Bagian 46

986 79 3
                                    



















Beberapa hari berlalu sejak obrolan malam itu, Marko memutuskan untuk menyetujui keinginan orangtuanya untuk membenahi barang-barang milik adiknya, menyimpannya di kabin belakang di mana tempat Joshua menyimpan segala peralatannya. Beberapa hal yang Joshua miliki memang masih di simpan di dalam rumah terutama di dalam kamar yang Noa tempati, ada beberapa pakaian juga yang masih di simpan dalam lemari sama seperti bertahun lalu, sepatu, juga koleksi jam tangan milik Joshua yang masih apik berada dalam lemari miliknya di ruang ganti.

Yang keluarga itu sisakan akhirnya hanya beberapa bingkai foto keluarga dan foto pernikahan Noa dan Joshua yang sengaja di pajang di ruang keluarga berdampingan dengan beberapa foto lain, juga satu bingkai besar yang masih berada di dinding utama kamar yang Noa tempati.

Noa yang sudah merasa lebih baik memutuskan untuk ikut kembali ke kabin, membantu Marko dan Jarren sementara Tyana menjaga Joey di dalam rumah. Sang pria manis memang sudah memutuskan tidak akan memasuki tempat itu karena takut akan kembali ke dalam masa sulitnya dan tentu saja Jarren dan Marko setuju.

Sebenarnya dengan perut besarnya Noa tak bisa membantu banyak, toh tukang kebun dan sopir mereka juga memutuskan untuk membantu mengangkat barang berat untuk memindahkan posisinya. Saat mata Noa begerak mengelilingi setiap sudut ruangan dirinya tak sengaja menangkap lagi segulung kertas dengan pita merah muda itu.

Dengan langkah pasti ia mendekat lalu menatap kertas itu dengan perasaan bimbang, terakhir kali Joshua merasa sangat kesulitan membuka kertas itu, lalu sekarang apakah dirinya harus membukanya dengan tangannya sendiri.

"Kalo kamu mau buka kertas itu, buka aja Na," Ujar Marko yang sempat melihat Noa menatapi kertas tersebut.

"Gak apa-apa, Kak?"

Marko mengangguk, "dia udah gak ada, gak akan ada yang marah juga."

Noa mengangguk, benar juga Joshua sudah pergi dan tak ada sesuatu yang harus dirinya khawatirkan. Maka dengan pasti tangannya meraih gulungan itu, membawanya ke sudut ruangan lalu duduk di sebuah kursi kayu karena Noa merasa kakinya mulai pegal.

Dengan perlahan Noa tarik pita merah muda itu, lalu matanya menangkap sebuah sketsa rumah minimalis, sejujurnya Noa tak terlalu memahami apa arti dari gambar itu, baginya itu terlihat hanya sebuah rumah nyaman dengan desain modern, ada sebuah tulisan di bawah sketsa itu.

Lokasi : future Villa, Puncak, Cisarua, Bogor dekat kebun teh pucuk Hijau

Note : villa ini aku bikin buat oranglain sebelumnya, tapi setelah ketemu kamu, aku titip ini buat kamu dan anak kita beristirahat nanti, aku udah minta pekerja aku ganti design di beberapa tempat buat keamanan adek. Pastikan kamu dan anak kita main ke sana Sayang.


Jantung Noa seakan berhenti berdekat begitu saja, matanya seketika berembun, ia meremas erat celana yang ia kenakan, menggigit bibirnya agar tidak berteriak histeris. Noa terisak sendirian tanpa dirinya sadari Marko sedari awal memperhatikannya dari jauh. Marko yang melihat Noa menangis memutuskan untuk menghampiri, memastikan jika Noa baik-baik saja.

"Are you okay, Na?"

Noa mengusap air matanya, ia mengangguk, "i-im okay Kak ... "

Marko mengangguk, "can i see that?" Tanyanya pada kertas cukup besar yang Noa tengah buka di atas pahanya, Noa yang mengangguk buat Marko segera turut melihat kertas itu, "oh God, dia ninggalin villa buat kamu sama Joey?"

Noa mengangguk, ia akhirnya gagal menahan tangis, Noa terisak keras, mengapa Joshua meninggalkan banyak sekali hal untuknya, mengapa dirinya baru berani sekarang melihat hal-hal itu.

"Kakak ... Kakak gak tau?"

Marko menggeleng, "gue beneran gak tau, Na, gue yakin Papi sama Bubu juga gak tau. Tapi kayanya Josh pernah ngomong ke gue kalo dia bikin sesuatu tapi itu dulu banget, Na."

"So, it's real Kak? Dia beneran punya villa buat aku sama Joey?"

"Gue cari tau nanti, sekarang ayo bangun, lo udah capek seharian di sini, lo harus istirahat, kasian bayi lo, bawa aja kertasnya, jangan sampe Bubu liat, gue anter lo ke kamar."





















Tbc ...

Bentar lagi aku nikahin Kavi sama Noa  hihihi ....

After We Meet | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang