5

93.7K 4.7K 98
                                    

5

"Ang, eung." Seolah pandangan Peony berputar-putar. "Tidak untuk dua-duanya. Lebih baik aku mati!"

Peony mengangkat tangannya yang digenggam Kaisar, lalu dia gigit lengan bawah laki-laki itu dengan sekuat tenaga hingga meninggalkan bekas. Kulit manusia memang sulit sekali berdarah jika digigit oleh manusia lain.

Diliriknya Kaisar yang sedang menatapnya datar. Sepertinya, Kaisar marah. Peony kembali menggigit lengan Kaisar yang sebelah dengan semangat.

"Apakah kau seorang kanibal?" Pertanyaan Kaisar tak digubris Peony. Peony menunduk, lalu menggigit leher Kaisar.

Terdengar napas Kaisar yang tak beraturan. Namun, Peony tak tahu bahwa apa yang dia lakukan justru memancing laki-laki itu.

"Sekarang aku paham." Suara Kaisar berat dengan napas yang tak beraturan ketika Peony terus menggigit leher Kaisar. "Dari kitab legendaris yang aku baca, kau sedang berusaha membuatku bergairah, ya? Aku tak menyangka kau juga membaca kitab itu."

Peony menjauh dengan mata melotot. "Apa? Tidak!"

"Apanya yang tidak? Kau tidak sedang berusaha membuatku bergairah atau tidak membaca kitab itu?" Alis tebal Kaisar nyaris bertaut. "Atau jangan-jangan aku bukan yang pertama untukmu?"

"Hah? Aku ini wanita suci!" seru Peony tak terima. Padahal dia sudah berusaha membuat leher Kaisar berdarah, tetapi sulit sekali. Andaikan gigi tarinya bisa tiba-tiba tajam seperti empat gigi taring kucing.

Kaisar menghela napas. "Hah. Sudah, lah. Biarkan aku yang memimpin."

Dalam sekejap, posisi mereka tertukar. Kini Kaisar berada di atas Peony. "A—Anda mau apa?" Jantung Peony berdegup kencang sekali ketika Kaisar mendekat.

Peony tak bisa berontak karena bahkan Kaisar menahan kedua kaki Peony dengan kedua kakinya. Laki-laki itu menahan sedikit tubuhnya di atas Peony, sesekali tubuh mereka bersentuhan. Untunglah, tubuh Peony masih sedikit tertutup berkat piama seksi yang dipakainya.

Ketika bibir mereka bersentuhan, Peony merasakan gejolak aneh di tubuhnya. Dia memejamkan mata. Reflek mengalungkan lengan di leher Kaisar. Bibir Kaisar terus memungut bibir Peony dengan lembut. Geraman Kaisar yang terlalu dekat membuat perasaan Peony berkecamuk.

Ketika Peony tak sengaja membuka mulut karena erangan kecilnya, lidah Kaisar langsung menyelusup di dalam mulutnya dan memainkan lidahnya.

Peony tak kuat. Memangnya ciuman tuh senagih ini?

Kaisar menjauh dan Peony menatap laki-laki itu dengan sedikit kecewa.

"Enak?" Kaisar Khezar menyunggingkan senyum tipis sembari mengusap bibir merah muda Peony. "Mau lagi, hm?"

Peony mengangguk, tapi sungguh dia tak mau mengangguk. Saat ini hormon estrogen di tubuhnya sedang demo untuk melakukan hal seperti video biru yang pernah Peony lihat.

Kaisar agak menjauh dan Peony menaruh kepalan tangannya di dada. Jantungnya berdegup kencang. Pikiran Peony sedang tidak baik-baik saja. Ini gila. Dia harus segera mengumpulkan kewarasannya.

Baiklah. Dia harus pura-pura pingsan! Kenapa tidak terpikirkan sejak tadi?

Kaisar menumpu tubuhnya dengan lutut, lalu perlahan-lahan menurunkan celananya. Saat itulah, Peony yang belum sempat memejamkan mata, terkejut melihat sesuatu yang tiba-tiba mencuat dari balik celana Kaisar dan membuat oksigen di otak Peony menipis.

Kelopak mata Peony perlahan tertutup. Dia tidak sedang pura-pura pingsan, tetapi pingsan betulan.

[]



 

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang