Bab12:Perjalanan Menuju Pegunungan Utara

12 2 0
                                    

Keesokan harinya, Wei Wuxian dan Lan Wangji bersiap-siap untuk memulai perjalanan menuju Pegunungan Utara. Angin dingin yang bertiup dari arah pegunungan memberi isyarat bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Jalan setapak menuju kuil tersembunyi dipenuhi dengan ancaman yang lebih besar daripada sekadar cuaca buruk.

Mereka meninggalkan Kota Kaca pada pagi hari, menembus padang rumput dan hutan lebat yang membentang luas. Di sepanjang perjalanan, Wei Wuxian terlihat sangat bersemangat, bahkan terkadang berjalan lebih cepat dari Lan Wangji.

"Lan Zhan, coba lihat! Tempat ini begitu indah!" seru Wei Wuxian, matanya berbinar melihat pemandangan pegunungan yang mulai tampak di kejauhan.

Lan Wangji, meskipun tidak menunjukkan emosi yang sama, melirik Wei Wuxian dengan tenang. "Kita harus tetap waspada. Kekuatan kegelapan bisa ada di mana saja."

Wei Wuxian mengangkat bahu, tersenyum penuh percaya diri. "Aku tahu, aku tahu. Tapi tidak ada salahnya menikmati perjalanan, bukan?"

Meskipun suasana hati Wei Wuxian tetap ceria, di dalam hatinya, ia juga merasakan tekanan dari misi mereka. Relik terakhir yang mereka cari tidak hanya memiliki kekuatan yang sangat besar, tetapi juga membawa risiko yang lebih berbahaya. Musuh mereka mungkin sedang mengincar mereka, menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

Setelah beberapa hari perjalanan yang melelahkan, mereka tiba di kaki Pegunungan Utara. Pemandangan yang mereka lihat begitu menakjubkan dan sekaligus menakutkan. Puncak-puncak gunung yang tertutup salju menjulang tinggi di atas mereka, seolah-olah menjaga rahasia kuno yang tersembunyi di dalamnya.

"Menurut peta, kuil itu berada di puncak tertinggi," kata Lan Wangji, memeriksa kembali peta yang diberikan oleh pria tua di Kota Kaca.

Wei Wuxian mendesah, memandang puncak gunung yang tampaknya tak terjangkau. "Tentu saja di puncak tertinggi. Karena apa lagi yang bisa membuat perjalanan ini semakin mudah?"

Mereka mulai mendaki gunung, menapaki jalan yang penuh bebatuan dan curam. Angin semakin kencang, dan suhu menurun drastis. Meskipun begitu, semangat Wei Wuxian tidak surut. Dia terus bercanda dan berbicara dengan Lan Wangji, meskipun jelas bahwa Lan Wangji lebih memilih ketenangan.

Saat mereka mencapai ketinggian yang lebih tinggi, Wei Wuxian tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Energi spiritual di sekeliling mereka terasa kacau, seolah-olah ada sesuatu yang mencoba mengganggu keseimbangan alam di tempat itu.

"Lan Zhan, kau merasakannya?" tanya Wei Wuxian, berhenti sejenak dan menajamkan indranya.

Lan Wangji mengangguk pelan. "Kegelapan. Itu semakin kuat."

Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih berhati-hati. Meskipun angin dingin semakin menyiksa, mereka tahu bahwa mereka semakin dekat dengan tujuan mereka. Namun, dengan setiap langkah yang mereka ambil, tekanan energi gelap itu semakin kuat.

Setelah beberapa jam mendaki, mereka tiba di sebuah dataran kecil yang terbuka. Di depan mereka, berdiri reruntuhan kuil kuno yang hampir tersembunyi di antara tebing-tebing. Batu-batu besar yang membentuk bangunan itu tampak sudah usang, tapi aura misterius masih terasa di sekitarnya.

"Ini dia," kata Wei Wuxian, suaranya rendah dan penuh kekaguman. "Kuil yang kita cari."

Lan Wangji tetap waspada, matanya menyapu area sekitar. "Hati-hati, Wei Ying. Tempat ini penuh dengan jebakan. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang salah."

Mereka perlahan mendekati reruntuhan kuil. Saat mereka memasuki area utama, Wei Wuxian merasakan getaran aneh dari dalam dirinya, seolah-olah medali yang dia bawa bereaksi terhadap sesuatu di dalam kuil. Kekuatan Relik terakhir sepertinya dekat.

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara tawa dingin menggema di udara. Dari bayang-bayang reruntuhan, sosok pria berjubah hitam muncul dengan senyum sinis di wajahnya.

"Kalian benar-benar tak tahu kapan harus menyerah," kata pria itu, suaranya penuh ejekan. "Mengira bisa merebut Relik terakhir dariku?"

Wei Wuxian langsung menegang, tatapannya berubah tajam. "Kau lagi. Tidak puas setelah dihajar terakhir kali?"

Pria itu tertawa keras. "Hanya soal waktu sebelum aku menguasai Relik ini. Kalian pikir bisa menghentikanku? Kalian terlalu naif."

Lan Wangji dengan tenang meraih pedangnya, siap menghadapi musuh. "Relik ini bukan untukmu."

Pria berjubah hitam itu mengangkat tangannya, dan seketika bayangan-bayangan gelap mulai bergerak dari sudut-sudut reruntuhan. Makhluk-makhluk bayangan yang lebih kuat daripada sebelumnya muncul, mengepung Wei Wuxian dan Lan Wangji.

"Lan Zhan, sepertinya kita akan menghadapi pertarungan besar lagi," kata Wei Wuxian, suaranya sedikit bersemangat, meskipun situasinya terlihat suram.

Lan Wangji hanya mengangguk. "Kita tidak boleh kalah."

Dengan satu serangan cepat, Lan Wangji mulai menyerang makhluk-makhluk bayangan, pedangnya memancarkan cahaya putih yang memotong kegelapan. Wei Wuxian, di sisi lain, menggunakan sihirnya untuk menciptakan gelombang serangan spiritual yang menghantam musuh-musuh mereka.

Namun, pria berjubah hitam itu tampak tidak terpengaruh. Dia hanya berdiri di sana, menonton dengan senyum sinis. "Kalian bisa berjuang sekuat tenaga, tapi pada akhirnya, kegelapan akan menang."

Wei Wuxian tidak menghiraukan kata-kata pria itu. Dia tahu bahwa mereka harus menghentikan pria itu sebelum dia mendapatkan Relik terakhir.

"Kita harus menemukan Relik itu sebelum dia!" seru Wei Wuxian kepada Lan Wangji.

Mereka terus berjuang, mengalahkan satu per satu makhluk bayangan yang menyerang mereka. Meskipun serangan mereka kuat, jumlah makhluk bayangan terus bertambah, seolah-olah kegelapan di sekitar kuil semakin memperkuat mereka.

Di tengah pertempuran, Wei Wuxian merasakan getaran yang semakin kuat dari medali di tangannya. "Lan Zhan, aku bisa merasakannya! Relik itu dekat!"

Lan Wangji mengangguk, sambil terus mengayunkan pedangnya dengan cekatan. "Kita harus menemukannya, cepat."

Saat mereka berjuang melalui gelombang serangan, tiba-tiba lantai di bawah mereka retak dan runtuh, membuat mereka jatuh ke dalam sebuah ruang bawah tanah yang gelap. Wei Wuxian dan Lan Wangji terjatuh ke dalam kegelapan, dan ketika mereka bangkit kembali, mereka menemukan diri mereka berada di dalam ruangan besar yang dipenuhi simbol-simbol kuno yang bersinar samar.

Di tengah ruangan, di atas altar batu yang besar, Relik terakhir menunggu mereka-sebuah kristal bercahaya yang memancarkan aura kekuatan yang tak terlukiskan.

Wei Wuxian menatap kristal itu dengan mata yang penuh kekaguman. "Kita menemukannya, Lan Zhan... Relik terakhir."

Namun, di belakang mereka, pria berjubah hitam juga telah tiba, tatapannya penuh kemenangan. "Tapi kalian terlambat. Sekarang, kekuatan Relik ini akan menjadi milikku."

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang