45

19.3K 2K 121
                                    







45

Pergerakan mereka tiba-tiba menghilang. Entah siapa yang memimpin pemberontakan. Mereka memiliki taktik yang bahkan tak bisa diatasi oleh Pemimpin Kesatria kepercayaan Khezar.

"Yang Mulia!"

Sebuah anak panah nyaris melukai kuda kesayangan Khezar. Laki-laki itu segera mengambil busur dan anak panah dari punggung Kesatria terdekat, lalu menargetkan seseorang yang setengah wajahnya ditutupi oleh kain hitam. Anak panah melaju pada orang mencurigakan tersebut yang melompat dari pohon ke pohon. Dia berakhir jatuh ke tanah yang dipenuhi daun-daun kering ketika anak panah tersebut menembus betisnya.

"Cari yang lain!" seru Sir Archie. Para Kesatria segera menyebar sementara Khezar turun dari kudanya. Dia hampiri orang tersebut yang sedang diamati oleh Sir Archie. "Dia mati. Padahal yang terkena hanya betisnya, tapi dia langsung menggigit kapsul racun yang tersembunyi di bawah lidahnya."

Siapa yang berniat memberontak?

"Yang Mulia." Khezar menoleh pada seorang Kesatria yang terlihat baru datang. Kesatria itu menunduk, bertekuk lutut, dengan tangan kanan yang dia taruh di dada kiri. "Saya ingin menyampaikan apa yang kami temukan di istana."

"Katakanlah."

"Kesatria suci yang menjaga Saintess Cecilia menyamar menjadi Anda menggunakan topeng sihir. Entah apa tujuannya, saya tidak bisa melihat lebih jauh karena terbatas radius. Ada sihir penghalang di sekelilingnya. Namun, yang pastinya, Kesatria suci Saintess Cecilia memakai topeng samaran saat berada di hadapan Saintess. Jadi, Saintess tahu hal ini sehingga kami pun tak bisa mendekat lebih berani."

Khezar mengernyit heran. "Untuk apa dia melakukan itu," gumamnya, lalu mengeraskan suara. "Kumpulkan beberapa orang untuk memantau apa tujuan mereka."

"Baik, Yang Mulia!"

Sir Archie mendekat. "Apakah Anda akan meneruskan pencarian?"

Khezar mengangguk. "Aku tidak tenang jika tak menemukan pemimpin dari kelompok pemberontak."

[]

Apa yang Peony lihat dengan mata kepalanya sendiri semalam sudah menjadi alasan bagi Peony untuk menjauh. Bagaimana pun caranya, dia harus pergi dari hidup Kaisar Khezar.

Sakitnya masih begitu terasa. Seperti diiris belati berkali-kali. Padahal Peony berharap langsung mati rasa pada Kaisar karena apa yang laki-laki itu lakukan bersama perempuan lain, tetapi apa yang dirasakan Peony hanyalah rasa sakit di hatinya.

"Merpati yang kau maksud sudah ada, kan?" tanya Peony pada pelayan yang sejak tadi berusaha mencari merpati untuknya.

Pelayan tersebut mengangguk. "Merpati itu tahu harus ke mana jika Anda mengatakan ke mana dia harus pergi. Merpati-merpati dibesarkan dipenangkaran dengan memasukkan sihir."

Peony menoleh pada merpati putih yang bertengger di atas pembatas balkon. Sebuah gulungan surat sudah selesai Peony tulis. Pelayan pribadinya tak mungkin tahu bahwa Peony ingin mengirim surat ke duchy.

Duke Illias sangat Peony butuhkan untuk membantunya dalam pelarian. Peony ingin pindah ke kerajaan lain di pulau lain, jika perlu.

Peony berdiri, membawa gulungan surat yang ujungnya sudah dia rekatkan. Dia hampiri burung merpati di balkon. Peony menunduk saat mengikat sebuah pita putih di kaki merpati itu.

"Antarkan suratku ke mansion keluarga Herschel di Utara," kata Peony sembari mengelus kepala merpati itu. Merpati itu memejamkan mata beberapa saat. Saat Peony menarik tangannya dari kepala merpati tersebut, hewan dengan bulu putih yang bersinar itu mulai mengepakkan sayapnya di udara.

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang