Beberapa hari telah berlalu sejak pertempuran di Gunung Tianji, namun jejak-jejak dari kegelapan masih bisa dirasakan. Wei Wuxian dan Lan Wangji kembali ke desa Nandian untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang sosok misterius yang menyerang mereka, sekaligus menenangkan hati mereka setelah pertarungan besar itu.Malam di desa Nandian terasa lebih tenang dibandingkan perjalanan mereka yang penuh bahaya. Bintang-bintang tampak terang di langit, dan cahaya bulan menimbulkan bayangan lembut di tanah. Wei Wuxian sedang duduk di halaman sebuah penginapan, menikmati aroma teh herbal yang disajikan. Matanya menerawang, seolah memikirkan sesuatu yang jauh.
Lan Wangji duduk di dekatnya, menatap bintang-bintang tanpa berkata apa pun. Dia selalu seperti itu—tenang dan penuh pertimbangan, namun kehadirannya memberikan rasa aman yang tak terbantahkan bagi Wei Wuxian.
"Aku tak menyangka kita bisa keluar hidup-hidup dari Gunung Tianji," Wei Wuxian tiba-tiba membuka suara, suaranya terdengar ceria, meski ada jejak lelah di balik nada suaranya. "Kau benar-benar luar biasa, Lan Zhan. Aku mungkin sudah mati tiga kali kalau bukan karena kau."
Lan Wangji memandang Wei Wuxian sekilas, lalu kembali melihat langit. "Kita berhasil karena kita bekerja sama."
Wei Wuxian tertawa pelan. "Kau selalu begitu. Tenang, dingin, dan penuh kepastian. Tapi aku tahu ada lebih dari itu. Kau tidak bisa menyembunyikan semuanya dariku."
Keheningan menyelimuti mereka, dan Wei Wuxian menatap wajah Lan Wangji yang diterangi oleh cahaya bulan. Ada sesuatu yang selalu membuatnya penasaran tentang pria ini. Meskipun mereka telah melalui banyak hal bersama, Wei Wuxian merasa bahwa Lan Wangji masih menyimpan sebagian dari dirinya jauh di dalam hati.
"Apa kau pernah merasa lelah dengan semua ini, Lan Zhan?" Wei Wuxian bertanya pelan. "Dengan pertempuran, dengan kegelapan yang selalu mengintai... apa kau pernah berpikir untuk menyerah?"
Lan Wangji tidak segera menjawab. Tatapannya tetap terfokus pada langit malam. Kemudian, setelah beberapa saat, dia berkata dengan nada pelan, "Tidak. Kegelapan selalu ada, tetapi selama ada cahaya, aku akan terus berjuang."
Wei Wuxian terdiam, merenungkan kata-kata Lan Wangji. Meskipun jawabannya singkat, itu cukup untuk membuatnya berpikir. Selama ini, mereka memang telah menghadapi banyak bahaya, tetapi Lan Wangji selalu kuat, tak pernah goyah. Wei Wuxian merasa kagum, sekaligus sedikit iri.
Namun sebelum Wei Wuxian bisa mengatakan apa-apa lagi, pintu penginapan terbuka, dan seorang penduduk desa yang pernah mereka selamatkan muncul di depan mereka.
"Maaf mengganggu, Tuan-tuan," katanya dengan suara rendah. "Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kalian. Dia mengatakan itu sangat mendesak."
Wei Wuxian dan Lan Wangji bertukar pandang sejenak sebelum berdiri. "Siapa orang itu?" tanya Wei Wuxian, rasa ingin tahunya terbangkitkan.
"Dia seorang pendeta dari kuil di hutan utara. Dia bilang dia memiliki pesan penting untuk kalian."
Mereka berdua segera meninggalkan penginapan dan menuju ke tempat pertemuan di pinggiran desa. Setibanya di sana, mereka disambut oleh seorang pria tua yang mengenakan jubah pendeta. Wajahnya tampak lelah, namun matanya menunjukkan keseriusan yang mendalam.
"Aku mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu," kata pendeta itu dengan hormat. "Aku datang dengan pesan penting dari para leluhur. Ini tentang Kunci Kegelapan."
Wei Wuxian segera memperhatikan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dari suasana malam itu. Udara terasa lebih dingin, dan angin berhembus membawa suara bisikan yang aneh. “Pesan apa itu?” tanyanya.
Pendeta itu menarik napas panjang. "Meskipun kalian telah berhasil menyegel Kunci Kegelapan di Gunung Tianji, ancaman yang lebih besar masih mengintai. Ada kekuatan yang lebih tua, lebih berbahaya daripada yang kalian kira. Kunci itu bukan hanya gerbang ke dunia kegelapan—itu adalah bagian dari kekuatan purba yang telah hilang selama ribuan tahun."
Lan Wangji memandang pendeta itu dengan seksama. "Apa maksudmu?"
"Kunci Kegelapan adalah salah satu dari tiga artefak yang dikenal sebagai Relik Tertinggi. Tiga artefak ini bersama-sama memiliki kekuatan untuk membuka gerbang antara dunia ini dan dunia bawah. Kalian mungkin telah menyegel satu, tetapi masih ada dua artefak lainnya yang tersembunyi di dunia ini."
Wei Wuxian merasa darahnya mendidih. "Jadi, kita belum benar-benar menyelesaikan masalah ini?"
Pendeta itu menggeleng. "Tidak. Dan jika artefak lainnya jatuh ke tangan yang salah, maka dunia ini akan hancur."
Keheningan mencekam suasana, dan Wei Wuxian menatap Lan Wangji, yang tampak lebih serius dari biasanya. Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Di luar sana, ada lebih banyak bahaya yang menunggu, dan mereka harus segera bertindak sebelum segalanya terlambat.
“Kami harus menemukan dua artefak lainnya,” kata Lan Wangji tegas. “Dan memastikan mereka tidak jatuh ke tangan musuh.”
Wei Wuxian mengangguk setuju. “Kalau begitu, kita tidak punya waktu untuk beristirahat lagi. Petualangan kita baru dimulai.”
Dengan semangat yang menyala, Wei Wuxian dan Lan Wangji bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Kegelapan mungkin selalu mengintai, tetapi selama mereka berdua tetap bersama, mereka tahu bahwa tidak ada yang mustahil. Mereka akan menemukan dua artefak lainnya, melindungi dunia dari kehancuran, dan menghadapi setiap tantangan yang datang dengan keberanian dan kekuatan hati.
Di bawah sinar bulan yang bersinar terang, mereka memulai perjalanan baru, tak gentar menghadapi apa pun yang menanti mereka di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...