"It's okay, aku gak permasalahin itu selama Joey baik-baik aja."
Noa menatap tak percaya Kavi, ia tak menyangka jika pemuda dua puluh tiga tahun itu dengan berani menjawab pertanyaannya.
"Nana .... "
Noa dan Kavi sontak menoleh bersamaan mendengar suara seseorang, di sana berdiri Jaren beserta Tyana, membawa beberapa paper bag. Jaren tersentak mendapat sosok yang tengah bersama Noa itu, Jaren seolah melihat hantu di depan matanya, kakinya membeku ia terlihat kebingungan.
Sial, itu bukanlah waktu yang tepat untuk mereka bersua, namun mau bagaimana lagi semua telah terjadi Jaren telah melihatnya begitu saja. Sementara Tyana juga terkejut, ternyata dugaannya benar dan ia harus mengatakan apa pada Noa jika Kavi mengatakan sudah pernah bertemu dengannya.
Jaren dengan langkah pasti hampiri keduanya, ia dengan sedikit gemetar mencoba memastikan jika penglihatannya tak salah.
"Joshua ... " Jaren berujar dengan suara bergetar.
Kavi yang kebingungan hanya dapat menatap pria paruh baya itu, ia merasa benar-benar bingung. Noa dan Tyana hanya dapat termangu, keduanya bingung harus lakukan apa.
"Joshua!"
Tak terduga, Jaren meraih Kavi lalu memeluknya erat, tak peduli dengan bagaimana imagenya yang selalu terlihat tenang dan bijaksana. Kali itu Jaren seolah lepas kendali, ia tak pernah meluapkan emosinya karena Jaren harus menjadi kuat sebagai kepala keluarga, namun apa yang kini ia lakukan adalah meluapkan segala emosinya.
Kavi hanya terdiam, tak membalas namun perasaannya merasa terenyuh. Ia sudah lama kehilangan sosok ayah dan pelukan Jaren seolah mengingatkannya kembali akan momen itu.
"Ini beneran kamu, Nak, Papi rindu."
"Papi ... " Ujar Noa dengan bergumam.
"Pi, itu bukan Joshua."
Ujaran Tyana membuat Jaren tersadar, ia lalu melepaskan pelukannya. Jaren menatap raut wajah Kavi, menelisiknya dengan sempurna.
"Halo, Om, betul saya bukan Joshua ... " Ujar Kavi dengan senyuman canggung.
"Gak mungkin ... Gimana bisa ... Muka kamu ... Muka kamu mirip sekali sama anak saya," Jaren masih kebingungan dengan apa yang terjadi.
Kavi melirik ke arah Tyana yang berdiri di belakang Jaren. Ia tersentak saat mengingat wajah Tyana, pria manis setengah baya itu yang membeli lukisannya tempo hari. Namun saat Tyana menyadari Kavi menyadari siapa dirinya ia lalu menaruh tangan di depan bibirnya, meminta Kavi untuk tidak mengatakan apapun tentang dirinya.
"Kata orang, satu orang punya tujuh kembaran, mungkin saya salah satu dari kembaran anak Om," Ujar Kavi sembari menggaruk tengkuk tak gatal.
Jaren menghela napasnya, rasanya kedua kakinya melemah hingga ia nyaris terjatuh andai saja Kavi tak segera menolongnya.
"Om, are you okay?"
Jaren mengangguk, "kita harus ngobrol lebih banyak --"
"Kavi, Om," Sahut Kavi saat menyadari Jaren tak mengingat namanya.
"Okay, Kavi, lebih baik kita cari tempat yang lebih nyaman buat ngobrol. Nana ada siapa di ruangan Joey?"
"Jidan, Pi, ada Jidan di dalem."
"Bilang ke Jidan tungguin Joey sebentar, kita cari restoran di deket sini biar lebih enak ngobrolnya."
Di sanalah keempatnya berada, di sebuah restoran sushi tak jauh dari rumah sakit. Jaren tak menyangka ia akan bertemu dengan sosok yang akhir-akhir ini menjadi penyebab rasa rindu cucunya. Tak heran jika Joey bersikap seperti itu, lihatlah wajah Kavi, ia benar-benar bak sosok Joshua yang bangun dari liang lahat.
Mereka memesan beberapa jenis makanan di sana, menghabiskan makanan terlebih dahulu walaupun Kavi sempat merasa enggan namun pada akhirnya Jaren dan Tyana memaksanya. Kavi di sisi lain merasa senang, sudah sangat lama rasanya ia tak makan bersama orang yang jauh lebih tua darinya.
"Jadi, umur kamu berapa tahun, Kavi?" Tanya Jaren memulai percakapan.
"Dua puluh tiga, Om, saya lagi nyelesain skripsi sekarang."
Jaren mengangguk, "ambil jurusan apa?"
"Seni rupa Om."
Saat keduanya mengobrol diam-diam Tyana memperhatikan Kavi, ia tak banyak bicara hanya saja rasanya senang sekali akhirnya sang suami dapat bersua dengan Kavi, ia mungkin akan dengan mudah berada dekat anak itu mulai sekarang.
Tbc ...
Tenang guys cerita yang ini gak angst huehehe ...
![](https://img.wattpad.com/cover/376192622-288-k610246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet | Nomin
Fanfictioncerita ini merupakan sequel dari ceritaku sebelumnya DAYS WITH YOU jadi biar ngerti silahkan baca book pertama dulu yah. bxb nomin mpreg by : sassyna