41Bahu Peony bergetar karena tangis. Perempuan itu menangis dalam pelukan Khezar. Entah berapa jam mereka melakukan itu dan mereka juga awalnya sudah tidur, tetapi tiba-tiba Peony menangis kecil yang kemudian terisak seperti sekarang ini hingga membangunkan Khezar sepenuhnya dari tidur.
"Apakah ... sekarang baru terasa sangat sakit?" tanya Khezar bingung. "Tadi kau bilang tak apa-apa meski sedikit sakit. Kau menyuruhku terus melanjutkannya."
"Bukan itu masalahnya bego!" seru Peony dengan bahasa yang tak Khezar mengerti.
Khezar usap rambut Peony perlahan-lahan, lalu dia kecup kening Peony cukup lama. Tangis Peony tak juga mereda.
Hanya selimut yang menjadi pelindung tubuh mereka. Khezar bahkan merapikan selimut di antara kulit mereka agar tak bersentuhan karena akan gawat bagi Khezar. Tak mungkin dia mengajak Peony lagi saat tangis Peony saja terdengar begitu pilu.
"Apakah kau menyesal?" bisik Khezar.
Tangisan Peony sempat tertahan meski dia lanjut menangis, yang kemungkinan besar menandakan bahwa Peony memang menyesal atas apa yang telah terjadi di antara mereka.
"Aku tidak akan mungkin meninggalkanmu," bisik Khezar sementara ibu jarinya mengusap air mata yang telah membasahi hampir seluruh wajah Peony.
Peony menatapnya dengan mata sembab. "Nikahi aku. Aku tidak akan terbebani dengan hubungan di luar pernikahan seperti ini. Ini seperti bukan aku...., tapi aku juga tidak ingin menjadi selir. Aku ingin menjadi satu-satunya!"
Khezar hanya bisa diam. Sulit memberikan kepastian pada Peony. Peony menginginkan posisi permaisuri sementara Khezar masih memikirkan rencananya.
"Apakah ... karena permaisuri sudah ditentukan? Makanya kau tak menegaskan posisiku? Siapa perempuan itu?"
Khezar menghela napas panjang. Dia rengkuh Peony ke dalam pelukannya. "Ini sulit. Ada sesuatu yang terjadi. Aku masih memikirkan solusinya."
"Apa?" bisik Peony dengan suara serak. "Apa yang sebenarnya kau sembunyikan dariku?"
Bibir Khezar mendarat di kening Peony. "Kau tak perlu memikirkan apa pun. Aku akan melakukan yang terbaik untukmu. Percayakan padaku, Peony."
Ada suatu hal yang ingin Khezar selesaikan tanpa harus diketahui Peony, tetapi Khezar masih mencari solusinya.
Ini berkaitan dengan takhta.
Dia mencintai Peony, tetapi dia membutuhkan takhta. Karena bagi Khezar, dengan takhta dia bisa memberikan apa pun untuk Peony. Termasuk kebahagiaan perempuannya itu.
[]
Meskipun Peony rajin berolahraga karena bahkan dia terkadang dipaksa Rama ke gym, tetapi tubuh Peony di dunia ini tidak terbiasa dengan olahraga.
Karena kelakukan Kaisar Khezar, Peony harus istirahat total di atas tempat tidur selama sehari penuh. Dokter istana mengatakan bahwa lebih baik Peony tak banyak berjalan. Darah perawannya ternyata cukup banyak meski Khezar sudah berusaha untuk tidak menyakitinya.
Peony mengusap keningnya, lalu menghela napas. Sejak tadi, dia hanya sibuk memandang langit-langit kelambu.
Dia sudah tidak perawan dan keperawanannya diambil Khezar tidak dalam hubungan pernikahan.
Rasanya Peony ingin mengulang waktu. Akan tetapi, jika pun waktu terulang, memangnya dia bisa membuat Kaisar tidak menyentuhnya?
Mustahil. Laki-laki itu sudah tak bisa menahan diri.
"Argh." Peony mengerang kesakitan setelah menggerakkan kakinya. Bukan hanya di antara kedua paha dan perut bawahnya yang sakit, tetapi otot-otot di seluruh tubuhnya juga sakit. Tubuh tokoh Peony ini benar-benar terlalu lemah untuk olahraga selama semalam penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...