43"Yang Mulia, Nona Saintess ingin menemui Anda."
Khezar mengalihkan pandangannya dari lembar-lembar pekerjaan yang ada di atas meja. Laki-laki itu mengernyit, memandang pintu ruangan yang masih tertutup rapat. "Aku tidak ingin bertemu siapa pun jika itu tidak penting."
Peony adalah yang paling penting. Khezar tak sabar menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat agar bisa segera bertemu Peony. Kalau bisa, siang hari pekerjaannya harus sudah selesai.
"Ada hal penting yang ingin dikatakan Nona Saintess, Yang Mulia," kata Sir Archie lagi.
Khezar menghela napas, tak mengalihkan pandangannya dari tulisan yang baru saja dia torehkan di atas kertas. "Persilakan dia masuk."
Pintu ruangannya terbuka. Saintess Cecilia melangkahkan kedua kakinya memasuki ruang kerja Khezar sementara pintu ruangan ditutup oleh Sir Archie. Khezar berhenti sejenak dari pekerjaannya dan memandang Saintess Cecilia yang baru saja berhenti tepat di depan meja kerjanya.
"Katakanlah dengan cepat. Aku punya banyak pekerjaan."
Saintess Cecilia mengulum senyum tipis yang terlihat sendu. "Aku mendengarnya... bahwa Anda menghabiskan malam dengan Nona Peony bahkan setelah firman itu turun."
"Apakah kau ingin melewati batas? Mengapa membahas hal ini?" Mata Khezar memicing. "Jangan bersikap dekat padaku. Hanya karena kau seseorang yang terpilih, bukan berarti aku akan memperlakukanmu dengan spesial."
Saintess Cecilia nampak terguncang. Matanya berkaca-kaca dengan wajah yang penuh kekecewaan. Khezar berdecak pelan. Dia bangkit dari kursinya, menghampiri Saintess Cecilia dan berhenti di hadapan perempuan itu. Tangannya naik ke rahang Saintess dan langsung mencengkeram rahang perempuan itu.
"Dengarkan baik-baik, aku tidak menginginkanmu. Jika aku menghabiskan malam dengan Peony, maka itu bukan urusanmu." Khezar mendorong rahang perempuan itu dengan kasar. Saintess Cecilia nyaris terjatuh setelah mundur beberapa langkah. Khezar mengambil sapu tangan dari sakunya, lalu mengusap tangannya yang sudah menyentuh perempuan selain Peony.
Dengan air mata yang sudah luruh di pipi, perempuan itu menatap Khezar dengan berani. "Tak ada baiknya Anda membuat rencana melawan firman Dewi!"
Khezar mengernyit. "Kau bisa menebak bahwa aku sedang menyiapkan rencana, ya?"
"Yang Mulia...." Saintess Cecilia menggigit bibir.
"Keluarlah. Apakah kau ingin aku duel dengan Kesatria-mu karena aku menyakitimu?" Khezar memandang pintu yang tertutup rapat. "Keluar sendiri atau kau ingin aku memanggil Sir Archie untuk menyeretmu keluar?"
"Apakah Nona Peony tahu hal ini?" tanya Saintess Cecilia dengan suara serak.
Khezar menoleh marah. "Jangan memberitahunya. Sebagaimana perintah pihak kuil untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun sebelum waktunya."
Saintess Cecilia berbalik pergi. Bahkan dia tidak bersikap sopan pada seorang Kaisar. Jika membunuh Saintess bukanlah sebuah masalah di Kekaisaran, maka sudah lama dia membunuh perempuan itu.
[]
"Lady Peony, Nona Saintess ingin bertemu dengan Anda di gazebo taman."
"Dia masih di istana...?" Peony menatap pelayan pribadinya. Pelayan dengan rambut panjang di bawah bahu itu mengangguk. Peony lalu mengalihkan perhatiannya ke balkon. Matahari bersinar begitu terang dari atas sana. Peiny menaruh kuasnya ke atas palet kayu. Padalah baru beberapa jam lalu dia melukis demi menghilangkan kebosanan.
"Biarkan saya yang membereskannya, Lady." Pelayan lain datang membantu.
Sementara pelayan yang berbicara di awal datang membawa sebaskom air di atas meja. "Cucilah tangan Anda di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...