di balik ketenangan itu.
“Ini pasti tempatnya,” Wei Wuxian bergumam. “Energinya terasa... berbeda. Tapi aku tidak bisa memastikan dari mana sumbernya.”
Lan Wangji mengamati sekeliling dengan seksama. “Kita harus berhati-hati. Tempat ini mungkin penuh dengan jebakan, atau lebih buruk lagi, makhluk yang menjaga artefak tersebut.”
Mereka mulai menyusuri lembah dengan hati-hati. Setiap langkah diiringi oleh suara gemerisik dari daun yang jatuh atau angin yang meniup ranting-ranting. Wei Wuxian merasa waspada, meskipun dia tidak memperlihatkannya. Ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri, seolah-olah lembah ini tidak ingin mereka berada di sini.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah gua besar yang tersembunyi di balik air terjun kecil. Gua itu tampak biasa, namun aura kuat yang mereka rasakan semakin jelas di sini. Wei Wuxian mendekat dengan rasa penasaran yang besar.
“Ini pasti di dalam sini,” Wei Wuxian berkata, memandang ke arah Lan Wangji.
Lan Wangji mengangguk dan melangkah lebih dulu, memastikan tidak ada bahaya yang mengintai di pintu masuk. Mereka berjalan memasuki gua, diterangi oleh cahaya redup dari dinding yang tampaknya dipenuhi dengan batu permata yang memancarkan cahaya lembut.
Di dalam gua, mereka menemukan altar kuno yang tampaknya sudah lama tidak tersentuh. Di atas altar itu terdapat sebuah benda—sebuah medali emas besar yang terukir dengan simbol kuno. Tanpa ragu, Wei Wuxian tahu bahwa itu adalah salah satu Relik Tertinggi.
“Kita menemukannya,” kata Wei Wuxian dengan takjub.
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, gua mulai bergetar, dan tiba-tiba bayangan hitam muncul dari balik altar. Bayangan itu mulai membentuk sosok raksasa, berwujud seperti penjaga kuno dengan mata merah menyala dan armor hitam yang memancarkan kegelapan.
“Ini pasti penjaga artefak,” Wei Wuxian bersiap-siap, meraih talisman dari jubahnya. “Kau siap, Lan Zhan?”
Lan Wangji menghunus pedangnya tanpa ragu. “Selalu.”
Pertarungan dengan penjaga artefak itu dimulai. Sosok hitam raksasa itu menyerang dengan kekuatan besar, melemparkan gelombang energi gelap yang mengguncang gua. Wei Wuxian dan Lan Wangji bergerak cepat, menghindari serangan sambil mencari celah untuk melawan.
Wei Wuxian dengan cepat menggambar pola di udara menggunakan talisman-nya, memanggil kekuatan roh untuk melindungi mereka. “Kita harus menghancurkan inti energinya, kalau tidak makhluk ini tidak akan berhenti.”
Lan Wangji menyerang dengan presisi, memfokuskan setiap tebasan ke titik lemah yang dia amati. Pedangnya berkilau terang, membelah udara dengan kecepatan luar biasa. Tapi makhluk itu tampak tak tergoyahkan, setiap serangan hanya memberikan sedikit kerusakan.
“Makhluk ini terlalu kuat,” kata Wei Wuxian, matanya menyipit memikirkan cara lain. “Kita butuh rencana lain.”
Lan Wangji terus menyerang tanpa mundur, namun dia tahu Wei Wuxian benar. Makhluk ini tidak bisa dikalahkan hanya dengan kekuatan fisik. “Ada sesuatu yang aneh dengan medali itu. Mungkin itu kuncinya.”
Wei Wuxian segera menyadari maksud Lan Wangji. “Tentu! Medali itu adalah sumber energinya. Kalau kita bisa mengambilnya...”
Namun, mendekati medali tidaklah mudah. Makhluk itu melindunginya dengan seluruh kekuatannya, melemparkan serangan yang semakin gencar setiap kali mereka mencoba mendekat. Wei Wuxian mulai memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian makhluk tersebut.
“Tahan dia selama mungkin!” Wei Wuxian berteriak kepada Lan Wangji.
Dengan sigap, Lan Wangji mengalihkan perhatian makhluk itu, menggunakan seluruh kemampuannya untuk bertahan. Wei Wuxian mulai menggambar segel di tanah, memfokuskan seluruh kekuatan spiritualnya. Cahaya biru terang mulai menyelimuti sekelilingnya, membentuk lingkaran energi yang semakin membesar.
“Segera, Lan Zhan!” Wei Wuxian berteriak, tangannya bergetar saat dia menyelesaikan segel tersebut.
Dalam satu gerakan cepat, Lan Wangji melompat ke udara, menghindari serangan makhluk itu, lalu menyerang langsung ke arah medali. Pedangnya menembus medan energi yang mengelilingi medali, dan dengan satu tebasan kuat, dia berhasil melepaskannya dari altar.
Makhluk hitam itu mengeluarkan raungan mengerikan, tubuhnya mulai hancur menjadi bayangan gelap yang menghilang ke udara. Dengan hilangnya penjaga, gua pun menjadi tenang kembali.
Wei Wuxian tersenyum puas, meskipun dia merasa lelah. “Kita berhasil lagi, Lan Zhan.”
Lan Wangji berjalan mendekati medali yang kini tergeletak di tanah. Dia mengamatinya sejenak sebelum memungutnya. “Ini baru awal. Masih ada satu Relik lagi yang harus kita temukan.”
Wei Wuxian berdiri dan menepuk bahu Lan Wangji. “Ya, tapi setidaknya untuk sekarang kita sudah selangkah lebih dekat.”
Mereka berdua keluar dari gua, medali emas berkilau di tangan Lan Wangji. Meskipun perjalanan mereka masih panjang, dengan setiap langkah mereka, mereka semakin siap menghadapi apapun yang datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...