9

79.2K 4K 44
                                    



9

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Kaisar menjauh.

"Bajingan!" seru Peony dalam bahasa Indonesia yang tentunya tak dimengerti Kaisar Khezar. Laki-laki itu justru tersenyum. Ibu jarinya mengusap bibir bawah Peony yang bengkak. "Bisa minggir nggak? Gue mau duduk."

"Beberapa kali kau berbicara dengan kata-kata aneh dan tak pernah kudengar sebelumnya. Apa itu bahasa hewan?" tanya Kaisar dengan wajah tanpa dosa.

"Kau menghina bahasaku?"

Kaisar mengernyit. "Bahasa dari mana? Aku beberapa kali bertemu dengan perwakilan negara lain dan tak pernah mendengar bahasa itu."

"Bahasaku tidak ada di negara lain, tapi dunia lain."

Kaisar mencubit ujung hidung Peony. "Kau pandai bercanda."

Peony memutar bola mata.

Kaisar menyelipkan lengannya di belakang leher Peony, lalu laki-laki itu berguling ke sisi kanan Peony sembari menarik Peony ke dalam pelukan hingga Peony tak bisa kabur karena lehernya terlilit lengan kekar Kaisar. Bahkan Kaisar menarik pinggang Peony dan memeluknya hingga mereka kini berbaring menyamping, berhadapan.

"Malam nanti aku tidak akan ke kamarmu. Sore nanti aku dan para Kesatria akan memulai perjalanan ke hutan, membasmi sisa-sisa monster pengikut raja iblis."

"Itu kabar gembira!" seru Peony riang. Tampaknya Kaisar tak suka respons senang Peony. Laki-laki itu terlihat sedih. Pasti kesedihan palsu. Peony memeletkan lidahnya. "Lo nggak sepenting itu di hidup gue."

Kaisar membawa wajahnya di ceruk leher Peony. Peony langsung tersentak kaget ketika lidah Kaisar bermain di kulitnya.

"Jangan...," bisik Peony, lirih, ketika Kaisar menggigit lehernya pelan.

"Bukankah ini yang kau lakukan semalam padaku?" tanya Kaisar dengan suaranya yang serak berbicara tepat di telinga Peony. Suara napasnya yang terdengar begitu kentara membuat perut Peony bergejolak.

Ngomong-ngomong, mengenai perginya Kaisar ke hutan, di sana ada Duke Illias nantinya yang ikut berburu memusnahkan monster. Ketika Duke Illias singgah di desa terdekat, itu pertama kalinya dia dan Saintess Cecilia bertemu dan saling jatuh cinta. Kaisar belum melihat Saintess di desa itu. Masih cukup lama saat di mana Kaisar bertemu Saintess, yaitu saat Saintess sudah tinggal di ibu kota dan sudah mendapatkan kekuatan sucinya.

Peony sudah tak sadar. Diperlakukan bagaimana pun, kini dia pasrah saja karena Kaisar yang mengangkatnya dengan enteng. Kini Kaisar duduk berselonjor kaki dan Peony yang ada di atas pangkuan laki-laki itu dengan duduk miring. Peony hanya bisa menggigit bibir dan memejamkan mata. Kaisar terus mengisap lehernya seperti vampir yang mengisap darah.

"Berhenti," bisik Peony di telinga Kaisar. "Jika kau melakukan itu terus, maka aku bisa mati karena pembekuan darah di sana!"

Kaisar langsung berhenti dan menghadapkan wajahnya dengan wajah Peony. "Kalau begitu, bolehkah aku memakan yang lain?"

Peony memicingkan mata. "Tidak."

"Aku ingin mencoba yang ini." Telunjuk kiri Kaisar menyentuh gaun yang menutupi buah dada kanan Peony sembari memandang arah telunjuknya. "Di kitab legendaris yang kubaca, bagian dada perempuan itu bisa membuat panglima perang seperti baru saja mengalahkan satu juta pasukan lawan."

Peony menggigit bibir kesal. "Tidak akan!" Itu artinya, Kaisar ingin bertindak lebih dari mencium bibir dan lehernya.

"Aku hanya akan menciumnya sebentar. Aku kan tidak melakukan hal lain selain menciummu? Boleh?" Tatapan Kaisar penuh harap. Seperti permintaan dari lelaki buaya di dunia Peony.

"Cepetan pergi ke hutan sana. Gue doain lo mati di makan monster!"

Alis Kaisar naik. "Kau mengumpatiku lagi, ya? Ekspresimu menggambarkan semuanya."

"Bukan mengumpat, tapi menyumpahimu."

Kaisar menghela napas. Pandangannya turun ke dada Peony sembari menggigit bibir. Tangan nakalnya di belakang punggung Peony mulai menurunkan ritsleting gaun Peony perlahan-lahan.

"J—jangan!" Panik, Peony melirik sana-sini. "Aku tidak mau ada yang melihat tubuhku!"

Kaisar langsung menyunggingkan senyum ceria. "Oh, jadi itu yang kau khawatirkan makanya tidak ingin membukanya untukku?"

"Bukan begitu!"

Namun, Kaisar tampaknya tak mau tahu. Dia berhasil menurunkan gaun Peony hingga kini bagian atas Peony hanya mengenakan korset. "Tidak akan ada yang berani datang. Aku sudah memerintahkan para penjaga untuk tidak memasuki taman."

"Jangan...." Peony menggigit bibir. Ucapannya tak sesuai dengan respons tubuh. Mengapa dadanya yang masih tertutup korset itu malah condong ke arah Kaisar seolah menggoda Kaisar?

Kaisar tersenyum penuh arti saat tangannya selesai membuka tali korset di punggung Peony. Hingga terlepaslah semua tali korsetnya. Pasti ada iblis yang membisik Peony untuk melakukan hal aneh-aneh karena berdua-duaan dengan lawan jenis, makanya dadanya seperti condong ke depan seolah mempersilakan Kaisar untuk menyicipnya.

Rasanya kesal pada diri sendiri. Peony berdebat dengan logikanya. Saat tangan Kaisar naik untuk menarik korset Peony agar yang bersembunyi di baliknya segera terlihat, Peony dengan sekuat tenaga dan kesadaran penuh langsung menampar pipi Kaisar dengan keras hingga laki-laki itu tertoleh ke samping dengan wajah kaget.

"Jangan ngelunjak, ya!" seru Peony dengan bahasanya. "Kaisar sangean."

[]


a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah

setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang