Bagian 9

1.2K 112 1
                                    


















Setelah insiden mimisan yang Kavi alami, Noa memaksa pria itu untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan check kesehatan walaupun awalnya Kavi menolak keras pada akhirnya ia mengalah atas permintaan Noa, dengan raut khawatir yang amat menggemaskan itu Kavi tak tega mengabaikan kekhawatiran Noa padanya.

Kavi masih berada dalam posisi tidur di atas brankar sementara Noa berdiri di sana memperhatikan, ia merasa harap-harap cemas mengapa ia begitu khawatir terhadap kesehatan pria yang memiliki rupa mirip dengan almarhum suaminya itu, Noa sendiri tak mengerti ia hanya mengikuti nalurinya saja.

"Masnya cuma kurang istirahat sama tekanan darahnya rendah makanya mimisan, jangan terlalu stress juga ya Mas. Minum vitamin penambah darah nanti saya resepkan."

"Gak ada indikasi penyakit berbahaya, kan, Dok?" Noa bertanya dengan segera.

"Gak ada, Kak, tenang aja adeknya baik-baik aja."

Kavi nyaris tertawa mendengar ucapan sang dokter, di tambah raut lega Noa sangat menggemaskan ingin Kavi cubiti rasanya.



















Keduanya keluar dari rumah sakit dengan perasaan lega, sebenarnya hanya Noa yang lega sementara Kavi pada dasarnya memang sudah tahu jika dirinya baik-baik saja. Sebagai permintaan maaf karena telah membuat Noa khawatir Kavi berinisiatif mengajak Noa mampir ke salah satu minimarket untuk membelikan minuman ataupun makanan kecil sebelum mereka kembali pulang.

"Nih, Kak, minum dulu," Kavi membukakan air mineral untuk Noa minum, keduanya masih berada di dalam mobil di area parkir minimarket dengan Kavi sebagai pengemudi sementara Noa duduk nyaman di kursi penumpang. Noa mengambil minuman itu lalu meneguknya.

"Kak, can i ask you something?" Tanya Kavi saat Noa selesai dengan acara minumnya dan menutup kembali botol air mineral.

Noa mengangguk, "boleh, mau tanya apa?"

"Do you have any trauma?"

Noa terdiam, melihat reaksi Noa Kavi merasa sepertinya ia salah bertanya lantaran Noa seakan enggan menjawab.

"You dont need to answer if you wont."

Noa menggeleng, ia menghela napasnya sebelum mengalihkan tatapan ke arah Kavi. Noa tak bisa tak tertegun tiap kali melihat paras Kavi, ia benar-benar seperti Joshua yang hidup kembali dalam versi lebih muda.

"My husband passed away from cancer ..."

Kavi cukup terkejut mendengar jawaban Noa, ia tak menyangka pria manis itu akan menjawabnya to the point. Ia pikir Noa tak ingin membicarakan sesuatu yang cukup sensitif seperti itu.

Kavi mengerti mengapa Noa sangat khawatir saat melihatnya mimisan, "i'm sorry to hear that, Kak, kamu hebat banget udah bisa laluin fase sulit itu."

"Kamu tau apa yang lebih bikin saya khawatir sama kamu?" Tanya Noa, ia mungkin harus membicarakan ini agar tak terlihat aneh di hadapan Kavi, "ini mungkin agak aneh buat orang asing yang baru dua kali ketemu, tapi," Noa menyalakan ponselnya yang terpasang wajah Joshua yang tengah tersenyum sebagai wallpaper ponselnya, lalu menunjukan itu pada Kavi, "kamu mirip banget sama suami saya."

Kavi terdiam, ia seolah kehilangan kata saat melihat betapa miripnya sosok itu dengan dirinya, mulai dari wajah hingga senyuman, Kavi seakan menemukan kembarannya yang lain di dunia ini. Namun ia jadi teringat akan sosok pria yang di lukisnya tempo hari apakah mereka orang yang sama, atau mungkin keduanya hanya mirip saja dengannya.

"Noway .... "

Noa tersenyum pahit kemudian kembali mematikan layar ponselnya, "tapi saya sadar kalo kamu bukan dia, kamu terlalu muda kalo Mas Joshua hidup kembali, itu pasti bukan kamu. Tapi ... Noa tak dapat menahan sakit di hatinya setiap kali ia melihat Kavi, " Tiap liat kamu saya jadi makin rindu sama suami saya Kavi."






















Tbc ....

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang