Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.Disepanjang perjalanan Olive hanya diam sambil memegang ujung sisi jaket yang Bayu gunakan. Olive sibuk dengan pikirannya sendiri, terutama memikirkan ucapan Gibran tadi. Atasannya itu telah menyatakan perasaan padanya, mengatakan bahwa dia menyanyangi Olive.
Namun, pantaskah Olive bersanding dengan orang seperti Gibran? Dia dengan Gibran bagaikan langit dan bumi, Olive hanya sebatas karyawan biasa saja sedangkan Gibran, laki-laki itulah pemegang perusahaan di tempat Olive bekerja selama ini.
Olive juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa perempuan berambut sebahu itu masih mencintai bahkan mengharapkan takdirnya berubah bersama Sandy, walaupun di bibirnya ia mengucapkan kata ikhlas tapi tidak dengan hatinya.
Olive menghela napas panjang, matanya terasa perih karena kaca helm yang sengaja ia tidak tutup. Entah sampai kapan perjalanan ini sampai, sedari tadi Bayu dan dirinya belum juga sampai-sampai di tempat tujuan.
Perempuan berambut sebahu itu mengernyit ketik Bayu menghentikan motornya tepat di depan pedagang kaki lima yang menunjukan sedang menjual berbagai macam jajanan ringan dan minuman botol. "Kita ngapain ke sini?"
"Lo bisa tungguin gue di sini bentar?" tanya Bayu melepaskan helm miliknya ketika dia dan Bayu sudah berdiri bersampingan. "Gue mau ke toilet umum, kebelet!"
"Eh! Lo jangan ngerjain gue di sini, ya?! Awas aja lo ninggalin gue!" sergah Olive dengan kesal.
"Apaan, sih? Kan motor gue di sini sama lo, gimana caranya gue mau ninggalin lo, Olive?"
Olive menatap Bayu dengan mata yang memicing, ia menggenggam erat tali tas selempang miliknya. "Kalau enggak percaya, yaudah ayo ikut gue ke toilet."
"Ih, apaan, sih...," lirih Olive mengedikan kedua bahunya karena geli mendengar ucapan Bayu barusan.
Perempuan itu hanya diam menatap Bayu dengan kesal, ia sengaja tidak membuka helm yang dia gunakan sedangkan Bayu sudah melepaskan helm miliknya. Laki-laki itu menghela napas panjang, rasanya capek juga berkelahi dengan perempuan kesayangan sahabatnya itu.
"Pak! Titip pacar saya dulu, ya? Saya mau ke toilet bentar."
Olive yang mendengar ucapan Bayu langsung mendelik, dia sangat gemas dengan laki-laki di sebelahnya itu sehingga ia hanya bisa mengernyitkan kening dan bibirnya sekaligus di sana. "Oh, iya, iya, Mas!"
Bayu menoleh kembali ke arah Olive.
"Kalau gue enggak bilang lo cewek gue, lo bisa di colek-colek sama cowok-cowok yang ada di sini tanpa terkecuali bapak-bapak yang jualan ini," bisiknya.
BUG!
Berhasil! Olive memukul kesal pundak Bayu sehingga laki-laki itu mengaduh pelan sambil mengusap pundaknya. "Lo itu cowok teraneh yang pernah gue kenal, tau enggak?!"
"Cepetan ke sana! Lo bikin waktu gue terbuang sia-sia, Bay!" lanjut Olive dengan kesal.
"Lo sesibuk apa, anjir?"
Olive mengerjap. "Ya.., suka-suka gue dong mau sesibuk apa! Urusan sama lo apaan?!"
"Bawel banget, sumpah," ucap Bayu dengan jengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...