Bab 13: Pertarungan di Bawah Tanah

5 2 0
                                    


Suasana di ruangan bawah tanah terasa tegang. Aura Relik terakhir yang bercahaya di atas altar menciptakan tarikan yang kuat, membuat semua orang di ruangan itu merasakan kekuatan luar biasa yang terpancar darinya. Wei Wuxian dan Lan Wangji berdiri siap siaga di depan altar, sementara pria berjubah hitam itu melangkah maju dengan senyum sinis.

"Kalian benar-benar keras kepala," pria itu berkata dengan suara rendah namun penuh ejekan. "Tapi ini adalah akhirnya. Kalian tidak bisa menghentikan takdir."

Wei Wuxian menatap tajam pria itu, tapi tetap dengan senyumnya yang khas. "Takdir? Aku tidak percaya pada takdir yang sudah ditentukan. Apa pun yang terjadi, kami akan menghentikanmu!"

Lan Wangji berdiri di samping Wei Wuxian, tatapannya tak pernah lepas dari musuh mereka. Tangan kanannya menggenggam erat pedang Bichen, yang memancarkan energi suci. "Relik ini tidak boleh jatuh ke tanganmu."

Pria berjubah hitam tertawa kecil, lalu tanpa peringatan, ia mengangkat tangannya. Kegelapan mulai menyelimuti ruangan itu, bergerak seperti asap hitam yang tebal. Energi jahat terasa semakin kuat, membuat udara di sekitar mereka semakin berat.

“Relik ini adalah kunci menuju kekuatan yang lebih besar,” pria itu melanjutkan. “Dengan itu, aku akan membangkitkan kegelapan yang bisa menghancurkan dunia dan membentuknya kembali sesuai kehendakku.”

Wei Wuxian mengangkat alisnya, bersiap untuk bertindak. "Omong kosong besar. Aku sudah pernah mendengar hal semacam itu sebelumnya, dan mereka yang mengatakannya selalu kalah."

Pria berjubah hitam tidak menggubris. Dia hanya tersenyum sinis sebelum mengarahkan serangan energi kegelapan langsung ke arah mereka. Gelombang energi hitam itu menyapu ruang bawah tanah dengan kecepatan luar biasa.

Lan Wangji bergerak cepat, menghunus Bichen dan membentuk penghalang energi putih untuk melindungi mereka. Cahaya suci Bichen dan kegelapan bertabrakan, menimbulkan ledakan yang mengguncang ruangan. Wei Wuxian, di sisi lain, mulai merapal mantra, mengumpulkan energi spiritual untuk melawan serangan pria itu.

"Kita tidak bisa membiarkan dia mendekati Relik," kata Lan Wangji dengan nada tegas.

Wei Wuxian mengangguk. "Jangan khawatir, Lan Zhan. Aku punya rencana."

Sambil terus bertarung melawan serangan kegelapan, Wei Wuxian tiba-tiba bergerak cepat ke arah Relik di atas altar. Dia tahu bahwa Relik ini adalah kunci kemenangan mereka, tapi jika mereka tidak hati-hati, bisa saja Relik itu jatuh ke tangan musuh. Dengan satu gerakan cepat, Wei Wuxian mengangkat Relik tersebut dari altar. Cahaya yang terpancar dari kristal itu semakin terang, seolah-olah bereaksi terhadap kekuatan Wei Wuxian.

Namun, begitu Wei Wuxian menyentuh Relik, kekuatan yang luar biasa mengalir ke dalam dirinya, hampir membuatnya kehilangan keseimbangan. Energi Relik itu begitu kuat, jauh melampaui apa yang pernah ia rasakan sebelumnya. Itu bukan hanya kekuatan spiritual biasa—ini adalah kekuatan primordial, yang bisa memusnahkan segalanya atau menyelamatkan dunia.

"Wei Ying!" seru Lan Wangji, melihat Wei Wuxian terhuyung-huyung.

Wei Wuxian menggertakkan giginya, berusaha keras untuk mengendalikan energi yang mengalir melalui tubuhnya. "Aku baik-baik saja, Lan Zhan! Tapi ini... lebih kuat dari yang kuduga!"

Sementara Wei Wuxian berjuang untuk menguasai kekuatan Relik, pria berjubah hitam itu menyeringai. "Kau pikir kau bisa mengendalikannya? Relik ini tidak diperuntukkan bagi manusia sepertimu. Kau akan hancur oleh kekuatannya."

Namun, Wei Wuxian tersenyum tipis. "Kau meremehkanku, seperti orang lain sebelum kau."

Dengan konsentrasi penuh, Wei Wuxian mulai memanipulasi energi Relik, memadukan kekuatan spiritualnya dengan kekuatan primordial yang tersembunyi di dalam kristal itu. Perlahan tapi pasti, dia mulai mengendalikan aliran energi, membentuknya menjadi kekuatan yang bisa dia gunakan.

Sementara itu, Lan Wangji melindungi Wei Wuxian dari serangan-serangan kegelapan pria berjubah hitam. Pedang Bichen berkilauan di udara, membelah bayangan-bayangan yang menyerang mereka. Meskipun situasinya sangat berbahaya, mereka tetap bertahan, bekerja sama dengan sempurna seperti dua sisi koin yang saling melengkapi.

Pria berjubah hitam mulai kehilangan kesabarannya. "Cukup! Kekuatan Relik itu milikku!"

Dia menyerang dengan kekuatan penuh, mengerahkan semua energi kegelapan yang dimilikinya. Ruangan itu berguncang, dinding-dindingnya retak, dan lantai di bawah mereka mulai runtuh. Namun, saat itu juga, Wei Wuxian akhirnya berhasil menguasai kekuatan Relik.

Cahaya terang meledak dari tubuh Wei Wuxian, menghantam balik energi kegelapan pria berjubah hitam. Kegelapan yang menyelimuti ruangan langsung hancur oleh kekuatan Relik yang terpancar dari Wei Wuxian. Pria berjubah hitam terhuyung-huyung ke belakang, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Tidak mungkin!" teriak pria itu. "Tidak ada yang bisa mengendalikan Relik seperti itu!"

Wei Wuxian, yang sekarang dikelilingi oleh cahaya cemerlang, menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Aku tidak butuh kekuatan ini untuk menghancurkan dunia. Aku akan menggunakan ini untuk melindungi dunia dari orang sepertimu."

Dengan satu gerakan, Wei Wuxian mengarahkan kekuatan Relik ke arah pria berjubah hitam. Gelombang energi yang sangat kuat menghantamnya, menghancurkan kekuatan kegelapan yang dia miliki. Pria itu menjerit kesakitan saat tubuhnya diselimuti cahaya yang menyilaukan, sebelum akhirnya menghilang dalam ledakan energi yang dahsyat.

Saat ledakan mereda, ruangan bawah tanah itu kembali sunyi. Kegelapan telah sirna, dan pria berjubah hitam tak terlihat lagi. Wei Wuxian, yang masih memegang Relik, perlahan melepaskannya dan membiarkannya melayang kembali ke altar.

Lan Wangji segera mendekat, khawatir dengan keadaan Wei Wuxian. "Wei Ying, kau baik-baik saja?"

Wei Wuxian tersenyum lelah, tapi matanya tetap cerah. "Aku baik-baik saja, Lan Zhan. Hanya sedikit... lelah."

Lan Wangji menatapnya sejenak sebelum mengangguk. "Kau melakukan yang luar biasa."

Wei Wuxian tertawa pelan, lalu duduk di lantai dengan napas terengah-engah. "Kurasa aku memang keren, ya? Tapi sungguh, aku rasa sudah cukup bermain-main dengan kekuatan dewa hari ini."

Mereka berdua duduk sejenak, menikmati ketenangan yang akhirnya mereka dapatkan setelah pertarungan panjang itu. Meskipun ancaman Relik telah berakhir, mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Masih ada misteri lain yang menunggu untuk diungkap, dan bahaya yang mungkin mengintai di luar sana.

Namun, untuk saat ini, mereka telah memenangkan pertempuran ini—bersama.

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang