Bagian 29

2K 182 8
                                        




















Kavi terdiam sejenak, ia tatap lekat Noa mencari keseriusan ucapan pria manis itu, "you sure want to hug me?"

Noa mencucu, ia tak tahu jika karena kesalahan  yang dirinya lakukan buat Kavi merasa tak lagi mudah percaya padanya, "Kavi, maafin aku, aku tau aku salah. Malem itu gak seharusnya aku sebut nama orang lain waktu kita lakuin itu. Aku beneran gak bermaksud nyakitin kamu. Please ... Please maafin aku Kavi."

Kavi tak percaya dengan pendengarannya, Noa memohon padanya dengan suara manja dan tatap binar penuh harap. Tidak, lagi-lagi Kavi tak mungkin bisa menghindari pesona pria manis itu, "okay, come here," Kavi membuka tangannya meminta Noa datang dan memeluknya.

Tentu saja Noa mau, mana mungkin ia sia-siakan kesempatan yang telah ia idamkan. Benar, sejak Noa mengetahui dirinya mengandung rasa ingin bertemu dengan Kavi semakin besar, rasanya Noa sekarat menahan rindu.

"Aku peluk kamu Kavi, bukan oranglain."

"I know," Kavi usapi rambut belakang Noa, mengapa pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu malah bersikap sangat lucu dan menggemaskan.

"Maafin aku Kavi, kamu maafin aku kan?"

"Aku maafin Kakak."

"Can you stop call me Kakak?"

Kavi tersenyum dengar permintaan itu, ada apa dengan Noa mengapa sikapnya menjadi sangat clingy, "terus mau di panggil apa?"

"Mmm .... " Noa ragu untuk menjawab, ia ingat jelas panggilan Kavi padanya malam itu, "tapi jangan ketawa."

"Ofcourse no," Kavi peluk semakin erat Noa. Ia gemas sekali rasanya ingi menggigit Noa saat itu juga.

"Kit ... Ty ... "

Demi Tuhan jantung Kavi rasanya akan lepas, ia ingat betul malam itu memanggil Noa dengan sebutan itu dan Noa juga mengingatnya, apakah itu serius, "serius, kamu inget malem itu aku manggil apa?" Tanya Kavi setelah lepaskan pelukan lalu tangkup pipi Noa.

Noa mengangguk lucu, "em, aku inget kamu panggil Kitty and Baby ... "

"Holly shit Noa," Kavi kembali dekap Noa dengan erat, "kamu manis banget, you should be younger than me."

"What do you mean, aku sepuluh tahun lebih tua dari kamu!"

"No, kamu sepuluh tahun lebih muda dari aku!"

"Stop," Noa terkekeh. Tubuhnya di goyangkan ke kiri dan kanan, ia juga memejamkan mata hirup aroma Kavi yang sangat di rindukannya akhir-akhir ini.

"Mau minum sesuatu Kitty?"

Sial, Noa tersipu, padahal ia sendiri yang memintanya, "sure, bikinin aku teh kaya waktu itu."



















Noa tidak dapat menahan pipinya yang memerah, karena bagaimana tidak kini Kavi duduk menghadap dirinya dengan kaus tanpa lengan, rambut gondrongnya menambah ketampanan Kavi berkali lipat. Noa rasanya pening karena pemandangan itu, "kenapa kamu ganteng banget Kavi."

Kavi hampir tersedak ludahnya sendiri mendengar pujian Noa yang tiba-tiba, "w-what?"

"Kamu ganteng banget, lebih ganteng dari siapapun."

"Baby stop," Kavi cubit gemas pipi Noa, "kamu juga cantik banget, manis, gemesin--"

"Stop gombal!"

"No, aku udah pengen ngomong gini dari lama tapi takut kamu gak nyaman," Kavi usapi pipi Noa, "kenapa kamu manis banget Noa," Ya, Kavi tak lagi peduli, ia akan menyebut Noa dengan namanya saja kali ini.

Noa tatap Kavi dalam, mata bulat bersinar, bulu mata lentik itu, bibir mengkilap yang basah, Kavi juga dapat lihat pemandangan indah dari sana.

"I dont know ... Tuhan yang ciptain aku begini," Jawab Noa semakin mendekatkan wajah saat Kavi lakukan hal yang sama.

"Thanks God."

Noa mengangguk, tangannya beralih raih lengan Kavi saat pria itu usapkan jarinya pada ujung bibir Noa.

"I want to kiss you so bad ... " Kavi dengan suaranya yang dalam tatap belah bibir Noa, ia benar-benar sangat ingin mengecup bibir manis itu, tidak, ia ingin melumatnya habis

"Sure ... Kiss me, Kavi."























Tbc ...

Jahh di gantung lagi, huehehe ...

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang