Bagian 28

1.1K 130 12
                                    




















Persetan, Noa tak bisa terus menunggu tanpa lakukan apapun, Kavi masih tetap tak beranjak dari pendiriannya untuk menjauh dan hal tersebut membuat Noa tak tahan lagi. Baiklah, itu memang salahnya dan sudah seharusnya ia yang meminta maaf atas segalanya. Bukan, Noa tidak akan meminta Kavi bertanggung jawab atas apa yang terjadi justru Noa ingin membunuh rasa bersalahnya atas segala hal yang membuat Kavi tersakiti.

Bahkan setelah apa yang di lakukannya, Kavi masih dengan suka rela menjadi 'ayah' bagi Joey, bukankah itu sudah cukup buktikan jika Kavi adalah sosok pria yang sangat patut di hargai. Noa harus mendapat maaf bagaimanapun caranya, Noa akan dengar itu secara langsung dari mulut Kavi sendiri.

Maka di sore hari menjelang petang, ia berdiri di halaman studio tempat tinggal Kavi. Pria manis yang tengah berbadan dua itu mengenakan cardigan merah muda dengan kaus polos sebagai dalamannya. Noa terlihat sangat manis dengan sedikit riasan, Noa tahu Kavi menyukainya, maka dengan sedikit cara licik ia akan membuat Kavi terima maafnya.

Jidan mengatakan jika Kavi ada jadwal bimbingan skripsi di kampus dan Noa hanya perlu menunggu, benar Jidan tahu akan niatnya pergi temui Kavi. Beruntung putra angkatnya mendukung apapun yang Noa lakukan selagi itu demi kebaikan. Hanya Jidan yang tahu apa yang akan Noa lakukan sore itu.

Tak berselang lama seseorang tiba, dengan motor matic yang Noa kenali dengan baik ia memarkirkan kendaraan di depan studio. Noa dapat lihat Kavi membuka helmnya, jantungnya berdebar hanya dengan melihat rambut gondrong pria itu berantakan, tangannya terasa dingin saat menyadari dirinya benar-benar melihat Kavi lagi setelah sekian lama.

Noa dengan keberanian yang ia kumpulkan dengan susah payah berjalan perlahan, hampiri presensi Kavi yang hendak berjalan memasuki studio, "Kavi!" Noa sedikit berteriak karena langkahnya hampir kehilangan pria muda itu.

Kavi yang lihat kehadiran Noa sama terkejutnya, dirinya sempat terpaku karena merasa bingung dengan apa yang di lihatnya, apakah itu benar-benar Noa, Noa berada di sana menemuinya.

"Kak Noa ... " Kavi berujar dengan suaranya yang tercekat.

"H-hai," Noa tersenyum canggung ke arahnya. Kavi dapat lihat dengan jelas wajah cantik Noa lagi setelah sekian lama, apakah ia sedang bermimpi.

"Hai, how are you?" Tanya Kavi, ia tak ingin bersikap bodoh. Walaupun Kavi sangat merindukan Noa rasanya ia akan gila.

"I'm not really good, Kavi."

Kavi terdiam sejenak menimbang apakah ia harus mengajak Noa masuk ke dalam rumahnya atau tidak. Kavi takut hal itu akan mengganggu Noa.

"Kavi, bisa kita ngobrol di dalem?"

Pertanyaan Noa buat Kavi terkejut untuk kesekian kalinya, tetapi ia sangat bersyukur Noalah yang memintanya, "sure, di luar mendung juga."

Keduanya lalu berjalan masuk ke dalam studio, naik ke lantai dua tempat yang kedua kalinya Noa datangi itu terlihat masihlah sama. Ranjang milik Kavi, kanvas besar yang terpajang terlihat hampir selesai di kerjakan. Akan tetapi mata bulat Noa terbuka lebar saat lihat sosok familiar dalam lukisan itu.

Sial, Kavi melupakan prihal lukisan itu, ia buru-buru berjalan menghalangi pandangan Noa, "Kak, aku bisa jelasin--"

"Is that me?" Noa tatap Kavi dengan mata berkaca-kaca. Tidak, Noa tidak marah, justru ia merasa terharu karena lukisan wajahnya terlihat sangat cantik di sana.

"I'm sorry, Kak. Aku lukis wajah kamu tanpa ijin."

"That's pretty," Noa usap air mata yang menggenang di ujung matanya. Hormon kehamilan rupanya mulai ambil alih dirinya.

"Ohh ... Thanks God," Kavi hela napasnya dalam saat dengar pujian Noa, "aku gak bisa bayangin kalo Kakak marah karena liat ini."

Noa menggeleng, "no, kenapa harus marah. Aku terharu kamu bisa gambar muka aku secantik itu."

"Kakak emang cantik," Kavi tersenyum hingga matanya melengkung bak bulan sabit.

Tidak, Noa merindukannya, senyuman itu ia sangat amat ingin melihatnya, "Kavi, aku pengen peluk kamu, boleh?"




















Tbc ...

Tebak jawaban Kavi. Kalo bener aku up lagi abis ini 😆😆

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang