Hilang - 36

9 3 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Pertemuan itu pun usai, Olive dan Bayu kembali hanya berdua ketika Arnold berpamitan kepada Olive untuk pulang. Kini, Olive dan Bayu sudah berada di parkiran, memegang helm masing-masing sambil saling menatap.

"Lo ngapain sih ngelindungin Adiba? Dia udah jahat sama lo, bego!"

Olive mengernyit. "Suka-suka gue lah, ngapain lo yang sibuk?"

"Kok lo malah sewot, sih?"

"Ya, karena gue belajar dari lo!" balas Olive tidak mau kalah keras. Hal itu membuat Bayu berdecak, ia menarik tanganya untuk melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan. Lagi-lagi Bayu berdecak, dia baru saja ingin mengajak Olive pergi namun jam sudah menunjukan pukul empat sore.

"Gue enggak jadi ngajak lo," ucap Bayu.

"Kan? Gue udah bilang tadi mending lo pulang duluan, ngeyel sih lo. Sekarang beneran enggak jadi, ngebuang-buang waktu gue aja."

Laki-laki itu dengan gemas menowel pipi tembem Olive sehingga perempuan berambut sebahu itu mengerucutkan bibirnya. "Karena udah sore, lagian entar yang ada Sandy ngira gue godain lo karena bawa lo malem-malem."

"Tapi, bentar deh. Itu beneran bokap lo?" tanya Bayu. "Kok gue ngerasa kayak singkat banget pertemuan lo, padahal kalian udah lama enggak ketemu tapi pas ketemu kayak biasa aja gitu."

"Biasa aja gimana? Lo enggak lihat gue nangis tadi?"

Bayu menarik napas panjang. "Gue lihat, enggak buta juga kali mata gue. Maksud gue—"

"Anterin gue pulang sekarang, enggak usah banyak ngomong." Olive mulai capek harus terus berdebat dengan Bayu, perempuan itu memakai helmnya sendiri tanpa mengaitkan pengait yang menurutnya susah untuk di lepas tadi.

Bayu diam beberapa saat, namun dengan secara tiba-tiba tanpa persetujuan Bayu menarik tubuh Olive menghadap sepenuhnya ke arah Bayu lalu memasangkan pengait helm tersebut. Tubuhnya sedikit mencondong ke depan sehingga kini wajahnya cukup dekat dengan wajah Olive.

Perempuan itu lagi-lagi tertegun, ia menahan napas ketika wajah Bayu begitu dekat dengannya. Laki-laki menyebalkan itu membuatnya canggung kembali, dengan pelan ia menggigit pipi dalamnya.

"Ini harus dipasang, kalau enggak entar kepala lo kecabut karena angin kenceng."

Olive langsung mengerjap, kata-kata Bayu barusan benar-benar di luar logika. Perempuan berambut sebahu itu langsung memundurkan tubuhnya dan memukul pelan pundak Bayu. "Ngaco!"

Bayu hanya terkekeh, diambilnya helm miliknya lalu Bayu pakai sendiri. Di sepanjang perjalanan hanya ada kehening, Bayu terus melajukan motornya tanpa berbelok ke mana pun, dia terus mengikuti jalan menuju kos Olive.

Bayu mengingat kembali bagaimana Olive memaafkan Arnold yang jelas-jelas sudah meninggalkan bekas trauma yang cukup dalam untuk keluarganya. Perempuan bawel itu ternyata mempunyai hati yang baik, padahal jika Bayu menjadi Olive, dia tidak akan memaafkan orang tua seperti Arnold itu.

Ah, jelas saja. Bayu saja tidak memperdulikan orang tuanya, apalagi kisah hidup Olive yang menyedihkan itu.

Sesaatnya tiba di depan kos, Olive pun turun dan lagi-lagi Bayu yang membukakan pengait helm tersebut. Olive tetap diam dan merapikan rambutnya yang sempat berantakan karena helm yang dia gunakan.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang