Jangan lupa vote dulu!—
Kedua anak itu pun menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di salah satu rumah. Olive kecil pun menoleh ke arah belakang, melihat Galang kecil yang benar-benar mengantarnya sampai ke depan rumahnya.
"Makasih, ya, udah anterin aku sampai rumah."
Galang mengangguk. "Iya, sama-sama. Nama kamu siapa?"
"Aku Olive, kalau kamu siapa?"
"Aku Galang."
Kedua anak itu saling menganggukkan kepalanya. "Yaudah, kalau kayak gitu aku pulang dulu yah. Untuk yang tadi, kamu jangan bilang ke mama kamu, ya? Nanti mama kamu marah kalau tau kamu nangis."
"Iya, enggak, kok. Aku enggak bakalan bilang."
Akhirnya, Galang pun melambaikan tangannya ke arah Olive sambil berjalan menjauh. Olive terus tersenyum, ia mendorong pagar rumahnya dan masuk dengan sosis yang ada dalam genggamannya.
**
Keesokan harinya.
Saat itu cuaca cukup panas, Olive membawa bonekanya dalam pelukan. Dia menoleh kesana kemari melihat suasana desa yang cukup sepi, akhirnya Olive memilih untuk duduk di gubuk yang ada tak jauh dari rumahnya. Ia meletakan beberapa boneka yang ia bawa dan mulai memainkan boneka itu sendirian.
Sampai pada akhirnya, Olive merasa terganggu ketika Joy, anak laki-laki yang membuatnya menangis kemarin, memainkan bola di depan gubuk yang Olive pilih menjadi tempat bermainnya. Dan tanpa di sangka, beberapa kali Joy menendang bola itu dan mengenai gubuk sehingga Olive terkejut karena gubuk itu bergoyang.
Dengan sangat kesal, Olive berdiri dan menghampiri Joy.
"Hei! Kamu tuh enggak lihat aku ada di dalam sana? Kalau bola ini kena kepala aku gimana?!" protesnya.
"Ih? Enggak kena juga, 'kan?" balas Joy.
"Iya, sekarang mah emang enggak kena. Tapi kalau kena gimana? Aku kasih tau ibu aku, ya!"
Joy tidak memperdulikan ocehan Olive. Dia kembali menendang bola itu kesana kemari, sedangkan Olive sudah melihat Joy dengan penuh kekesalan di sana. Olive pun mengerang kesal, ia menghentakkan kedua kakinya dan hendak kembali masuk ke dalam gubuk.
Namun, ketika ia baru saja melangkah, tiba-tiba saja ia terjatuh karena menginjak sandalnya sendiri.
BUGGH!
"Aw! Sakit!"
Joy yang melihat itu pun terkejut, ia berlari dan memeluk bola yang ia mainkan tadi. Anak laki-laki itu meletakan bolanya dan berjongkok tepat di hadapan Olive. "Kamu enggak papa? Lutut kamu berdarah!" pekik Joy.
"Sakit...."
Olive menangis, anak perempuan yang menguncir rambutnya menjadi dua bagian itu memegang lututnya terlihat mengeluarkan darah dari goresan tanah barusan. "Ayo, ayo, sini aku bantuin ke sana."
Olive yang tadi kesal dengan Joy, akhirnya anak perempuan itu mengangguk dan menerima bantuan Joy. Joy dengan pelan-pelan menuntun Olive untuk duduk di dalam gubuk. "Bentar, ya? Aku pergi ambil plester luka dulu untuk kamu, aku punya banyak di rumah!"
![](https://img.wattpad.com/cover/377097111-288-k335763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...