Bab 36: Penjaga Lembah Terlupakan

4 1 0
                                    

Sosok di depan mereka semakin mendekat, langkahnya terbungkus dalam bayang-bayang kabut yang tebal. Wei Wuxian bisa merasakan hawa gelap yang mengelilinginya, udara yang dingin dan berat, seolah-olah tempat itu memancarkan ancaman yang sulit untuk dihindari.

"Siapa kau?" tanya Wei Wuxian, berusaha menjaga ketenangannya, meskipun perasaan tak menentu menguasai dirinya.

Sosok itu berhenti tepat di hadapan mereka. Wajahnya tersembunyi di balik jubah hitam, hanya matanya yang merah menyala yang tampak mencuat dari bayangannya. Ada kilatan dingin di matanya, dan senyum misterius yang muncul di bibirnya membuat Wei Wuxian merasa semakin cemas.

"Aku adalah penjaga lembah ini," jawab sosok itu dengan suara yang dalam dan bergema, seperti suara dari jauh. "Tidak banyak yang berani memasuki wilayah ini, dan yang datang pun biasanya hanya untuk mencari kematian."

Wei Wuxian merasakan tubuhnya sedikit menegang, tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takutnya. "Kami hanya mencari informasi, bukan untuk bertarung."

Lan Wangji berdiri tegak di samping Wei Wuxian, pedangnya terhunus, siap melindungi mereka berdua. "Jika kau menghalangi kami, kami tidak akan mundur," katanya dengan suara tegas.

Sosok itu tertawa pelan, seolah menikmati ketegangan yang terbangun. "Kalian berani datang ke sini, berarti kalian sudah siap menerima konsekuensinya. Tapi ingat, ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan apa yang kalian cari."

Wei Wuxian merasa perasaan gelisahnya semakin dalam. Sesuatu yang buruk pasti akan terjadi, dan dia bisa merasakannya dalam setiap detik yang berlalu. Namun, dia tidak punya pilihan lain selain terus maju.

"Berikan apa yang kami butuhkan, dan kami akan pergi," kata Wei Wuxian dengan penuh tekad.

Penjaga lembah itu mengangguk perlahan, tatapannya semakin tajam. "Kalian harus menghadapi ujian sebelum bisa mendapatkan apa yang kalian cari. Lembah ini tidak memberikan hadiah kepada sembarang orang."

Tanpa peringatan, sosok itu mengangkat tangannya, dan tiba-tiba kabut yang tebal mulai mengalir keluar dari tanah, menutupi seluruh lembah dalam kegelapan yang hampir total. Wei Wuxian dan Lan Wangji terpaksa melangkah maju, merasakan tekanan yang semakin berat di udara.

"Apa yang terjadi?" tanya Wei Wuxian, mencoba untuk tetap waspada.

Penjaga itu mengangkat jari, dan kabut itu terpecah, membentuk jalan sempit yang mengarah ke sebuah gua besar di tengah lembah. "Inilah ujian kalian. Masuki gua itu, dan hadapi apa yang ada di dalamnya. Hanya yang kuat yang bisa keluar hidup-hidup."

Wei Wuxian menelan ludah, merasakan ketegangan yang menguat di dalam dirinya. "Apakah kami harus masuk?" tanyanya, matanya tak bisa lepas dari gua yang gelap itu.

Lan Wangji menatap gua itu dengan serius. "Kita tidak punya pilihan lain."

Wei Wuxian mengangguk, meskipun hatinya berdebar. Dengan langkah mantap, mereka mulai memasuki gua yang gelap, hanya ada suara langkah kaki mereka yang terdengar di dalam kesunyian yang mencekam. Setiap langkah yang mereka ambil terasa semakin dalam, seolah membawa mereka semakin jauh ke dalam sesuatu yang tidak mereka mengerti.

Di dalam gua, suasana semakin berat. Di setiap sudut gua yang gelap, Wei Wuxian merasa seolah ada mata-mata yang mengawasi mereka. Kabut yang menyelimuti lembah tadi kini mulai menyusup ke dalam gua, mengaburkan pandangan mereka lebih jauh lagi.

Tiba-tiba, sebuah suara bergaung dari kedalaman gua, menggetarkan dinding-dindingnya. "Kalian telah memasuki wilayah yang terlarang. Hanya mereka yang memiliki kekuatan sejati yang bisa melewati ujian ini."

Wei Wuxian terkejut dan menoleh ke arah Lan Wangji, yang tetap tenang di sampingnya. "Wangji... Apa yang sedang terjadi?"

Lan Wangji menatap ke depan, menajamkan indra pendengarannya. "Kita harus melangkah dengan hati-hati. Ini bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan mental."

Tanpa ada peringatan lagi, tanah di bawah mereka mulai berguncang, dan dari kedalaman gua, muncul bayangan-bayangan gelap yang bergerak dengan cepat, menyerang mereka. Wei Wuxian merasa tubuhnya terhentak mundur, namun dengan cepat ia menarik pedangnya.

"Jaga dirimu," kata Lan Wangji dengan tegas.

Perangkap pertama dimulai. Mereka berdua harus bertarung untuk bertahan hidup, tetapi dalam pertempuran ini, mereka tidak hanya diuji dengan kekuatan fisik. Setiap serangan yang datang seolah membawa pertanyaan, menggali lebih dalam ke dalam hati mereka.

Wei Wuxian merasakan kekuatan Yin Purba yang mulai mengalir dalam dirinya, memberi kekuatan luar biasa. Namun, dia tahu jika ia tidak berhati-hati, kekuatan ini bisa saja menguasai dirinya.

"Tenang, Wuxian," kata Lan Wangji yang tiba-tiba muncul di sisinya. "Kita harus mengendalikan diri."

Sambil bertarung melawan bayangan-bayangan itu, Wei Wuxian semakin menyadari bahwa ujian ini bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga soal mengendalikan dirinya sendiri. Mengendalikan kekuatan yang tak pernah ia minta.

Bersama-sama, mereka melawan bayangan yang semakin kuat, langkah mereka beriringan, saling melindungi. Mereka tahu, perjalanan ini jauh dari selesai.

Eclipsed HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang