Bagian 26

1K 128 9
                                    

















"HAMIL?" Helga berteriak dengan keras mendengar ucapan Noa. Tak terbesit sedikitpun dalam kepalanya tentang kehamilan, siapa juga yang akan menyangka Noa hamil, ia bahkan tak memiliki kekasih apalagi suami.

"Hel, jangan teriak--"

"Gimana bisa gue gak teriak, lo bilang apa tadi? Hamil? Hamil Na astaga Tuhan!"

Noa tak berani tatap sahabatnya itu, ia tahu pasti Helga akan kecewa, namun dugaannya belum tentu benar maka dari itu Noa masih memiliki harapan jika itu tidaklah benar.

"Lo hamil sama siapa? Cowok mana yang pernah tidur sama lo?" Helga terdiam sejenak memikirkan kemungkinan siapakah sosok yang pernah tidur dengan Noa, "jangan bilang, cowok yang mirip sama Joshua itu?"

Noa mencelos, ternyata Helga sudah tahu prihal Kavi dan pasti Markolah yang memberitahunya. Noa seakan di tangkap basah oleh tatap selidik Helga yang penuh intimidasi.

"Jawab Na, jawab gue."

Noa tak dapat lagi mengelak, ia juga tak ingin bermain kucing-kucingan dengan sahabat yang sudah sangat baik padanya selama ini. Noa kemudian mengangguk pasrah, "iyah, gue khilaf tidur sama dia tapi cuma sekali, gue gak tau kalo bisa jadi begini."

Sungguh, Helga tak dapat katakan apapun. Sahabatnya itu ternyata bisa bertindak bodoh, Helga hanya bisa terdiam untuk beberapa saat berusaha menelan habis amarah yang bisa saja meledak, ia tak ingin membuat Noa merasa semakin terpojok.

"Kita ke rumah sakit, kita pastiin lo hamil atau cuma asam lambung lo yang bermasalah."




















Kini Noa dan Helga berada di sebuah ruangan spesialis obgyn, Marine di titipkan pada pengasuhnya. Dengan sabar Helga menunggui Noa yang tengah di periksa, dokter melakukan usg pada Noa, pria manis itu berusaha untuk tidak panik saat alat usg menyentuh permukaan perutnya.

"Sehat bayinya yah, Mas, udah masuk usia dua minggu," Ujar sang dokter, sontak membuat Helga dan Noa saling melempar pandang.

Helga tatap Noa horor sementara Noa berkedip beberapa kali, ia memastikan telinganya tak salah dengar, "d-dua minggu Dok?"

"Iya, Mas, suaminya gak ikut, ya?" Tanya sang dokter berbasa-basi.

"Saya ... "

"Suaminya lagi dinas ke luar kota, jadi saya yang anter Dok," Sergah Helga sembari tersenyum yang tentu saja di paksakan.

"Ohh, iya, jangan lupa di kabari ya Mas suaminya, nanti saya resepkan vitamin biar janinnya kuat dan sehat."

Noa hanya bisa anggukan kepala, ia benar-benar merasa bodoh, bisa-bisanya ia hamil oleh anak bau kencur yang bahkan belum tamat kuliah.
















Noa tak henti menangis sejak sepuluh menit yang lalu di dalam mobil milik Helga yang mereka kendarai, Noa dalam keadaan bingung dan takut, ia akan mengecewakan keluarga besar Mahendra Noa akan menyia-nyiakan kebaikan yang telah keluarga itu berikan. Noa rasanya ingin membunuh dirinya sendiri apalagi pria yang menghamilinya masih sangat muda.

"Gue bego banget Hel, gue harus gimana sekarang, Kavi masih terlalu muda buat tanggung jawab, gue gak mau ancurin masa depan anak orang ... " Noa terus menangis tak henti, Helga hanya diam mendengarkan isak tangis sahabatnya itu.

"Gue gak bisa bilang apa-apa, tapi daripada lo nangis mending lo pikirin apa yang harus lo lakuin setelah ini. Tapi lo harus tau yang pasti keluarga Mahendra gak akan jahat sama lo apapun kesalahan yang lo lakuin. Gue akuin lo lakuin hal paling tolol yang gak pernah gue liat selama kita kenal, makanya lo harus cari jalan keluar paling baik. Dan hal yang pertama harus lo lakuin adalah kasih tau si Kavi-Kavi itu, gimanapun dia ayah dari bayi yang lo kandung, dia berhak tau Na."



















Tbc ...

Noa tolol setuju sama Helga, maaf Na :")

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang