Malam itu, desa di kaki Gunung Qi’an sunyi. Langit yang gelap diselimuti kabut tipis, dan hanya suara angin yang terdengar di antara pepohonan. Wei Wuxian dan Lan Wangji tiba di desa tersebut setelah perjalanan panjang, dengan tujuan menyelidiki jejak Chiang Su, seperti yang disebutkan dalam catatan kuno.“Lan Zhan,” Wei Wuxian memecah keheningan sambil memandang ke arah desa. “Kau tahu apa yang aneh di sini?”
Lan Wangji, yang berjalan di sampingnya, mengangkat alis dengan tanda tanya.
Wei Wuxian menunjuk lentera-lentera yang tergantung di depan setiap rumah. Cahaya mereka berwarna merah darah, berbeda dari lentera biasa. “Lentera ini bukan hanya dekorasi. Mereka adalah segel sederhana untuk menghalau roh-roh jahat.”
Lan Wangji mengangguk. “Warga desa mungkin sudah menyadari ancaman yang ada.”
Mereka melanjutkan perjalanan hingga mencapai pusat desa, di mana seorang pria tua dengan jubah lusuh menyambut mereka. Wajahnya penuh dengan kerutan, namun matanya tampak tajam.
“Kalian pasti para pemburu roh yang dikirim oleh klan Gusu Lan,” katanya dengan suara parau.
Wei Wuxian menatap pria itu dengan senyuman lebar. “Kau benar, Tuan. Kami di sini untuk membantu. Tapi ceritakan lebih dulu apa yang sebenarnya terjadi.”
Pria tua itu menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. “Beberapa minggu terakhir, ada suara-suara aneh di malam hari, seperti jeritan dari dasar lembah. Beberapa penduduk yang penasaran mencoba menyelidiki, tetapi mereka tidak pernah kembali.”
Lan Wangji menatap ke arah lembah yang disebutkan, matanya penuh kewaspadaan. “Lembah itu terkutuk. Energinya terasa tidak seimbang.”
Wei Wuxian menepuk bahu pria tua itu dengan lembut. “Tenang saja, kami akan memastikan semuanya aman. Tapi kami butuh bantuanmu untuk memberikan detail lebih banyak.”
Pria itu mengangguk dan memberi mereka peta kecil yang menunjukkan lokasi pasti di lembah tersebut. Setelah berterima kasih, Wei Wuxian dan Lan Wangji segera menuju lembah dengan hati-hati.
***
Lembah itu dipenuhi pepohonan yang menjulang tinggi, dan udara di sana terasa berat, seolah-olah sesuatu sedang mengawasi mereka. Wei Wuxian memegang Chenqing erat-erat, matanya tajam menelusuri setiap sudut.“Lan Zhan, apa kau merasakannya?” Wei Wuxian bertanya pelan.
Lan Wangji mengangguk. “Energi ini… seperti ritual pemanggilan roh yang terganggu.”
Mereka terus berjalan hingga menemukan sebuah altar tua yang penuh dengan simbol-simbol aneh yang diukir di batu. Di sekitarnya, ada beberapa tulang manusia yang berserakan, membuat suasana semakin mencekam.
Wei Wuxian berlutut untuk memeriksa altar itu. “Ritual ini tidak selesai. Tapi energi yang dilepaskan cukup kuat untuk menciptakan celah di antara dunia roh dan dunia manusia.”
Sebelum Wei Wuxian selesai berbicara, suara geraman rendah terdengar dari bayangan di balik pepohonan. Lan Wangji segera menghunus Bichen, bersiap menghadapi ancaman.
Dari kegelapan, muncul sekelompok makhluk menyerupai manusia dengan kulit kelabu dan mata merah menyala. Mereka bergerak cepat, mengelilingi Wei Wuxian dan Lan Wangji.
“Lan Zhan, ini roh yang terperangkap,” Wei Wuxian berkata sambil berdiri. “Mereka marah karena ritual itu gagal.”
Lan Wangji maju tanpa ragu, Bichen bersinar biru terang saat ia menebas makhluk-makhluk itu. Wei Wuxian, sementara itu, memainkan Chenqing, menghasilkan melodi yang menenangkan namun kuat.
Makhluk-makhluk itu mulai melemah, tapi salah satu dari mereka menyerang Wei Wuxian dengan kecepatan luar biasa. Lan Wangji melompat ke depan, menarik Wei Wuxian ke belakang dan melindunginya.
“Lan Zhan, aku bisa mengatasinya,” Wei Wuxian berkata, meskipun matanya menunjukkan rasa terima kasih.
“Keselamatanmu adalah prioritasku,” Lan Wangji menjawab tanpa sedikit pun keraguan.
Dengan kerja sama yang sempurna, mereka berhasil mengusir makhluk-makhluk itu kembali ke kegelapan. Namun, sebelum semua makhluk lenyap, salah satu dari mereka berbisik, suaranya seperti angin dingin.
“Chiang Su… menunggumu… di balik kabut…”
Wei Wuxian menatap Lan Wangji dengan senyum kecil. “Sepertinya petualangan kita baru saja dimulai.”
Lan Wangji mengangguk, matanya tajam. “Kita harus bersiap menghadapi yang lebih besar.”
Dengan tekad yang semakin kuat, mereka meninggalkan lembah itu, membawa petunjuk baru untuk mengungkap misteri yang semakin dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...