Bab 31: Kebenaran di Balik Bayang-Bayang

5 2 0
                                    

Malam itu, Wei Wuxian dan Lan Wangji memutuskan untuk tetap berjaga di luar, meskipun desa kecil itu kini dipenuhi aura yang aneh. Angin malam yang dingin membawa aroma tanah basah, bercampur dengan wangi bunga yang tampak terlalu hidup untuk malam yang gelap seperti ini. 

Wei Wuxian duduk di akar pohon besar, memandangi Chenqing di tangannya. Dia memainkan melodi pelan, nyaris seperti gumaman, seolah mencoba menenangkan pikirannya yang gelisah. 

“Lan Zhan,” Wei Wuxian memanggil, suaranya lembut namun penuh dengan rasa ingin tahu. “Apa kau merasa semuanya ini... seperti jebakan yang dibuat khusus untuk kita?” 

Lan Wangji yang berdiri tak jauh darinya hanya menatapnya sebentar, lalu mengangguk pelan. “Chiang Su tahu kelemahan kita. Dia memainkan emosi dan pikiran.” 

Wei Wuxian tertawa kecil, namun matanya memancarkan kekhawatiran. “Kau tahu, Lan Zhan, jika sesuatu terjadi padaku, aku ingin kau tetap melanjutkan hidup.” 

“Jangan bicara seperti itu,” jawab Lan Wangji dengan suara tenang, tetapi ada ketegasan dalam nadanya. 

Wei Wuxian mendongak, menatap pria yang berdiri dengan postur sempurna itu. “Tapi aku serius. Chiang Su mungkin menargetku lebih dari siapapun. Jika aku tidak kembali...” 

“Tidak.” Lan Wangji memotong, kali ini menatap Wei Wuxian dengan intensitas yang membuat pria itu kehilangan kata-kata. “Kita akan melawan ini bersama. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian, apa pun yang terjadi.” 

Keheningan menggantung di antara mereka. Wei Wuxian merasakan dadanya menghangat mendengar pernyataan itu, tetapi sebelum ia bisa menanggapi, suara langkah pelan terdengar di kejauhan. 

***

Sebuah sosok muncul dari kegelapan, membawa lentera kecil yang menyala redup. Itu adalah seorang pria muda dengan rambut panjang dan pakaian sederhana, matanya menyiratkan kelelahan yang mendalam. 

“Siapa kau?” Wei Wuxian bertanya, berdiri sambil memegang Chenqing di tangannya. 

Pria itu berhenti beberapa langkah dari mereka, membungkukkan badan sebagai tanda hormat. “Namaku Luo Fei. Aku adalah penduduk asli desa ini. Aku tahu kenapa kalian ada di sini.” 

Lan Wangji mendekat dengan hati-hati, tatapannya waspada. “Apa yang kau ketahui?” 

Luo Fei menelan ludah, tampak gugup. “Chiang Su bukan hanya musuh kalian. Dia adalah penjaga sebuah rahasia gelap yang melibatkan desa ini. Dia menggunakan jiwa-jiwa penduduk desa untuk kekuatannya.” 

Wei Wuxian mendekat, menatap Luo Fei dengan tajam. “Rahasia apa? Kenapa dia mengincar kami?” 

Pria itu ragu sejenak sebelum akhirnya melanjutkan. “Dia mencari sesuatu yang disebut  Roh Yin Purba. Sebuah kekuatan kuno yang terkunci di dalam tubuh seseorang—dan aku percaya salah satu dari kalian memilikinya.” 

Wei Wuxian terdiam. Lan Wangji melirik ke arahnya, seolah mencoba membaca reaksi dari wajah pria itu. 

“Roh Yin Purba?” Wei Wuxian mengulang pelan. “Apa itu?” 

“Roh itu adalah sumber energi besar, tetapi juga kutukan,” Luo Fei menjelaskan. “Pemiliknya akan menjadi target bagi mereka yang ingin menguasai dunia kegelapan. Chiang Su sudah lama mencarinya, dan aku yakin dia percaya salah satu dari kalian adalah pembawanya.” 

Wei Wuxian tertawa gugup, mencoba mencerna informasi itu. “Jadi kau bilang, aku atau Lan Zhan ini semacam... senjata berjalan?” 

“Lebih dari itu,” Luo Fei menambahkan. “Jika dia berhasil memanipulasi roh itu, dia akan menjadi tak terkalahkan.” 

***

Percakapan mereka terhenti ketika angin dingin tiba-tiba berhembus kencang, membuat lentera di tangan Luo Fei padam. Wei Wuxian dan Lan Wangji segera bersiaga, merasakan energi gelap mendekat dengan cepat. 

“Dia datang,” Luo Fei berbisik, suaranya penuh ketakutan. 

Dari kegelapan, muncul bayangan besar dengan tawa seram yang menggema di udara. Itu adalah Chiang Su, matanya bersinar dengan kegilaan. 

“Rupanya kalian sudah tahu, ya?” Chiang Su berkata dengan nada mengejek. “Bagus. Itu akan membuat permainanku semakin menarik.” 

Lan Wangji menghunus Bichen tanpa ragu, sementara Wei Wuxian meniup Chenqing, mempersiapkan dirinya untuk melawan. 

“Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan, Chiang Su!” Wei Wuxian berteriak, melangkah maju dengan penuh keberanian. 

Chiang Su tertawa, lalu melontarkan serangan pertama. Pertarungan sengit pun dimulai, di mana kekuatan kegelapan dan cahaya berbenturan di bawah langit malam yang kelam. 

Wei Wuxian dan Lan Wangji harus bekerja sama lebih erat dari sebelumnya, sementara Luo Fei bersembunyi, berusaha melindungi dirinya sendiri. Namun, di balik semua itu, Wei Wuxian tidak bisa menghilangkan pertanyaan dari pikirannya—apakah benar dia adalah pembawa Roh Yin Purba? 

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang