Langkah-langkah mereka mengarah ke kastil yang tampak terabaikan, dengan reruntuhan di sekelilingnya yang menunjukkan bahwa tempat itu sudah lama dilupakan oleh dunia luar. Dinding-dindingnya yang gelap dan usang seakan memancarkan aura misterius yang sulit dijelaskan. Tanah di sekitar kastil dipenuhi oleh tanaman merambat yang tampaknya telah tumbuh bebas selama berabad-abad.
Wei Wuxian merasa ketegangan di udara semakin berat, setiap langkah membawa mereka semakin dekat kepada sesuatu yang tak dapat dijelaskan. "Tempat ini... terasa seperti mimpi buruk," kata Wei Wuxian, suaranya berbisik, seolah takut menggangu ketenangan yang menyelimuti kastil itu.
Lan Wangji tetap tenang di sampingnya, meskipun ada kecurigaan yang mengalir dalam tatapannya. "Ini bukan tempat biasa," katanya dengan nada rendah, tangannya terulur, mencari petunjuk atau aura yang mungkin bisa menuntun mereka. "Tempat ini dipenuhi dengan energi gelap, dan bisa jadi, tempat ini menyimpan rahasia yang lebih besar."
Dengan hati-hati, mereka memasuki gerbang kastil yang terbuka lebar, seolah menyambut mereka. Di dalamnya, lorong-lorong gelap menjalar ke segala arah, dan keheningan yang mencekam semakin menggantung di sekitar mereka. Setiap langkah mereka menggema dalam ruangan yang luas, namun tak ada suara selain detak langkah kaki mereka sendiri.
Wei Wuxian merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. "Apakah kita benar-benar harus masuk lebih dalam?" tanyanya, tidak yakin dengan keputusan mereka.
Lan Wangji menatapnya, dan untuk sesaat, ada ketegangan dalam tatapan mereka. "Kita harus. Ini satu-satunya cara untuk menemukan jawaban yang kita cari."
Mereka melanjutkan perjalanan, menelusuri koridor yang semakin dalam. Saat mereka berputar di salah satu sudut kastil, mereka tiba di sebuah ruang yang lebih luas—sebuah aula besar dengan langit-langit tinggi yang dihiasi lukisan-lukisan kuno. Di tengah aula, ada sebuah meja besar dengan buku-buku dan artefak tersebar di sekitarnya. Semua benda itu terlihat sangat tua, dan sebagian besar berdebu.
Wei Wuxian mendekati meja itu dengan rasa penasaran. "Ini... apa yang ada di sini?" gumamnya, memeriksa salah satu buku yang tergeletak di atas meja. Begitu dia membuka halaman pertama, cahaya dari buku itu menyilaukan matanya, dan sebuah simbol yang familiar muncul di dalam pikiran Wei Wuxian. Simbol itu adalah simbol yang pernah dia lihat di altar di gua—sebuah tanda yang sangat kuat, yang dia tahu bisa membuka pintu menuju kekuatan besar.
"Ini bukan hanya sebuah buku. Ini adalah kunci," kata Wei Wuxian, mencerna apa yang baru saja dia temukan. "Tapi... untuk apa?"
Lan Wangji mendekat, matanya tajam memindai isi buku tersebut. "Ini adalah buku yang berkaitan dengan kekuatan yang kita cari. Namun, kita harus berhati-hati. Kekuatan ini bisa saja mengubah takdir kita."
Saat itu, suara gemuruh terdengar lagi, jauh di dalam kastil. Suara itu semakin dekat, dan terasa semakin menggetarkan lantai tempat mereka berdiri. Wei Wuxian merasakan adanya ancaman yang semakin nyata. "Ada sesuatu yang datang."
Lan Wangji menariknya lebih dekat, melindunginya dengan tubuhnya. "Tetap tenang. Kita akan menghadapinya bersama."
Tiba-tiba, bayangan gelap muncul dari balik tembok, dan sebuah sosok tinggi muncul di hadapan mereka. Sosok itu mengenakan jubah hitam yang elegan, dengan wajah yang tampak hampir tidak manusiawi. Di matanya, terdapat kilatan kemarahan yang begitu dalam. "Kalian berani menginjakkan kaki di tempat ini? Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi," suara itu bergema dengan kekuatan yang luar biasa.
Wei Wuxian merasakan ketegangan di udara meningkat, sementara Lan Wangji melangkah maju, siap untuk melawan. "Kami datang untuk mencari jawaban. Jika kamu ingin menghalangi kami, maka kami akan bertarung."
Sosok itu tertawa dingin. "Jawaban? Jawaban yang kalian cari hanya akan membawa kehancuran. Kalian telah membuka pintu yang seharusnya tetap tertutup. Sekarang, kalian harus membayar harga untuk tindakan bodoh kalian."
Dengan gerakan cepat, sosok itu mengangkat tangannya, dan sebuah kilatan cahaya hitam melesat menuju mereka. Lan Wangji dengan sigap mengangkat pedangnya, memblokir serangan tersebut, tetapi kekuatan yang terkandung dalam serangan itu begitu besar hingga memaksa mereka mundur beberapa langkah.
Wei Wuxian merasakan hawa dingin yang menusuk, dan seiring dengan itu, dia merasakan kekuatan misterius yang mengalir dalam dirinya, seakan memanggilnya untuk bertindak. "Wangji," dia berbisik, "Aku bisa merasakannya. Aku bisa mengendalikan kekuatan ini."
Lan Wangji menatapnya dengan tajam, matanya penuh perhatian. "Jangan terburu-buru. Kita harus tahu apa yang kita hadapi sebelum kita mengambil langkah."
Namun, Wei Wuxian merasa seolah-olah kekuatan itu telah membanjiri dirinya, dan dengan tekad yang kuat, dia melangkah maju, mengarahkan tangan ke sosok itu. Dalam sekejap, energi yang terkumpul dalam dirinya meledak keluar, menciptakan sebuah gelombang kekuatan yang hebat.
Sosok itu terhuyung mundur, tampak terkejut. "Kekuatan... ini..."
Wei Wuxian merasakan kontrol atas energi itu semakin kuat, dan dengan satu serangan besar, sosok itu jatuh ke tanah. Namun, meskipun sosok itu kalah, suasana di kastil itu semakin mencekam, dan mereka tahu bahwa ini baru permulaan dari ujian yang lebih besar yang harus mereka hadapi.
Lan Wangji menatap Wei Wuxian, seolah menyadari perubahan dalam dirinya. "Apa yang baru saja kamu lakukan?" tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran.
Wei Wuxian menatap tangan yang masih mengeluarkan sisa-sisa energi, matanya memantulkan kebingungan. "Aku... aku tidak tahu. Tetapi, aku merasa bisa mengendalikannya."
Namun, sebelum mereka bisa membahas lebih lanjut, suara langkah kaki terdengar lagi dari kejauhan, semakin mendekat.
"Lebih banyak lagi yang datang," kata Lan Wangji dengan serius. "Kita harus siap menghadapi apapun yang ada di depan."
Dan dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan mereka, menyadari bahwa dalam kastil yang terlupakan ini, jawaban yang mereka cari akan membawa mereka pada takdir yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...