kuis: berapa ibu tiri Khezar?
12
Hutan Amariah adalah hutan terluas di Kekaisaan Ephraim dan dekat sekali dengan Desa Jore, desa di mana Cecilia menghabiskan hidupnya selama tujuh belas tahun.
Perempuan itu berlari dari kejaran monster sembari terisak. Padahal dia dan sahabatnya hanya ingin mengambil jamur yang bisa dimakan di tepi barat hutan, lokasi di mana prajurit yang menjaga tak terlihat, tetapi semua berakhir seperti ini. Sahabatnya telah tercabik-cabik monster dan Cecilia sedang berusaha untuk menyelamatkan diri.
Tak ada yang bisa dia lakukan selain berlari dengan tubuh gemetar. Dia sempat melihat monster bertubuh seperti manusia, tetapi berbulu hitam. Kepalanya bukan kepala manusia, tetapi kepala serigala berbulu hitam. Cecilia semakin sulit tahu di mana monster itu karena gelap.
Akar kayu besar membuat Cecilia terjatuh. Dia meringis menahan sakit di lututnya. Suara geraman monster terdengar begitu dekat, membuatnya merinding ketakutan. Dia berusaha bangkit, tetapi kembali terjatuh. Mungkin, kakinya terkilir.
Apakah ini akhir hidupnya? Dia harus hidup demi megurus anak-anak di panti asuhan.
"Grrr...."
Cecilia berbalik dan terlihatlah sosok monster serigala yang besarnya dua kali lipat dari serigala biasa. "Jangan!" bisiknya. "Siapa pun tolong aku!" Suaranya pelan. Di situasi ini, dia sulit mengeluarkan suara.
Ketika monster itu akan melompat ke arahnya, mengarahkan kuku-kuku tajam nan panjang untuk mencabik-cabik Cecilia, suara hentakan kaki kuda terdengar mendekat. Monster itu menoleh dan dalam waktu singkat kepalanya terpisah dengan tubuhnya.
Percikan darah monster mengenai wajah Cecilia. Perempuan itu masih mematung. Seorang laki-laki yang menunggangi kuda putih mendekat ke arahnya.
"Apa kau bisa berdiri? Naiklah. Aku akan mengantarmu ke luar hutan."
Cecilia mencoba berdiri. Laki-laki itu mengulurkan tangan dan dengan malu Ceciia menggapai tangan laki-laki tampan itu. Apakah dia seorang Kesatria?
Cecilia terkejut ketika dia diangkat dengan gagahnya, hingga kini duduk menyamping di depan penyelamatnya. Tak ada yang dikatakan penyelamatnya setelah itu karena hanya fokus mengarahkan kuda yang berlari kencang.
Goncangan yang kencang membuat Cecilia refleks memeluk laki-laki itu. Jantung Cecilia berdegup kencang. Ini pertama kalinya dia berada begitu dekat dengan seorang laki-laki. Cecilia mendongak. Ditatapnya wajah laki-laki itu. Meski hanya cahaya bulan itu pun di hutan yang penuh bayangan pohon membuat suasana nyaris gelap gulita, Cecilia bisa melihat samar ketampanan penyelamatnya.
Siapa ya namanya?
"Apa yang kau lakukan?" tanya laki-laki itu dengan alis nyaris menyatu, meski tatapannya fokus ke depan, tetapi sudah pasti laki-laki itu berbicara padanya. "Berhenti memelukku dan berpeganglah pada kuda."
"Maaf," gumam Cecilia, lirih. Dia melakukan apa yang laki-laki itu perintahkan. "Terima kasih karena Anda telah menolongku." Laki-laki itu hanya diam. Sungguh. Cecilia ingin bicara banyak dan tak ingin pertemuan ini segera berakhir. "Apakah Anda salah satu prajurit yang ditugaskan menjaga perbatasan hutan dan desa?"
"Berhentilah berbicara."
Laki-laki yang dingin. Cecilia tersenyum samar. Menggemaskan.
Cahaya sedikit terlihat. Cecilia sedih. Mungkinkah pertemuan ini akan berakhir? Pada akhirnya, Ceilia tak bertanya siapa nama laki-laki itu. Nanti laki-laki itu bersikap dingin lagi. Mereka telah keluar dari hutan dan terihatlah kamp para prajurit.
Penyelamatnya menghentikan kuda di dekat beberapa Kesatria yang berkumpul. Cecilia kaget ketika laki-laki itu memegang pinggangnya dan menurunkannya dari kuda.
"Sepertinya, dia adalah warga Desa Jore. Aku akan meneruskan pemusnahan monster." Laki-laki berbaju hitam itu segera mengarahkan kudanya ke dalam hutan tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Seorang Kesatria perempuan datang membawa selimut, lalu membungkusnya ke tubuh Cecilia. "Mengapa Yang Mulia terlalu bekerja keras...?"
Bahu Cecilia tersentak. Ditatapnya Kesatria di dekatnya yang sedang mengobrol dengan Kesatria lain. "Yang ... Mulia?"
"Ya?" Kesatria itu mengernyit saat menoleh padanya. "Ah, apakah kau tak tahu siapa yang telah menolongmu?"
Cecilia mengangguk pelan.
"Rakyat macam apa kau yang tak tahu pada pemimpin Kekaisaran Ephraim?" Kesatria perempuan itu menggeleng. "Lagipula mengapa kau bisa ada di hutan? Apakah kau warga Desa Jore yang keras kepala tetap mencari makanan di sana?"
"Maaf...," bisik Cecilia menoleh ke hutan Amariah yang gelap gulita.
Penyelamatnya ... ternyata Kaisar Khezar? Tak seseram rumor yang didengarnya sejak kemarin meski laki-laki itu telah menebas leher monster. Cecilia tersenyum kecil. Kaisar ternyata tidak sejahat itu buktinya dia turun langsung ke hutan Amariah untuk memusnahkan monster demi rakyatnya.
Saat kecil, Cecilia membaca sebuah buku dongeng tentang pasangan dari bangsawan yang jatuh cinta pada rakyat jelata, tak direstui oleh keluarga tapi direstui oleh semesta.
Mungkinkah ada harapan untuk menjadi kekasih Kaisar?
[]
a.n:
Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout
saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah
setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...