Beberapa hari berselang, Kavi yang saat itu berstatus sudah resmi menjadi seorang sarjana dan tengah rehat sebelum nanti akan kembali dengan agendanya mencari pekerjaan ia sempatkan menyambangi kediaman Mahendra, kabarnya Noa sedang di landa demam akibat pancaroba yang memang sedang melanda. Kavi baru di beritahukan hal tersebut oleh Tyana dan dengan segera pria tampan itu datang untuk menemui sang kekasih hati.
Seperti biasa, Kavi mengendarai kendaraan maticnya, ia lalu memarkirkan motor itu di halaman rumah dan masuk ke dalam, tidak ada siapapun di lantai satu, ia hanya menemui Bi Inah sang pembantu di rumah itu, Kavi segera pamit naik ke lantai dua di mana Noa berada. Ia berjalan ke arah kamar Noa yang pintunya sedikit terbuka, Kavi dapat mendengar percakapan dengan suara yang familiar.
Karena takut mengganggu ia mengetuk beberapa kali hingga seseorang membukanya, Tyana terlihat lega melihat Kavi berada di sana.
"Nak, ayo masuk, Nananya baru selesai Bubu suapin bubur."
Kavi mengangguk, ia lalu masuk ke dalam kamar menghampiri sosok Noa yang tengah tidur di atas ranjang dengan wajah memerah karena demam.
"Kavi .... " Sapa Noa saat melihat pemuda itu di sana.
Kavi duduk di sisi ranjang Noa lalu mengusap perlahan kening sang pria manis, "demamnya tinggi Sayang?" Tanya Kavi merasakan tangannya yang panas.
"Gak setinggi semalem sih, Bubu udah panggil dokter keluarga juga, Nana gak bisa minum obat sembarangan karena lagi hamil, jadi Bubu kompres aja." Sahut Tyana.
"Makasih Bubu udah jagain Nana, aku minta maaf gak bisa dateng semalem."
"Gak apa-apa, Nak, yaudah sekarang Kavi temenin Nana dulu, yah, Bubu mau ke bawah dulu nanti Bi Inah ambilin minum sama makanan, yah."
Kavi hanya mengangguk kemudian Tyana pergi meninggalkan keduanya di dalam kamar.
"Maaf aku gak tau kalo demamnya udah tinggi dari semalem," Ujar Kavi dengan tangan yang mengusapi perut besar Noa.
Noa mengangguk pelan, "gak apa-apa, semalem aku di jagain Bubu, terus tadi pagi Helga juga ke sini buat suapin sarapan."
"Kamu mau apa sekarang? Ada yang lagi di pengenin gak?"
Noa diam sejenak, ia pejamkan matanya namun tiba-tiba air mata menetes begitu saja membuat Kavi yang melihat cukup panik.
"H-hey, kenapa nangis Sayang? What's wrong, ada yang sakit?"
Noa menggeleng, ia kemudian membuka matanya dan Noa dapat lihat wajah Kavi dengan jelas. Wajah tampan itu, hidung bangir itu, tatapan mata khawatir itu. Noa tahu Kavi dan Josh mereka memang mirip, hanya saja kini Noa sudah dapat membedakan keduanya, sudah dapat merasakan jika keduanya adalah pria yang berbeda.
"Aku ... Aku mau cerita tapi ... Tapi aku takut kamu marah ... "
Perkataan Noa sontak buat Kavi kernyitkan dahi, "marah? Aku marah sama kamu, gak mungkin, cerita aja Sayang. Aku janji bakal dengerin."
"Tapi aku takut, aku takut kamu kesinggung."
"Hey," Kavi genggam tangan Noa lalu ia kecup lembut, "no, i promise, ayo cerita, kamu gak boleh mendem sendiri nanti Adik ikutan sedih kalo Bunanya sedih."
"Janji?"
"Janji, gak apa-apa, Sayang."
Noa akhirnya mengangguk, "aku sebenernya, aku mimpi Mas Joshua semalem dan pas bangun aku demam."
Kavi kernyitkan kembali dahinya, "mimpi apa? Dia bilang sesuatu yang bikin kamu marah--"
"No," Noa tak bisa menahan air matanya untuk kembali menetes, "dia bilang, di mimpi itu, dia seneng karena sekarang aku udah bahagia dan dia bilang ... Dia bilang kamu adalah sosok yang tepat buat aku ... Dia bilang jangan pernah pikirin dia lagi, dia bilang .... " Noa semakin terisak saat mengingat bagaimana sosok Joshua yang menemuinya, Joshua tersenyum lebar hingga matanya membentuk bulan sabit, sangat tampan, "dia bilang dia titip aku ke kamu dan tolong jagain aku dan Joey, Mas Joshua keliatan bahagia di sana ... Dia bahagia .... Tapi bukan cuma itu, Kavi ... dia minta aku buat datang ke kabin belakang, setelah bertahun-tahun ini aku gak berani ke sana ... Ini permintaan terakhir dia."
Kavi mengangguk, ia mengerti. Lalu dengan segera Kavi raih Noa dalam dekapnya, ia usapi punggung Noa perlahan, "aku ngerti, Sayang, kalo kamu mau ke sana, aku bisa temenin, jangan takut kamu gak sendirian. Aku di sini. "
Tbc ...
Sisa 3 chapter menuju ending temen-temen 😂😂

KAMU SEDANG MEMBACA
After We Meet | Nomin
Fanfictioncerita ini merupakan sequel dari ceritaku sebelumnya DAYS WITH YOU jadi biar ngerti silahkan baca book pertama dulu yah. bxb nomin mpreg by : sassyna