Bab 39: Pintu yang Terbuka

1 0 0
                                    

Kedalaman kastil yang tampaknya tak berujung semakin mengungkapkan misterinya. Wei Wuxian dan Lan Wangji melanjutkan perjalanan mereka dengan hati-hati, setiap langkah dipenuhi dengan kewaspadaan. Mereka baru saja menghadapi sosok gelap yang penuh kekuatan, dan meskipun mereka berhasil mengalahkannya, rasa cemas tetap melingkupi keduanya.

Di sepanjang lorong yang gelap itu, keheningan kembali mendominasi, namun suasana yang menekan semakin terasa lebih berat. Setiap sudut seakan menyembunyikan sesuatu, dan energi gelap yang sempat mereka rasakan sebelumnya semakin terasa mengalir kuat, merasuk ke dalam setiap inci kastil.

Wei Wuxian memegang erat pedangnya, meskipun dia tahu tidak akan mudah menghadapinya lagi. Dia merasakan sebuah kekuatan aneh yang terus memanggilnya, mengarahkannya pada sebuah pintu besar di ujung koridor. Pintu itu terlihat berbeda—lebih tua, lebih berkarat, dan dipenuhi simbol-simbol yang tampaknya mengandung kekuatan magis.

“Apa itu?” tanya Wei Wuxian, matanya terpaku pada pintu itu.

Lan Wangji berdiri di sampingnya, matanya tajam memindai segala sesuatu yang ada di sekitar pintu tersebut. "Ini adalah gerbang yang seharusnya tidak dibuka oleh siapapun," jawabnya dengan suara rendah, hampir seperti berbisik. "Pintu ini tidak hanya mengarah ke dunia yang berbeda, tetapi juga menghubungkan kita pada sesuatu yang lebih berbahaya."

Wei Wuxian menatapnya dengan serius. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Lan Wangji menarik napas panjang, menenangkan diri. "Kita harus membuka pintu ini. Tidak ada pilihan lain. Ini satu-satunya jalan untuk menemukan jawaban yang kita cari."

Dengan hati-hati, mereka mendekati pintu itu. Di sekitar pintu, ada sejumlah lilin yang masih menyala, memberi sedikit cahaya yang temaram. Lan Wangji mengangkat tangan, dengan gerakan hati-hati menyentuh simbol-simbol yang terpahat di permukaan pintu. Setiap sentuhan mengeluarkan kilatan cahaya yang menggetarkan udara, dan suara gemuruh terdengar dari dalam kastil.

Wei Wuxian merasakan sekujur tubuhnya bergetar, energi di sekitarnya semakin menguat, seolah ada sesuatu yang terbangun dalam kegelapan. "Ada sesuatu yang sangat kuat di balik pintu ini," kata Wei Wuxian, matanya berbinar, tetapi juga penuh kewaspadaan.

Dengan satu tarikan nafas, Lan Wangji memberi isyarat untuk melangkah maju. "Bersiaplah."

Pintu itu perlahan terbuka, dengan suara berderit yang menambah ketegangan. Begitu pintu terbuka sepenuhnya, mereka disambut oleh ruangan besar yang dipenuhi oleh cahaya yang aneh. Di tengah ruangan, ada sebuah altar kuno, dikelilingi oleh batu-batu hitam yang tampaknya memancarkan energi yang sangat kuat.

Wei Wuxian melangkah masuk dengan hati-hati, merasakan sesuatu yang familiar di dalamnya. "Ini... altar ini. Aku merasa seperti pernah melihatnya."

Lan Wangji mengamati altar itu dengan penuh perhatian. "Ini adalah altar yang digunakan untuk memanggil kekuatan dari dunia lain. Dulu, altar ini digunakan oleh mereka yang ingin mengakses kekuatan gelap yang tak terbayangkan. Namun, siapa pun yang mencoba melakukannya akan kehilangan kendali atas diri mereka sendiri."

Wei Wuxian mendekat, matanya masih tertuju pada altar itu. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Sebelum kita bisa melanjutkan," kata Lan Wangji, "Kita perlu memahami apa yang ada di dalam altar ini, dan apa yang telah dibangkitkan. Hati-hati dengan setiap langkahmu."

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari dalam ruangan. Suara itu bergema, menggetarkan seluruh ruangan. "Kalian telah datang terlalu jauh. Ini adalah tempat yang terlupakan, dan kalian tidak akan bisa keluar dengan mudah."

Wei Wuxian menoleh ke arah suara itu, namun tak ada sosok yang tampak. "Siapa kamu?" tanyanya, berusaha tetap tenang.

"Akulah penjaga kekuatan ini," suara itu menjawab. "Kalian tidak tahu betapa berbahayanya membuka gerbang ini. Kekuatan yang kalian cari, akan menghancurkan kalian. Namun, jika kalian ingin melanjutkan, ada satu hal yang harus kalian lakukan."

Lan Wangji melangkah maju, matanya penuh tekad. "Apa yang harus kami lakukan?"

Suara itu terdiam sejenak, lalu menjawab, "Kalian harus mengorbankan sesuatu yang sangat berharga bagi kalian. Hanya dengan pengorbanan itu, kalian bisa memperoleh kekuatan yang kalian cari."

Wei Wuxian terkejut mendengarnya. "Pengorbanan apa yang dimaksud?"

Suara itu kembali terdengar, lebih dalam dan lebih mengerikan. "Kalian harus memilih antara kekuatan yang kalian inginkan dan satu kehidupan yang paling kalian sayangi. Jika kalian memilih untuk melanjutkan, siap-siaplah untuk kehilangan sesuatu yang tak tergantikan."

Mata Wei Wuxian melebar. Tidak ada yang pernah mempersiapkan mereka untuk pilihan seperti ini. Kehilangan sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang bahkan tak terbayangkan bisa mereka hadapi.

Lan Wangji menatap Wei Wuxian dengan tatapan serius, mencengkram tangannya dengan lembut. "Apa pun yang kita pilih, kita akan melakukannya bersama. Aku akan melindungimu, apapun yang terjadi."

Namun, dalam hati Wei Wuxian, rasa cemas mulai tumbuh. Apa yang harus mereka lakukan? Apa yang harus dia korbankan untuk mendapatkan jawaban yang selama ini mereka cari?

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang