Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.Ini adalah salah satu impian Olive untuk bisa melanjutkan pendidikannya. Dengan perasaan yang bimbang, akhirnya Olive menerima tawaran Arnold untuk melanjutkan pendidikan di kota Beijing.
Tak hanya karena ingin melanjutkan pendidikan, setidaknya Olive tidak lagi melihat hal yang seharusnya tak ia lihat. Sandy dan Adiba contohnya, Olive akan belajar mengikhlaskan dengan cara pergi dari kota ini dan menyibukan diri dengan kegiatannya. Apalagi yang harus Olive tahan di sini, Sandy dan Adiba sudah mempunyai ikatan yang pernah Sandy janjikan untuk Olive.
Keberangkatan Olive mungkin tiga hari lagi, Olive masih bisa menghabiskan waktu-waktunya bersama adik-adiknya dan berbelanja keperluannya yang ia akan bawa nanti. Tentu saja Arnold dan Ratna yang membiayai dirinya sekarang, segala macam hal telah disiapkan oleh kedua orang tuanya, tanpa terkecuali dengan uang.
Kedua adiknya pun hari ini sudah mulai masuk ke sekolah baru mereka masing-masing, tanpa banyak drama dan masalah, kedua adiknya benar-benar menerima semua apa yang Arnold berikan. Beda dengan Reza yang memang dari dulu mempunyai sifat dan sikap yang sangat dingin sehingga laki-laki itu tidak menunjukan ekspresi apapun.
Dan hari ini, Olive berniat untuk pergi ke salah satu toko buku yang ada di kota tersebut. Perempuan berambut sebahu itu menggunakan cardigan ungu yang menutupi sebagian tubuhnya, cuaca siang ini cukup panas sehingga ia memilih untuk menguncir rambutnya seperti ekor kuda.
Olive merapikan rambutnya, ia tersenyum ketika melihat penampilannya sudah rapi. Ketika hendak melangkah keluar, lagi-lagi Olive melihat koper yang tadi malam sempat dia buka.
Tanpa berlama-lama, akhirnya Olive pun keluar. Langkahnya memelan ketika melihat Reza yang baru saja keluar dari dapur dan membawa segelas jus jeruk di tangannya. "Za," panggilnya.
Reza menghentikan langkahnya, laki-laki itu menaikan kedua alis sebagai jawaban. Olive mengerjap, dia mendekat dan mengarahkan jaket yang ada di tangannya ke arah Reza sehingga adiknya itu melihat apa yang kakaknya berikan barusan. Lagi-lagi Reza hanya menaikan alisnya.
"Buat kamu, pakai kalau kamu mau."
Laki-laki itu tak perlu memerlukan waktu yang lama, Reza mengangguk dan langsung mengambil jaket itu dari tangan Olive tanpa menanyakan dari mana Olive dapat atau beli.
"Makasih," ucap Reza.
Olive mengangguk, mengacak gemas rambut adiknya yang berjalan pergi meninggalkan Olive. Perempuan itu tersenyum getir, jaket itu sudah bukan lagi di tangan Olive, tapi setidaknya jaket itu aman di tangan orang yang benar.
Perempuan itu menggeleng cepat, ini bukan waktunya untuk memikirkan laki-laki itu lagi. Olive pun berlalu, keluar dari rumah yang cukup sepi karena kedua orang tuanya sedang keluar ke salah satu rumah teman mereka.
"Hai!"
Olive mendelik ketika melihat Gibran yang keluar dari mobil depannya itu. "Lho? Ngapain ke sini? Ayah sama mama udah pergi duluan ke rumah temennya tadi."
"Gue ke sini mau nemenin lo ke toko buku," ucap Gibran.
Perempuan itu mengernyit. "Tau dari mana gue mau ke toko buku? Perasaan gue enggak ngasih tau lo, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari, mungkin ak...