24
Peony sudah terbiasa berpakaian seksi saat tidur yang kadang-kadang memperlihatkan celana dalamnya.
Ketika melihat ke balkon dan menyadari sesuatu, Peony tiba-tiba parno sendiri. "Nggak ada semacam pembunuh bayaran yang datang ke balkon terus masuk dan bunuh gue, kan?" Peony bergumam. "Itu bagus, sih. Yang masalah, gimana kalau gue diperkaos? Hii!"
Laki-laki mana yang tak akan tergoda dengan bokong dan dada sintal Peony? Bahkan hanya dengan wajah saja, Kaisar yang dulunya tak gila perempuan, tiba-tiba menjadi laki-laki mesum.
Baru terpikirkan tentang pembunuh bayaran. Andai bisa dia ingin menyewa assassin untuk membunuh Peony. Di novel, bahkan pembunuh bayaran langsung mati di depan istana karena penjagaan ketat para Kesatria hebat yang dipilih langsung oleh Kaisar Khezar.
Suara percakapan di luar membuat Peony sontak duduk dan menutup tubuhnya dengan selimut. Dia tarik selimut putih tersebut hingga sebatas dada. Pintu kamarnya terbuka. Kaisar masuk, lalu menutup pintu dengan cara membantingnya, membuat Peony sampai tersentak kaget.
"Peony...." Suara berat Kaisar ditambah dengan tatapan sayu seperti laki-laki yang dalam keadaan bergairah tinggi, membuat Peony langsung menyadari bahwa Kaisar tidak dalam keadaan sadar.
"Mabuk?" tanya Peony. Namun, situasi Kaisar tak terlihat bahwa laki-laki itu sedang mabuk. Ini seperti, Kaisar baru saja mengonsumsi sesuatu seperti obat perangsang.
Rosaline pernah berkata dari novel yang sahabatnya itu baca bahwa seseorang yang mengonsumsi obat perangsang akan tersiksa jika gairahnya tidak tersalurkan.
Mustahil Kaisar meminum obat perangsang karena setahu Peony, dalam novel, Kaisar lebih memilih menikmati Peony secara sadar daripada harus mabuk atau meminum obat seperti itu terlebih dahulu.
Lalu, siapa yang berani bersikap seperti ini pada seorang Kaisar Khezar?
Bahkan jika Peony ingin pergi, tetapi tubuhnya tidak menginginkan itu. Perasaan tokoh Peony yang masih tertinggal pada Kaisar membuat Peony tak bisa mengendalikan logika hingga dia menurunkan selimut dan mengulurkan kedua tangan pada Kaisar dengan tatapan menginginkan.
Detak jantung Peony semakin kencang kala Kaisar naik ke tempat tidur dan mendorong Peony hingga terjatuh di sana. Laki-laki itu menunduk dengan napas tak beraturan dan langsung menciumi bibir Peony dengan membabi buta.
"Peony, berikan aku tubuhmu malam ini. Aku tak ingin mendengar penolakan."
[]
Harusnya Kaisar sudah ada di kamarnya sekarang, tetapi laki-laki itu tak muncul juga.
Sudah satu jam sejak Cecilia keluar dari kamar Kaisar. Reaksi ramuan itu pun harusnya sudah ada sejak sejam lalu.
Mustahil Kaisar bisa menahan diri.
Jadi, Cecilia tak punya harapan karena dia yakin, Kaisar Khezar pasti lebih memilih untuk mencari gundik seperti Peony daripada perempuan suci seperti Saintess.
[]
Meneguk ludah, Peony memegang masing-masing dua daun pintu dengan kedua tangannya. Dia tarik pintu tersebut, hanya dia buka sedikit, lalu menatap salah satu Kesatria yang menjaga.
"Jangan biarkan siapa pun yang masuk sampai Yang Mulia keluar dari kamar ini." Setelah mengatakan kalimat tersebut, dengan cepat Peony kembali menutup pintu.
Dia berbalik dan bersandar di pintu, menggigit bibir kesal sembari menatap Kaisar yang tidur dengan tenang di atas kasurnya yang penuh dengan cairan putih milik laki-laki itu yang mungkin sudah mengering.
Sekarang masih subuh. Kaisar baru tidur tiga jam lalu. Sementara Peony tentu saja tak bisa tidur. Tubuhnya telah dijelajahi delapan puluh persen oleh Kaisar.
Kenapa tidak seratus persen? Tentu saja karena Peony masih menjaga mahkotanya.
Jadi, bagaimana menjelaskannya, ya? Peony tidak membuka pahanya untuk dinikmati oleh Kaisar. Bahkan ketika Kaisar memohon pada Peony agar Peony mau membuka piamanya, Peony langsung menampar laki-laki itu dengan kesal.
Kaisar tidak membuka seluruh pakaiannya. Laki-laki itu hanya menurunkan celananya sendiri, lalu Peony menyiksa Kaisar, yah begitulah yang terjadi. Peony tak mau mengingat apa pun karena sungguh ... dia baru saja berusia tujuh belas tahun!
Dia tidak pingsan lagi seperti bagaimana melihat apa yang terjadi di malam pertama mereka. Ada untungnya. Jika dia pingsan, maka tamatlah riwayatnya. Kaisar yang dalam keadaan birahi tinggi pasti langsung mengambil kehormatan Peony karena kehilangan akal sehat.
Peony melangkah ke balkon dan merenung. Mandi di waktu subuh ternyata semenyegarkan ini. Menghirup udara segar subuh hari lebih menyegarkan lagi. Sayangnya, dia tak bisa kabur. "Menyebalkan."
Tiba-tiba, sepasang tangan melingkar di perut Peony. "Mengapa aku berakhir di kamarmu?"
Seperti di novel, Kaisar bisa berjalan seperti bayangan sampai Peony tak menyadari langkah kakinya. "Entahlah. Kau pikirkan saja sendiri."
"Aku mencium bau yang tidak asing di kasurmu," bisik Kaisar parau. Dia mendekat dan berbisik di telinga Peony. "Ayo lakukan reka ulang. Mungkin, dengan begitu aku bisa mengingat apa yang sudah terlupakan di antara kita?"
[]
.
.
a.n:
Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout
saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah
setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...