Bagian 39

1.7K 153 13
                                        



















Seperti apa yang di inginkan Kavi, dua hari berselang Noa mengajak pemuda tampan itu untuk pergi ke rumah sakit langganan keluarga Mahendra, Noa sudah membuat reservasi  untuk pemeriksaan kepada seorang dokter kandungan yang juga sebelumnya merawat Joey saat dalam kandungan.

Ada rasa bahagia tersendiri saat Kavi berjalan mengekori Noa di lorong rumah sakit, Kavi tidak berani menggenggam tangan Noa, ia sadar mereka akan menarik perhatian jika terlalu mesra, walaupun sebenarnya Kavi tak peduli ia hanya ingin mengerti perasaan Noa. Pria manis itu mungkin tak akan nyaman dengan afeksi berlebihan di muka umum. Terlebih mereka belum resmi menikah.

Karena sudah membuat reservasi, Noa tak lagi perlu menunggu, ia hanya mengetuk pintu ruangan obgyn, dan tak lama kemudian seorang perawat keluar dari dalam sana, ia ingat jelas siapa sosok tersebut.

"Eh, Hallo, Kak Noa apa kabar?" Tanya sang perawat, Cleo, pria manis dengan kulit seputih susu, senyuman manis juga perawakan mungil yang sangat menggemaskan.

"Halo, Cleo, baik, kamu apa kabar?"

"Puji Tuhan baik dong, Kak, oh ayo masuk, Dokter Rendi udah nunggu di dalem."

Noa kemudian mengekori Cleo, di susul Kavi yang merasa berdebar, ia dapat membayangkan apa yang hendak di lihatnya sebentar lagi.

"Siang Dokter Rendi," Noa menyapa, ia tersenyum lebar begitu manis dan hangat.

"Halo Noa, apa kabar? Rasanya udah lama banget gak ketemu, silahkan langsung baring aja ya, Na," Rendi mengarahkan Noa mempersilahkan pria manis itu menuju brankar.

Rendi sebenarnya sedikit penasaran sekaligus terkejut saat melihat dengan jelas sosok yang datang bersama Noa. Wajahnya, Rendi pernah melihat Joshua sebelumnya, mereka pernah bertemu karena Joshua pernah mengantarkan kakak sepupunya periksa kandungan, bahkan saat Joshua wafat Rendi datang untuk melayat. Lalu melihat Kavi berdiri di sana jantung Rendi terasa berhenti untuk sesaat.

"Oh ... Kamu dateng sama siapa Noa?" Tanya Rendi mencoba tenang, ia keluarkan beberapa alat untuk mengecek kandungan. Sebenarnya Noa sudah pernah datang sendiri untuk memeriksakan  kandungannya.

"Dokter pasti kaget, yah?" Noa sedikit terkekeh, karena Rendi sosok yang buruk dalam menyembunyikan ekspresi, "dia Kavi, mukanya mirip Mas Josh, tapi bukan, dia itu ... " Noa melirik Kavi yang sedari tadi hanya diam mendengarkan percakapan Noa dan Rendi, "dia pacar baru saya dan juga ayah dari bayi yang saya kandung .... "

Kavi sangat terkejut, sangkin terkejutnya ia hanya menatap Noa dengan tatapan melebar, Kavi bahkan membuka sedikit mulutnya lantaran merasa sangat shock.

"Oh ... Sama gantengnya kaya Josh yah, Na, cuma keliatan lebih muda," Rendi berkelakar, walaupun dalam batinnya Rendi juga sangat terkejut.

"Masnya siapa namanya?" Tanya Rendi sembari mengangkat sedikit baju Noa pada bagian perut, karena ia akan mengoleskan gel untuk keperluan USG.

"Saya ... Saya Kavi, Dok."

"Coba mendekat ke sini, biar Masnya bisa liat anaknya."

Sial, Kavi benar-benar senang hingga jantungnya berdebar cepat, ia sontak berjalan menghampiri, Kavi berdiri di sisi Noa, ia genggam tangan kekasih tercintanya itu.

"Mas bisa liat, ini kantung kehamilannya, babynya belum terbentuk sempurna karena usianya masih sangat muda."

Kavi terdiam, matanya berkaca-kaca. Perasaannya sangat hangat, ia merasa takjub dengan apa yang dirinya lihat. Sementara Noa yang melihat itu juga merasa sangat tersentuh, saat kehamilan pertamanya Noa tak pernah di temani Joshua, tak sekalipun bahkan saat pemeriksaan pertama hingga melahirkan ia melakukan itu dengan anggota keluarga Mahendra ataupun Babanya.

"Janin sehat, cuma jangan biarin Noa stress yah, Mas, tolong di jaga, di pastikan minum susu dan vitamin dengan rutin."

Kavi mengangguk, sebelah tangannya ia gunakan untuk mengusap air mata yang hendak menetes, "baik Dok, pasti, pasti saya jaga Noa, saya janji," Kavi melirik ke arah Noa yang juga tengah menatapnya sembari meneteskan air mata.

"Baby, i'm so happy," Ujar Kavi sembari menciumi punggung tangan Noa. Noa hanya mengangguk, ia benar-benar merasa utuh memiliki Kavi di sisinya. Keduanya merasa benar-benar di liputi kebahagiaan yang tak terhingga.

Rendi lalu melanjutkan memberikan beberapa petuah dan anjuran, sementara Kavi mendengarkan dengan seksama, hingga akhirnya mereka usai melakukan pemeriksaan dan kembali ke rumah dengan perasaan sangat bahagia yang meliputi.






















Tbc ...

Bentar lagi tamat ya mentemen 😂

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang