Malam itu begitu sunyi. Hanya suara hembusan angin lembut yang bisa terdengar di antara pepohonan yang bergoyang. Wei Wuxian dan Lan Wangji berdiri di atas tebing, menatap langit yang dipenuhi dengan bintang-bintang yang berkelip. Udara malam terasa segar, namun keheningan yang melingkupi mereka membuatnya terasa lebih mendalam.
Wei Wuxian memandang Lan Wangji dengan senyum tipis, matanya yang cerah menunjukkan rasa nyaman yang baru saja ditemukan. Sejak pertempuran terakhir mereka berakhir, banyak yang telah berubah. Tidak hanya dunia mereka, tetapi juga hubungan antara dirinya dan Lan Wangji.
"Kau merasa tenang sekarang?" tanya Wei Wuxian, suaranya lembut namun penuh makna.
Lan Wangji memutar tubuhnya, menghadap Wei Wuxian dengan tatapan yang penuh perhatian. Ada sedikit keraguan di mata Wei Wuxian, seperti dia khawatir jika dunia mereka kembali mengganggu kedamaian yang baru mereka temui. Namun, saat mata mereka bertemu, semua kecemasan itu hilang begitu saja.
"Aku merasa tenang ketika bersamamu," jawab Lan Wangji, suaranya serak namun penuh perasaan.
Wei Wuxian tidak bisa menahan senyumannya. Ia merasa sesuatu yang dalam mengalir dalam dirinya, sebuah perasaan yang telah terpendam begitu lama. Sejak pertama kali mereka bertemu, begitu banyak rintangan yang mereka hadapi bersama, namun malam ini terasa berbeda. Mereka ada di sini, bersama-sama, tanpa ada yang menghalangi.
Lan Wangji mendekat sedikit, hingga jarak di antara mereka hanya terpisah beberapa inci. Wei Wuxian merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. Lan Wangji, yang biasanya begitu terkendali, kini menunjukkan sisi lain dari dirinya—sebuah sisi yang lebih lembut, lebih terbuka. Ada perasaan yang tak terbantahkan antara mereka, dan malam ini adalah malam yang tepat untuk merasakannya lebih dalam.
Tanpa kata-kata lebih lanjut, Lan Wangji mengangkat tangan, dengan lembut menyentuh wajah Wei Wuxian. Sentuhan itu penuh kelembutan, seperti mengukir setiap perasaan yang ada dalam dirinya. Wei Wuxian menutup mata, merasakan sentuhan hangat itu yang merasuk jauh ke dalam hatinya.
"Jangan ragu lagi," bisik Lan Wangji, suaranya rendah dan penuh janji.
Wei Wuxian membuka matanya, menatap Lan Wangji dengan penuh perasaan. "Aku tidak akan ragu lagi," jawabnya, dan tanpa kata-kata lagi, ia menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang lembut namun penuh makna. Ciuman itu adalah pengakuan, sebuah ungkapan dari hati yang selama ini terpendam.
Ciuman mereka semakin dalam, penuh dengan kehangatan dan perasaan yang tak bisa lagi dibendung. Wei Wuxian merasa seperti semua beban yang pernah ia rasakan seolah hilang dalam pelukan Lan Wangji. Mereka saling memeluk, tubuh mereka yang lelah dan penuh luka akhirnya menemukan kedamaian dalam kehangatan satu sama lain.
Lan Wangji menarik tubuh Wei Wuxian lebih dekat, tubuh mereka kini saling bersentuhan. Wei Wuxian merasakan detak jantung Lan Wangji yang begitu jelas, dan ia tahu bahwa mereka kini saling memahami lebih dari sebelumnya. Mereka tidak perlu kata-kata lagi. Hanya ada perasaan yang berbicara, mengalir melalui sentuhan dan tatapan mereka.
Malam itu, di bawah cahaya bulan yang menyinari mereka, Wei Wuxian dan Lan Wangji menemukan kedamaian dalam pelukan satu sama lain. Dunia yang penuh dengan pertarungan dan pengorbanan terasa begitu jauh, dan hanya ada mereka berdua—dua jiwa yang saling melengkapi, menemukan rumah mereka di hati masing-masing.
Nanaylatif: maaf ya teman teman kalau cerita ini kurang memuaskan dan maaf juga baru update novel sekarang karena pas itu mood aku buruk terus.
Terimakasih yang sudah baca novel ini ya :)
Jangan lupa vote ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Hearts
FantasySinopsis: Di Dunia Ilahi yang penuh dengan sihir dan misteri, dua kekuatan utama, Klan Senja dan Klan Aurora, bersaing untuk menguasai artefak kuno yang disebut "Kunci Kegelapan." Artefak ini diyakini memiliki kekuatan yang dapat mengubah nasib duni...