Bab 6: Batas Antara Terang dan Gelap

18 3 0
                                    

Langit mulai memudar menjadi nuansa oranye keemasan ketika Wei Wuxian dan Lan Wangji mencapai puncak Gunung Tianji. Udara di sekeliling mereka terasa semakin tipis, dan energi aneh tampaknya menyelimuti tempat itu. Di depan mereka terbentang sebuah altar kuno, dipenuhi simbol-simbol sihir yang berusia ribuan tahun. Di atas altar itulah, mereka harus menyegel Kunci Kegelapan.

Wei Wuxian memegang artefak tersebut dengan hati-hati, merasakan energi gelap yang berputar-putar di dalamnya. “Sepertinya kita berhasil mencapai tempatnya,” katanya, suaranya terdengar lebih tenang dari biasanya.

Lan Wangji tetap berdiri tegak di sampingnya, tatapannya tetap pada altar. “Tapi bahaya belum berakhir. Tempat ini dipenuhi energi gelap, dan musuh kita mungkin sudah dekat.”

Wei Wuxian menghela napas dan mulai berjalan menuju altar. "Aku tahu. Tapi kita tidak punya pilihan lain, kita harus menyelesaikan ini sekarang."

Saat Wei Wuxian mulai meletakkan Kunci Kegelapan di tengah-tengah altar, sesuatu yang aneh terjadi. Altar itu mulai bersinar dengan cahaya ungu yang memancar, dan simbol-simbol di sekelilingnya mulai berputar, seolah-olah terbentuk menjadi sebuah pola yang rumit. Energi kegelapan yang keluar dari Kunci Kegelapan menyebar, memenuhi udara di sekitar mereka dengan tekanan yang menyesakkan.

Tiba-tiba, tanah di bawah kaki mereka bergetar hebat. Wei Wuxian dan Lan Wangji tersentak, berjaga-jaga untuk kemungkinan serangan. Dari balik bayangan yang melingkupi altar, muncul sosok yang mereka kenal dengan baik—musuh misterius yang sebelumnya mereka hadapi.

“Seharusnya kalian menyerah sejak awal,” kata sosok itu dengan nada penuh ejekan. “Kunci Kegelapan adalah milik kegelapan. Takdirnya adalah membawa kehancuran.”

Lan Wangji maju, pedangnya sudah terhunus. “Kita tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Sosok misterius itu tertawa kecil, dan seketika, udara di sekitar mereka dipenuhi oleh kabut hitam. Bayangan-bayangan mulai merayap dari segala arah, membentuk makhluk-makhluk gelap yang melangkah maju untuk menyerang mereka. Wei Wuxian dengan cepat mengeluarkan talisman dari jubahnya, memfokuskan kekuatan spiritualnya ke dalamnya.

“Lan Zhan, kau jaga bagian depan, aku akan menyiapkan segelnya!” Wei Wuxian berteriak sambil mulai menggambar pola di udara dengan talisman-nya.

Lan Wangji mengangguk, maju ke depan dengan langkah mantap. Pedangnya berkilauan saat dia menghunuskan serangan demi serangan ke arah makhluk-makhluk gelap tersebut, memotong mereka dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa. Setiap kali pedang Lan Wangji menyerang, bayangan-bayangan itu lenyap, tetapi mereka terus muncul kembali, semakin banyak.

Sementara itu, Wei Wuxian bekerja dengan cepat, memanggil kekuatan spiritualnya untuk menyegel Kunci Kegelapan. Cahaya biru mulai bersinar dari telapak tangannya, membentuk lingkaran energi yang mengelilingi altar. Semakin dia memusatkan konsentrasinya, semakin kuat energi yang dia keluarkan.

Namun, tepat ketika Wei Wuxian hampir menyelesaikan segelnya, sosok misterius itu bergerak maju, mencoba menghentikannya. Dengan gerakan cepat, Lan Wangji melangkah di antara mereka, melindungi Wei Wuxian dari serangan yang datang.

“Jangan coba-coba mendekatinya,” kata Lan Wangji dengan nada dingin, matanya bersinar dengan determinasi.

Musuh mereka tersenyum licik. “Kau bisa mencoba, tapi kau tidak akan bisa mengalahkanku.”

Pertarungan antara Lan Wangji dan sosok misterius itu berlangsung sengit. Meskipun musuh mereka tampaknya memiliki kekuatan yang luar biasa, Lan Wangji tetap tenang dan terampil dalam setiap serangannya. Setiap tebasan pedang dilancarkan dengan presisi, memaksa musuh untuk bertahan.

Di sisi lain, Wei Wuxian berjuang melawan waktu. Kekuatan dari Kunci Kegelapan semakin besar, dan tekanan di sekitarnya hampir tak tertahankan. Dia tahu bahwa jika dia tidak segera menyelesaikan segelnya, kegelapan akan meledak keluar dari artefak itu, menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya.

“Ayo, sedikit lagi…” Wei Wuxian bergumam, memusatkan seluruh energinya pada segel tersebut.

Dengan satu gerakan terakhir, Wei Wuxian berhasil menyelesaikan segelnya, dan cahaya biru terang langsung mengelilingi Kunci Kegelapan, menahannya di dalam lingkaran sihir yang kuat. Energi gelap yang tadi menyebar mulai ditarik kembali ke dalam artefak, menyusut dan akhirnya mereda.

Sosok misterius itu menyadari apa yang telah terjadi. Dengan tatapan marah, dia melangkah mundur, tubuhnya mulai memudar menjadi bayangan.

“Kalian mungkin berhasil kali ini,” katanya dengan suara dingin. “Tapi ingat, kegelapan selalu ada. Kita akan bertemu lagi, dan kali itu, kalian tidak akan seberuntung ini.”

Dengan kata-kata terakhir itu, sosoknya menghilang sepenuhnya, meninggalkan Wei Wuxian dan Lan Wangji sendirian di puncak gunung. Wei Wuxian jatuh terduduk, terengah-engah karena kelelahan.

“Kita… berhasil?” Wei Wuxian tersenyum lelah.

Lan Wangji berjalan mendekat, menyarungkan pedangnya. Dia menatap Wei Wuxian sejenak sebelum mengangguk. “Ya, kita berhasil.”

Meskipun pertempuran telah berakhir, mereka berdua tahu bahwa ancaman kegelapan belum sepenuhnya lenyap. Namun, untuk saat ini, mereka bisa beristirahat sejenak, menikmati kemenangan kecil mereka.

“Lan Zhan,” Wei Wuxian memulai dengan nada nakal, “kau benar-benar pahlawan yang tampan di tengah pertempuran tadi.”

Lan Wangji hanya memandangnya sekilas, matanya yang dalam menyiratkan lebih dari sekadar kata-kata. Wei Wuxian terkekeh, merasa hangat meski di tengah suasana yang masih diselimuti kabut tipis.

Mereka berdua berdiri di atas Gunung Tianji, menghadap ke arah dunia di bawah mereka, di mana cahaya matahari mulai muncul di ufuk timur, menandakan hari baru dan tantangan yang baru pula.

---

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang