Angin dingin menyapu pepohonan saat Wei Wuxian dan Lan Wangji memulai perjalanan mereka menuju Gunung Tianji. Jalan yang mereka tempuh terasa semakin sunyi, hanya terdengar suara burung hantu dan gemerisik dedaunan di bawah kaki mereka. Malam telah tiba, dan kegelapan mulai merayap dari segala arah, menambah suasana yang semakin mencekam.
“Kita harus tetap waspada,” kata Lan Wangji, matanya terus mengawasi sekeliling mereka. “Musuh mungkin sudah tahu arah kita.”
Wei Wuxian, dengan senyum yang tampak tidak terlalu serius, mengangguk. “Jangan khawatir, Lan Zhan. Kita sudah melewati hal yang lebih buruk.”
Meskipun ucapan Wei Wuxian tampak ringan, di dalam hatinya dia merasakan kekhawatiran yang sama. Kehadiran sosok misterius di labirin dan peringatan dari Paman Liu membuatnya sadar bahwa apa yang mereka hadapi kali ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
---
Saat mereka terus berjalan, suasana semakin berubah. Pohon-pohon di sekitar mereka menjadi lebih rapat, dan kabut tebal mulai muncul, menghalangi pandangan. Jalan setapak yang mereka ikuti perlahan menghilang, digantikan oleh tanah berbatu yang tidak rata.
“Aneh,” Wei Wuxian berkata dengan nada waspada, “kabut ini terasa tidak biasa.”
Lan Wangji mengangguk. “Ini bukan kabut alami. Sesuatu sedang mencoba menghalangi kita.”
Tiba-tiba, dari balik kabut, muncul suara bisikan-bisikan. Bisikan itu terdengar lirih dan penuh ancaman, seperti roh-roh gelap yang berusaha menakut-nakuti mereka. Wei Wuxian mengerutkan kening, mencoba mengabaikan suara-suara itu, tetapi semakin mereka berjalan, semakin keras suara bisikan tersebut.
Lan Wangji meraih pedangnya, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin datang. “Kita harus keluar dari kabut ini. Ini hanya ilusi untuk membuat kita tersesat.”
Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan, bayangan hitam muncul di hadapan mereka. Bayangan itu bergerak cepat, seperti sosok yang terbuat dari kabut, dan menyerang mereka dengan kecepatan yang tak terduga. Wei Wuxian segera mengeluarkan talisman dari dalam jubahnya, melemparkannya ke arah bayangan tersebut. Talismannya menyala dengan cahaya biru, menghantam bayangan dan membuatnya lenyap dalam sekejap.
“Apa itu tadi?” tanya Wei Wuxian, sedikit terkejut.
Lan Wangji menatap sekeliling dengan waspada. “Itu adalah roh pengembara. Mereka muncul di tempat-tempat di mana batas antara dunia kita dan dunia roh tipis.”
“Sepertinya kita sudah sangat dekat dengan Gunung Tianji,” Wei Wuxian bergumam. “Batas antara dunia semakin kabur di sini.”
Kabut di sekitar mereka semakin tebal, tetapi Wei Wuxian dan Lan Wangji terus maju, meskipun langkah mereka menjadi semakin berat. Dengan setiap langkah, mereka merasakan tekanan yang semakin kuat, seolah-olah dunia di sekitar mereka berusaha menarik mereka masuk ke dalam kegelapan.
---
Setelah berjalan beberapa jam, mereka akhirnya tiba di sebuah lereng gunung yang curam. Gunung Tianji menjulang di hadapan mereka, puncaknya tersembunyi di balik awan gelap yang berputar-putar. Di dasar gunung, mereka melihat pintu masuk ke sebuah gua besar yang tampak seperti mulut raksasa yang siap menelan siapa pun yang berani masuk.
“Inilah tempatnya,” kata Wei Wuxian dengan nada serius. “Kita harus membawa Kunci Kegelapan ke dalam sana.”
Lan Wangji menatap gua tersebut dengan tatapan tajam. “Ini akan menjadi ujian terakhir.”
Tanpa ragu, mereka berdua melangkah masuk ke dalam gua, suasana semakin gelap dan dingin. Dinding-dinding gua dipenuhi dengan ukiran-ukiran kuno, simbol-simbol yang tampaknya menceritakan sejarah artefak dan kekuatan kegelapan yang pernah dikunci di tempat ini.
Namun, saat mereka berjalan lebih jauh ke dalam gua, langkah mereka tiba-tiba terhenti. Di depan mereka berdiri sosok yang tak asing lagi—sosok misterius dengan mata merah yang telah mereka temui di labirin.
“Kalian benar-benar datang sejauh ini,” kata sosok itu dengan suara rendah yang menggema di seluruh gua. “Tapi perjalanan kalian akan berakhir di sini.”
Wei Wuxian dan Lan Wangji segera bersiap, pedang mereka siap menghadapi ancaman. Sosok itu tersenyum tipis, matanya bersinar dengan intensitas yang mengerikan.
“Kalian pikir kalian bisa melarikan diri dari kegelapan? Kunci Kegelapan sudah menjadi bagian dari kalian sekarang. Tidak ada tempat di dunia ini yang bisa menyelamatkan kalian.”
Tanpa menunggu lebih lama, sosok itu mengangkat tangannya, dan bayangan-bayangan hitam mulai berkumpul di sekelilingnya, membentuk makhluk-makhluk mengerikan yang bergerak dengan kelincahan di luar logika.
Lan Wangji menyerang lebih dulu, pedangnya berkilau saat dia menebas salah satu makhluk bayangan. Wei Wuxian mengikuti dari belakang, menggunakan talismannya untuk menahan serangan dari sisi lain. Namun, makhluk-makhluk itu tampaknya tak terbatas, setiap kali mereka dihancurkan, lebih banyak lagi yang muncul.
Sementara itu, sosok misterius tersebut hanya berdiri di sana, menonton dengan senyum dingin di wajahnya. “Ini hanyalah awal dari kekuatan yang kalian hadapi.”
Wei Wuxian melompat mundur, mencoba menemukan celah dalam serangan musuh. “Kita tidak bisa melawan mereka terus-menerus! Kita harus menemukan cara untuk menghentikan pemimpin mereka.”
Lan Wangji mengangguk. “Aku akan menahannya. Kau cari celah untuk menyerang.”
Dengan keputusan yang cepat, Lan Wangji maju ke depan, menantang sosok misterius itu secara langsung. Pedangnya berkilat dalam serangan cepat dan kuat, tetapi sosok itu menghindarinya dengan mudah, seolah-olah dia hanya bermain-main.
Sementara Lan Wangji mengalihkan perhatian musuh, Wei Wuxian memfokuskan energinya pada talisman terakhir yang dimilikinya. Dia mengeluarkan talisman itu, memusatkan semua kekuatan gelap yang dia miliki ke dalamnya, dan melemparkannya ke arah sosok misterius itu.
Cahaya biru dari talisman meledak di udara, menabrak sosok tersebut dan membuatnya terhuyung. Saat itu, Lan Wangji melancarkan serangan terakhirnya, menebas dengan cepat dan tepat, menembus bayangan yang mengelilingi tubuh musuh mereka.
Sosok itu terdiam, matanya bersinar merah sebelum akhirnya padam. Tubuhnya menghilang dalam kabut gelap, meninggalkan suara tawa yang bergema di seluruh gua.
“Kalian mungkin menang kali ini, tapi kegelapan tidak bisa dikalahkan. Kalian akan melihatnya pada waktunya.”
Saat sosok itu benar-benar menghilang, suasana di dalam gua menjadi tenang kembali. Wei Wuxian terengah-engah, masih memegang talisman yang sekarang sudah terbakar habis, sementara Lan Wangji tetap diam, pedangnya masih terangkat.
“Kita berhasil,” Wei Wuxian berkata dengan napas tersengal.
Lan Wangji menurunkan pedangnya dan menatap Wei Wuxian. “Ini belum selesai. Kunci Kegelapan masih ada, dan ancaman itu akan kembali.”
Wei Wuxian mengangguk, menyadari bahwa perjalanan mereka masih jauh dari selesai. Mereka telah menghadapi musuh yang kuat, tetapi ancaman yang lebih besar masih menanti di depan.
“Baiklah, Lan Zhan,” katanya dengan senyum kecil. “Ayo kita selesaikan apa yang sudah kita mulai.”
Mereka melangkah lebih dalam ke dalam gua, menuju ke inti Gunung Tianji, tempat di mana Kunci Kegelapan harus disegel, meskipun mereka tahu bahwa perjuangan sebenarnya baru saja dimulai.
---

KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...