25

57.8K 3.5K 97
                                    


25

"Hanya dengan mendengar alasanmu yang barusan saja, aku sudah tahu bahwa kau mengingatnya." Peony mendengkus. "Berusaha mengambil kesempatan? Kau pikir aku bodoh?"

Khezar terkekeh. "Mengapa kau melakukan sebatas yang semalam? Padahal kita bisa melakukan lebih." Khezar mencium puncak kepala Peony. "Aku tahu kau tidak siap. Kata pe—dokter istana, aku tak boleh langsung menyentuhmu lebih jauh. Traumamu bisa saja kembali. Sungguh, apa yang terjadi di antara kita selama beberapa jam tadi tak akan pernah aku lupakan. Lain kali aku yang akan mendominasi. Kumohon...."

"Bercinta lah dengan dirimu sendiri! Kau bebas melakukan apa pun dengan dirimu sendiri!" seru Peony sambil memandang bulan yang mulai menghilang dari pandangan.

Apa yang terjadi semalam adalah pertanda bahwa perasaan yang ditinggalkan tokoh Peony semakin menguasai hatinya. Jika terus berada di istana, maka Peony benar-benar akan menyerahkan seluruh tubuhnya kepada Kaisar dan berakhir selamanya menjadi pemuas nafsu.

Peony tak ingin berakhir seperti itu. Jika tidak langsung mati, maka setidaknya dia bisa hidup menjadi perempuan baik-baik di luar sana.

[]

Mungkin karena kejadian semalam, Peony menjadi semakin rendah diri dan menganggap dirinya tak lebih dari pelacur Kaisar.

Meski berusaha melindungi diri, tetapi Kaisar telah nyaris menguasai tubuhnya.

Tinggal selangkah lagi Kaisar bisa menguasai tubuh Peony sepenuhnya.

Lalu setelah itu, Peony hanya akan menjadi perempuan murahan yang tak bisa lagi diselamatkan.

Peony telah kehilangan sedikit dirinya. Meski tak sampai ke tahap jauh, tetapi tetap saja. Peony menghela napas panjang dan mendongak ke langit yang mendung. "Kaisar sialan."

Pelayan-pelayan di belakangnya tersentak kaget.

Peony berbalik, memandang mereka satu per satu. "Apakah kalian tahu di mana aku bisa memesan racun yang mematikan?"

"Nona, Anda tidak boleh berpikir untuk membunuh Yang Mulia!" bisik pelayan paling kanan dengan panik. "Ada banyak telinga yang bisa mendengar. Anda bisa dijatuhi hukuman mati."

Peony berdecak. "Apakah aku berkata bahwa racun itu untuk membunuh Kaisar? Aku ingin meminum racun itu! Sialan. Aku ingin mati!"

Para pelayan membelalakkan mata dengan mata yang berkaca-kaca. "Nona...."

"Sudahlah. Lupakan apa yang aku katakan tadi." Peony meneruskan langkahnya. Hingga tibalah dia di taman yang khusus menumbuhkan berbagai jenis bunga yang mengingatkannya dengan teman-temannya. Ada bunga mawar hingga bunga violet.

"Kalian menjauhlah. Aku ingin sendirian." Para pelayan yang Peony ajak bicara tak mengindahkan perkataannya. "Aku tidak akan mengatakan hal yang sama dua kali."

Mereka akhirnya pergi dengan perlahan-lahan, menjauh seperti apa yang Peony katakan. Mata Peony menerawang ke hamparan bunga yang mekar.

"Aku ingin pulang," bisiknya, meski rasanya mustahil untuk kembali setelah kecelakan hebat itu.

Mungkin di dunianya, dia telah mati dan diberi kesempatan untuk hidup lagi di tubuh tokoh Peony.

Namun, mengapa harus di sini? Mengapa harus menjadi perempuan pemuas nafsu Kaisar? Hidup Peony selama ini memang mengalir, nyaris tak ada cobaan sampai pernah Peony berpikir akan ada cobaan yang berat menantinya.

"Khezar?" gumam Peony ketika melihat laki-laki yang tak ingin dia temui muncul tak jauh darinya dan mendekat.

Semua menjadi semakin berat dan menyakitkan ketika ada perasaan cinta terhadap Kaisar di hatinya.

"Apakah aku mengganggu waktumu?"

Peony menggeleng dan dalam waktu singkat Kaisar menggenggam tangannya dan membawanya ke taman berlabirin. Peony sudah bisa menebak Kaisar ingin melakukan apa di sini. Tebakan Peony terbukti ketika Kaisar duduk dan menarik Peony ke pangkuannya.

Perasaannya pada Kaisar bahkan bisa membuat Peony rela menyerahkan diri jika tak bisa mengendalikan diri.

Jujur saja, Peony lelah dengan perasaan yang tokoh Peony tinggalkan. "Buka gaun atasku," bisik Peony dengan suara parau saat Kaisar menjelajahi lehernya.

Peony memejamkan mata. Apakah perempuan memang sebodoh ini saat jatuh cinta? Mengapa dia begitu menikmati padahal tahu akan menyesal saat Kaisar mengisap dua bongkahan di dadanya?

Peony segera menutup dadanya dengan korset setelah mendorong Kaisar sekuat tenaga.

"Kenapa?" Tatapan protes Kaisar berikan padanya.

Peony menggeleng kencang. Dia tak ingin jatuh semakin dalam. "Bukankah ... ada tamu dari Timur Kekaisaran yang sedang menunggumu?"

Kaisar menghela napas.

"Kaitkan kembali korsetku," bisik Peony. "Dan pergilah. Nanti malam datang ke kamarku."

Tampak senyum tertahan Kaisar.

Dan tentu saja Peony berbohong karena dia harus kabur sebelum malam tiba. Jika sekali lagi dia dan Kaisar menghabiskan malam panas bersama, maka Peony benar-benar akan kehilangan mahkotanya.

Mumpung Saintess masih tinggal di istana. Peony harus bicara empat mata. Pasti Saintess Ceilia akan membantunya kabur dari istana dan Peony tak akan pernah bertemu Kaisar Khezar lagi.

[]

.

.

a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah

setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang