Bab 41: Pengorbanan yang Tak Terduga

3 1 0
                                    

Cahaya yang menyilaukan dari altar akhirnya mereda, meninggalkan mereka berdua dalam kegelapan yang dalam. Wei Wuxian dan Lan Wangji masih berdiri berdampingan, tangan mereka masih bersentuhan, seolah tak mampu melepaskan diri dari ikatan yang telah terbentuk. Namun, perasaan berat masih menggantung di hati mereka. Pengorbanan ini adalah jalan yang penuh dengan ketidakpastian.

"Apakah kita sudah benar?" Wei Wuxian bertanya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam kesunyian.

Lan Wangji menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan. "Kita sudah memilih jalan ini bersama. Tidak ada yang bisa mengubah keputusan itu."

Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan pembicaraan, suara keras tiba-tiba terdengar, menghentikan semua pikiran mereka. Dari kegelapan yang telah surut, sosok-sosok bayangan mulai muncul, satu per satu, mendekat dengan kecepatan yang mengejutkan.

"Jadi kalian akhirnya sampai di sini," suara yang familiar terdengar, keras dan penuh kekuatan. Wei Wuxian menoleh, dan di depan mereka berdiri sosok yang telah lama hilang dari ingatan mereka—Chiangli, dengan senyum sinis di wajahnya.

"Chiangli?" Wei Wuxian mendecak, tak percaya.

Chiangli tertawa, langkahnya mantap menuju altar. "Kalian pikir hanya dengan memilih jalan ini kalian bisa menguasai kekuatan yang ada? Kalian salah. Kekuatan ini bukan untuk manusia lemah seperti kalian."

Lan Wangji langsung melangkah maju, menghalangi jalan Chiangli. "Jangan mencoba untuk menghalangi kami. Kami sudah membuat keputusan, dan tidak akan mundur."

Chiangli menatap mereka dengan tatapan meremehkan. "Keputusan? Kalian pikir kalian bisa menghadapinya sendirian? Kekuatan yang kalian cari hanya akan membawa kehancuran, dan aku akan memastikan kalian merasakannya."

Wei Wuxian dan Lan Wangji saling berpandangan. Dalam hati, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang. Musuh yang mereka hadapi adalah Chiangli, seseorang yang telah lama menunggu kesempatan untuk merebut kekuatan ini.

"Jika kalian ingin bertarung," Wei Wuxian berseru, "maka terima akibatnya!"

Tanpa peringatan lebih lanjut, mereka melancarkan serangan bersama. Kecepatan dan kekuatan mereka menyatu dengan sempurna, seiring dengan energi yang baru saja mereka terima dari altar. Chiangli tidak mundur, malah tersenyum semakin lebar, siap menghadapi mereka.

Dalam pertempuran yang sengit itu, setiap serangan terasa lebih kuat, lebih mematikan. Namun, Wei Wuxian dan Lan Wangji tetap berdiri berdampingan, tidak ada yang lebih penting selain melindungi satu sama lain. Setiap kali salah satu dari mereka terdesak, yang lain akan langsung datang membantu, saling menjaga, saling memperkuat.

Namun, pada satu titik, Chiangli mengeluarkan kekuatan yang tak terduga—sesuatu yang lebih gelap dan lebih kuat dari apapun yang pernah mereka hadapi. Energi itu meledak, melontarkan keduanya mundur.

"Begitu mudah kalian terjatuh," Chiangli menyeringai, menatap mereka dengan rasa puas. "Kalian tidak tahu apa yang kalian lawan."

Lan Wangji tampak goyah, tapi ia tetap berdiri kokoh. "Tidak akan ada yang bisa menghentikan kami."

Wei Wuxian menggenggam tangan Lan Wangji, menyatukan kekuatan mereka sekali lagi. "Kita akan mengalahkannya bersama, seperti yang kita lakukan selama ini."

Chiangli mendekat, semakin dekat, namun tiba-tiba, sebuah suara lain memecah keheningan, suara yang penuh dengan otoritas dan kekuatan.

"Chiangli!"

Semua mata tertuju pada sosok yang baru saja muncul. Dari bayang-bayang yang sebelumnya terlihat samar, muncul seorang pria berjubah hitam, wajahnya tersembunyi di balik topeng emas. Dengan langkah yang tenang namun penuh kekuatan, pria itu mendekatkan diri.

Chiangli tampak terkejut, meskipun tetap mencoba menjaga ekspresi tenangnya. "Siapa kamu?"

Pria itu melepaskan topengnya, mengungkapkan wajah yang sangat familiar bagi Wei Wuxian dan Lan Wangji—sosok yang pernah mereka kenal di masa lalu.

"Jadi, kau masih hidup, Lin Xie?" Wei Wuxian berkata dengan suara tajam.

Lin Xie tersenyum sinis, matanya penuh dengan kebencian. "Aku selalu ada, hanya saja kalian tidak pernah melihatnya. Kalian berdua memang tidak tahu siapa yang sebenarnya mengendalikan segala sesuatu di balik layar."

Dengan satu gerakan tangan, Lin Xie melepaskan kekuatan yang jauh lebih besar daripada apa yang Chiangli miliki. Dalam sekejap, kekuatan itu meluncur ke arah Chiangli, mengalahkannya dengan mudah.

Chiangli terjatuh, terluka parah. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. "Kalian pikir kalian menang? Kekuasaan ini bukan milik kalian!" teriaknya sebelum kehilangannya kesadaran.

Wei Wuxian menatap Lin Xie dengan hati-hati. "Apa yang kau inginkan, Lin Xie? Mengapa kau membantu kami?"

Lin Xie hanya tersenyum. "Aku bukan teman kalian, tetapi aku tidak akan membiarkan kekuatan ini jatuh ke tangan orang yang salah. Kekuatan ini harus tetap terjaga, untuk semua orang."

Sementara itu, Lan Wangji tetap berada di sisi Wei Wuxian, menjaga agar apapun yang terjadi, mereka tetap bersama.

"Jadi, apakah ini akhirnya?" Wei Wuxian bertanya, mengalihkan pandangannya ke Lan Wangji.

Lan Wangji mengangguk perlahan, matanya lembut namun penuh kekuatan. "Kita telah melalui banyak hal. Ini adalah awal baru."

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang