Tiga bulan berlalu sejak acara merapihkan barang-barang kepunyaan mendiang Joshua, kehamilan Noa juga semakin tua bahkan kandungan Noa sudah memasuki minggu-minggu krusial dimana dokter sudah menentukan tanggal kelahiran bayi keduanya yang akan di lakukan dengan metode operasi caesar. Hubungannya dengan Kavi juga berjalan sangat lancar dan kejutan lainnya adalah keluarga besar Mahendra bersama sang Baba tengah sibuk melakukan persiapan pernikahannya.
Ya, kalian tidak salah membaca karena Kavi sudah melamarnya satu bulan yang lalu. Kavi memang sudah memiliki sebuah pekerjaan yang menjanjikan sebagai seorang illustrator di sebuah studio terkenal, karena pengalamannya yang mumpuni Kavi menjadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Noa yang awalnya berencana untuk menerima lamaran sang pemuda saat bayinya telah lahir nanti akhirnya berubah pikiran setelah mendengar alasan Kavi.
Pria muda itu memberi alasan jika ia tak ingin membiarkan anak mereka lahir tanpa sosok ayah yang di akui oleh orang lain, mengingat ada saat di mana ia dan Noa pergi ke rumah sakit dan Noa tak memiliki sosok suami dan hanya memiliki kekasih itu terdengar cukup menyedihkan di telinganya. Maka dengan sedikit memaksa Noa akhirnya setuju untuk menerima pinangan sang kekasih hati.
Ia dan Kavi sudah tak bertemu sejak satu minggu yang lalu, alasannya karena Noa harus benar-benar beristirahat dan Kavi tak mengganggunya. Acara pernikahan memang hanya akan di laksanakan dalam skala kecil namun tetap saja mengingat kondisi Noa yang tengah hamil Noa harus tetap menjaga kesehatan dan kebugarannya.
Noa tengah berada di kamarnya menemani Joey membaca sebuah buku cerita anak sementara Tyana dan Babanya tengah sibuk menyiapkan ini dan itu karna lusa acara akan di laksanakan.
"Sebentar lagi adik lahir ya, Buna?" Tanya Joey saat Noa tengah dengan susah payah duduk di atas lantai menemani putranya merakit lego yang di berikan Kavi tempo hari.
"Um, sebentar lagi adik lahir Sayang," Noa dengan lembut usap pangkal kepala putranya yang akan segera menjadi seorang kakak itu.
"Kata Grandbu Buna sama Ayah mau menikah, yah? Emangnya Buna kenapa harus menikah dua kali?"
Noa tersenyum, ia kecup gemas pipi Joey yang tengah serius itu, "karena biar kita bisa tinggal sama-sama, Nak."
"Yeayy! Nanti Abang, Ayah, Adik sama Buna tinggal sama-sama yah!"
Noa mengangguk, "iyadong Sayang ahh ... " Noa pejamkan matanya sejenak saat merasakan sedikit kram pada perutnya. Bagaimanapun hari kelahiran sudah semakin dekat dan dirinya sudah pernah melewati itu.
"Buna kenapa? Adik nakal?"
"Enggak, Abang, Adik lagi bergerak jadinya Buna kaget."
Pintu kamar Joey terbuka tiba-tiba, Helga muncul di baliknya dengan Mariane dalam gendongannya, "Na, itu Kak Eva udah dateng, lo fitting dulu ya, nanti gue panggilin Mbak Susi buat jaga anak-anak."
Noa hampir lupa jika designer keluarga Mahendra sudah menjadwalkan fitting baju pernikahannya hari itu, "oke, gue nanti ke sana."
"Elah, lo udah gak bisa diri gitu, buruan deh gue bantu. Mbak Sus, ini tolong anak-anak."
Tak lama kemudian Susi sang baby sitter tiba dan Helga serta Noa dapat pergi ke kamar Noa untuk melakukan fitting.
"Halo Kak," Sapa Noa saat melihat seorang wanita berusia empat puluhan bersama dua orang asistennya tengah membuka koper berisi baju pengantin milik Noa.
"Yaampun Nana, gemes banget," Eva segera menghampiri lalu memeluk Noa erat, "gemes banget calon buna dua anak ini."
"Iyakan, Kak, Nana tuh lucu banget sejak hamil makin cantik, glowing." Sahut Helga.
"Apa jangan-jangan anaknya cewek yah?"
Noa terkekeh, "rahasia itu Kak, aku aja gak tau, calon suami yang gak pengen tau sih katanya biar surprise."
"Oalahhh, yaudah coba sini, ini blousenya udah di sesuain sama lingkar perut kamu, celananya juga karet jadi gak akan bikin pengap."
Kedua asistennya kemudian ikut masuk ke dalam ruang ganti untuk membantu Noa memakai pakaiannya. Blouse berwarna putih dengan celana kulot berwarna senada menjadi pilihan, sedangkan untuk Kavi hanya sebuah kemeja putih dengan celana bahan berwarna senada. Kavi sudah fitting terlebih dahulu sebelum dirinya.
"Wahhh cantik banget Na sumpah!"
Helga terkagum saat melihat Noa keluar dari balik ruang ganti, "jujur blouse lebih cocok buat lo daripada suit."
"Emang temanya gak pake suit sih," Jawab Noa, ia usap perutnya yang terbalut blouse, "lucu banget deh, aku gak mikir bakal nikah di posisi hamil sembilan bulan."
"Nana cantik banget Sayang jujur," Ujar Kak Eva melihat Noa sangat terlihat pas dengan pakaian itu, "ngomong-ngomong, hpl nya kapan Dek?"
"Kalo kata dokter sih, dua minggu lagi."
"Waduhhh hati-hati lho malah lahiran habis acara."
Lalu ruangan itu di isi tawa, sebelum akhirnya mereka berbincang hangat dengan berbagai topik lainnya.
Tbc ...
Hallo happy reading!

KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet | Nomin
Fanfictioncerita ini merupakan sequel dari ceritaku sebelumnya DAYS WITH YOU jadi biar ngerti silahkan baca book pertama dulu yah. bxb nomin mpreg by : sassyna