Bab 28: Kabut Pengkhianatan

2 1 0
                                    

Langit masih kelabu ketika Wei Wuxian dan Lan Wangji kembali ke desa. Kabut tebal menyelimuti jalanan, memberikan suasana yang tidak wajar. Meskipun matahari telah terbit, sinarnya seperti tak mampu menembus kabut yang berat itu. 

“Kabut ini tidak biasa,” Wei Wuxian bergumam, tangannya menggenggam Chenqing dengan erat. “Ini bukan kabut alami, tapi kabut yang diciptakan oleh energi jahat.” 

Lan Wangji mengangguk setuju. “Ada sesuatu yang mencoba menyembunyikan keberadaan mereka.” 

Mereka menuju rumah pria tua yang sebelumnya memberikan mereka peta. Namun, saat tiba, mereka disambut oleh keheningan yang mencekam. Pintu rumahnya terbuka, dan di dalamnya kosong. 

“Lan Zhan, ini terasa seperti jebakan,” Wei Wuxian berkata sambil memandang sekeliling dengan waspada. 

“Tetap berhati-hati,” jawab Lan Wangji dengan nada rendah. 

Saat mereka menjelajahi rumah itu, Wei Wuxian menemukan secarik kertas di atas meja. Tulisan di atasnya terlihat tergesa-gesa: 

"Jika kalian membaca ini, aku mungkin sudah tidak ada lagi. Mereka datang mencariku. Hati-hati dengan Chiang Su. Dia memiliki sekutu di desa ini."

Wei Wuxian menatap Lan Wangji dengan ekspresi serius. “Sekutu? Apakah ada penghuni desa yang terlibat dalam ini?” 

Lan Wangji hanya mengangguk pelan. “Kita harus waspada. Siapa pun bisa menjadi musuh.” 

***

Sore itu, mereka memutuskan untuk menginterogasi beberapa penduduk desa. Wei Wuxian, dengan gayanya yang ceria, berhasil membuat beberapa penduduk berbicara. Namun, informasi yang mereka dapatkan selalu berputar-putar tanpa arah. 

“Semua orang tampaknya takut untuk mengatakan yang sebenarnya,” Wei Wuxian bergumam. “Tapi aku bisa merasakan bahwa mereka tahu lebih banyak daripada yang mereka katakan.” 

Lan Wangji tetap diam, namun tatapannya penuh dengan kewaspadaan. Ia mengamati setiap gerakan, setiap ekspresi, dan setiap nada suara penduduk desa. 

Ketika malam tiba, Wei Wuxian dan Lan Wangji kembali ke tempat mereka menginap. Namun, di tengah perjalanan, Wei Wuxian tiba-tiba berhenti. 

“Lan Zhan, kau mendengar itu?” Wei Wuxian bertanya, menoleh ke arah hutan di sebelah jalan. 

Lan Wangji mendengarkan dengan seksama. Ada suara langkah kaki yang pelan, hampir tidak terdengar, namun cukup untuk membuat keduanya berjaga-jaga. 

Tanpa peringatan, sekelompok orang muncul dari balik pepohonan. Mereka mengenakan jubah gelap, dan wajah mereka tertutup oleh topeng kayu. 

“Siapa kalian?” Wei Wuxian bertanya dengan nada santai, meskipun matanya penuh kewaspadaan. 

Salah satu dari mereka melangkah maju. Suaranya dingin dan tegas. “Kalian tidak seharusnya ikut campur dalam urusan ini.” 

Wei Wuxian tertawa kecil. “Oh, maaf, tapi aku selalu suka ikut campur. Jadi, apa yang kalian sembunyikan?” 

Orang itu tidak menjawab, melainkan memberi isyarat kepada kelompoknya untuk menyerang. 

Lan Wangji segera menghunus Bichen, melindungi Wei Wuxian dari serangan pertama. Dengan gerakan yang anggun namun mematikan, ia melumpuhkan dua lawan hanya dalam beberapa detik. Wei Wuxian, sementara itu, memainkan Chenqing, menciptakan melodi yang membuat lawan mereka kehilangan keseimbangan. 

Pertarungan berlangsung sengit, namun kerja sama mereka membuat para penyerang mundur. Sebelum mereka pergi, salah satu dari mereka berbisik, “Chiang Su tahu kalian ada di sini. Dia menunggu kalian di tempat yang tak bisa kalian bayangkan.” 

Wei Wuxian tersenyum tipis. “Sampaikan padanya, kami tidak takut.” 

Setelah para penyerang menghilang ke dalam kabut, Wei Wuxian dan Lan Wangji saling memandang. 

“Kita semakin dekat, Lan Zhan,” Wei Wuxian berkata dengan nada serius. 

Lan Wangji mengangguk. “Namun, bahaya juga semakin besar.” 

Dengan tekad baru, mereka melanjutkan perjalanan, membawa serta rahasia yang perlahan mulai terkuak. Namun, jauh di lubuk hati mereka, keduanya tahu bahwa pertempuran yang sebenarnya baru saja dimulai. 

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang