42
Pelayan-pelayan yang mengurusnya sejak kembalinya dia ke istana adalah pelayan-pelayan yang hanya fokus dengan pekerjaan mereka. Bicara hanya seperlunya saja. Mereka tidak memperlihatkan ekspresi seolah mereka adalah para robot. Benar-benar menjaga batasan.
Peony tatap seorang pelayan yang menyisir rambut panjang Peony dengan tenang dan dengan gerakan lembut seolah pelayan itu tak mau menyakiti kulit kepala Peony sedikit pun. Pelayan itu lah yang membawakan Peony sarapan ke dalam kamar. Peony tak bisa ke ruang makan karena tak kuat berjalan ke ruang makan. Peony bisa sampai ke sana, tetapi cara jalannya akan menjadi perhatian semua orang yang dia lewati dan dirinya akan semakin menjadi bahan gosip terhangat di istana.
"Aku ingin bertanya." Peony tak melepaskan pandangannya dari mata pelayan perempuan itu yang sedang fokus pada rambut Peony. "Apakah di Kekaisaran Ephraim, ada kasus di mana seorang istri mati karena terus digempur suaminya?"
Pelayan itu menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyisir rambut Peony, tetapi raut di wajahnya tak berubah.
Entah apa yang pelayan itu pikirkan. Peony sudah terlalu blak-blakan. Jadi, tak perlu memperjelas lagi. Bisa saja dia langsung bertanya pada dokter istana, tetapi selalu ada Kaisar.
Peony hanya terlalu memikirkan hal itu karena, sungguh, sekujur tubuhnya terasa remuk sampai muncul pertanyaan seperti itu di benaknya.
"Jawab santai saja. Aku membutuhkan jawabanmu," tambah Peony.
"Saya tak pernah mendengar kasus seperti itu, Lady, tetapi seseorang pernah bercerita pada saya bahwa orang-orang yang melakukan itu bisa mati jika terus melakukannya tanpa makan dan tidur."
"Benar juga...." Peony teringat saat tengah malam Kaisar membawakan makanan untuknya dan mereka makan bersama ... sebelum kembali melanjutkan aktivitas panas itu.
"Lady, Saintess datang ke istana. Seorang koki memiliki penyakit yang tidak ada obatnya."
Peony memejamkan mata.
"Anda akan merasa lebih baik jika Anda disembuhkan oleh Saintess. Saya siap memanggilnya untuk Anda."
"Tidak perlu," balas Peony dengan tegas. "Biarkan tubuhku sembuh secara alami."
[]
Meski bukan undangan resmi dari Kaisar Khezar, Cecilia diundang ke istana oleh Kepala Pelayan dengan tujuan untuk memberikan penyembuhan kepada seorang koki. Seorang koki memiliki penyakit yang dia sembunyikan selama ini karena sadar penyakitnya tak ada obatnya. Katanya, koki itu hanya menunggu kematian menjemputnya.
Ketika rekannya mengetahui hal tersebut, rekannya menyampaikan hal itu kepada Kepala Pelayan dan Kepala pelayan langsung membuat surat yang akan dia kirim ke kuil. Surat itu sampai ke tangan Cecilia dalam waktu kurang dari satu jam dan Cecilia langsung berangkat ke istana karena selain tak ada urusan dalam waktu beberapa jam ke depan, Cecilia juga merindukan Kaisar Khezar dan ingin bertemu laki-laki itu.
Semesta mendukung hubungan mereka dan Cecilia merasa beruntung menjadi manusia terpilih. Seorang Saintess.
"Nona Saintess, lewat di sini." Sir Daneil, Kesatria suci yang menjaga Cecilia, mengarahkannya ke lorong lain ketika dia telah selesai menyembuhkan koki itu. Tak hanya Sir Daneil. Ada tiga Kesatria istana yang ditugaskan menjaga Cecilia selama Cecilia berada di lingkup istana. Urusannya baru saja selesai, tetapi Cecilia masih ingin berlama-lama di istana.
Ketika Cecilia memandang beberapa pelayan yang menyingkir dari jalan, fokusnya langsung tertuju pada seorang pelayan yang lumayan akrab dengannya setelah beberapa kunjungan ke sini.
"Bisakah Anda memanggilnya untukku? Aku ingin berbincang dengannya sebentar." Cecilia memandang Sir Daneil. Tanpa memberi tahu siapa, dia tahu Sir Daneil paham siapa yang dia maksud. "Kepala Pelayan tak akan marah."
Sir Daneil mengangguk, lalu beranjak mendekati pelayan bernama Diana. Tak lama kemudian, keduanya mendekat pada Cecilia.
"Apakah aku mengganggu waktumu?"
Diana menggeleng. "Tidak, Nona Saintess!"
"Ah, sudah aku katakan beberapa kali. Panggil aku Cecilia." Cecilia mengulum senyum tipis. Dia mulai melangkah. "Aku ingin berbincang denganmu. Ayo."
Diana mengangguk. Tanpa menolak, dia mengikuti langkah Cecilia. "Tapi, Cecil..., aku belum izin pada Kepala Pelayan."
"Aku yang akan bertanggung jawab." Cecilia menggenggam tangan Diana, lalu ditatapnya Sir Daneil di belakangnya. "Aku ingin bersantai sebentar dengannya. Jadwal kedatangan kunjungan rombongan dari Timur masih lama, kan?"
Sir Daneil mengangguk. "Iya, Nona. Saya akan menjaga dari kejauhan."
Cecilia dan Diana menuju tepi danau dan duduk di sebuah bangku panjang. Para Kesatria Kekaisaran yang ditugaskan menjaganya ikut menjaga dari kejauhan. Mereka betul-betul paham privasi.
Sejujurnya, alasan utama Cecilia ingin berbincang dengan Diana adalah dia ingin mendengar kabar yang tak dia ketahui di istana. Diana termasuk pelayan yang tahu banyak rahasia istana yang tak bisa Cecilia ketahui. Terutama tentang rumor kemunculan kembali Peony.
"Nona! Saya sangat beruntung bisa mengenal Anda. Setelah Anda menyembuhkan saya waktu itu, saya selalu semangat bekerja!" Diana bercerita dengan penuh semangat.
Namun, Cecilia tidak mengharapkan basa-basi itu. "Kau tak perlu sungkan datang padaku jika perlu bantuanku lagi!" Cecilia tersenyum. "Aku mendengar bahwa Nona Peony kembali ke istana."
"Ah!" Diana melihat sekeliling, lalu menatap lekat sepasang mata Cecilia sembari menaruh telapak tangannya di atas punggung tangan Cecilia. "Saya tahu bahwa Anda menyukai Yang Mulia...." Diana menggigit bibir. Air mukanya berubah sendu. Cecilia curiga, yang akan terucap dari bibir kecil Diana adalah informasi yang tak mengenakkan.
Kapan hari, Cecilia memang menceritakan kepada Diana bahwa dia menyukai Kaisar Khezar. Diana tak akan mungkin membocorkan perasaan Cecilia itu karena menghargai Cecilia meskipun sebenarnya Cecilia mengharapkan informasi tentang perasaannya kepada Kaisar Khezar menyebar.
Bukankah dia akan didukung rakyat Kekaisaran Ephraim? Jika bukan karena perintah, maka Cecilia sudah dengan bangga menyebarkan informasi itu.
Diana merenung lama hingga akhirnya dia bicara. "Aku sudah berkali-kali berusaha denial, tetapi hubungan Yang Mulia dan Nona Peony sudah begitu jauh. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Peony mungkin akan melahirkan anak haram karena hubungannya dengan Yang Mulia. Dulu tidak separah ini, tetapi entahlah ... Nona Peony tidak bisa berjalan karena Yang Mulia ... ehm... Anda mengerti maksudku ...."
Dada Cecilia seolah berhenti berdetak. Mengapa Kaisar Khezar masih berhubungan dengan perempuan itu?
Bukankah seharusnya Kaisar Khezar menjaga tubuhnya untuk Cecilia?
Jika benar bahwa Kaisar Khezar menghabiskan malam bersama perempuan lain setelah firman itu turun, maka Kaisar Khezar jadi terlihat seperti Kaisar terdahulu.
Namun, Cecilia tak akan melepaskan Kaisar Khezar. Masih ada harapan untuk membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya dan tak akan lagi melihat perempuan selain dirinya.
Lagipula ... Peony tak mencintai Kaisar, kan? Mungkin hanya Cecilia yang mencintai Kaisar dengan begitu tulus.
[]
.
.
a.n:
Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout
saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah
setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...