17
Kesal.
Khezar selalu berakhir frustrasi setiap kali hampir merasakan apa itu surga dunia. Dia selalu berakhir di pertengahan jalan karena semalam Peony tak sengaja melihat milik Khezar yang beridiri tegak.
Ada yang salah di diri Peony. Mungkin, dia trauma akan sesuatu yang berkaitan dengan senjata laki-laki. Jadi, Khezar telah memikirkan solusinya, yaitu megundang seorang penyihir tingkat tinggi yang Khezar perkenalkan sebagai dokter di depan Peony.
"Aku kan bilang tidak sedang sakit!" omel Peony di atas tempat tidur. "Mengapa harus membawa dokter ke sini?"
"Tenanglah, Nona." Penyihir istana mencoba menenangkan. Laki-laki berpakaian serba putih bertubuh tinggi kurus dan terlihat lemah itu segera mempersilakan Peony untuk berbaring.
Khezar bersedekap, berdiri di dekat tempat tidur memperhatikan semuanya. "Lakukanlah, sayang. Ini demi kebaikanmu."
"Sayang. Sayang." Ekspresi sinis yang Khezar sukai diberikan Peony kepadanya.
Khezar mengulum senyum tipis. Ah, menggemaskan sekali. Sayang Peony tak berhasil dia nikmati lebih jauh.
"Berbaringlah. Dokter hanya akan mengecek kondisimu." Jika Khezar menyebut penyihir, mungkin Peony akan mengamuk dan berusaha kabur. Khezar bisa menebaknya. "Aku akan memberikan hadiah untukmu jika menurut kali ini saja."
"Benarkah?" Ada ekspresi penuh harap di wajah perempuannya. Khezar mengangguk-angguk dengan tampang serius agar Peony yakin. "Baiklah."
Akhirnya, Peony berbaring dan melipat kedua tangannya di atas perut. Dia memejamkan mata.
Penyihir istana menaruh tangannya di atas wajah Peony. "Saya izin membuat Nona tertidur, Yang Mulia."
"Lakukanlah," balas Khezar. Dia pandangi cahaya yang muncul di sekitar kepala Peony.
"Nona Peony telah tertidur lelap." Penyihir istana memejamkan mata. Tangannya masih berada di atas wajah Peony. Penyihir istana sedang mencari tahu penyebab mengapa Peony pingsan setiap melihat atau merasakan benda milik Khezar. Khezar sudah menjelaskan permasalahan di antara mereka kepada penyihir itu, tentu saja.
Penyihir istana berbicara dengan mata terpejam. "Nona spertinya memiliki trauma mendalam, Yang Mulia."
Khezar mendekat, ingin mendengar lebih jelas. Dia benar-benar khawatir. "Trauma seperti apa?"
"Nona melihat sesuatu yang tak senonoh di depan mata." Penyihir istana tampak ragu-ragu mengatakan selanjutnya. "Nona Peony seperti dipaksa melihat adegan dewasa di depan pasangan yang sedang bersenggama...."
"Apa...?" Khezar membelalak.
"Dan sepertinya, penyebab trauma Nona Peony karena melihat senjata laki-laki itu yang tidak masuk akal. Panjang dan besar ... sekali. Terlihat tidak normal, Yang Mulia."
Rahang Khezar mengeras. Siapa yang memaksa Peony melihat adegan dewasa pasangan lain? "Sepanjang apa sampai membuat Peony trauma?"
Penyihir istana menghentikan sihir yang mendalami otak Peony. Dia menghadap Khezar, lalu menggerakkan tangan kanannya ke kanan dan tangan kirinya ke kiri. "Sepanjang ini, Yang Mulia."
Khezar terkejut. "Bukankah ... itu tidak normal?"
Penyihir tersebut mengusap peluh yang ada di keningnya. "Saya juga benar-benar tidak paham. Apa jangan-jangan laki-laki itu menggunakan sebuah sihir untuk memanjangkan...? Saya pernah mendengar ada penyihir gila yang mencoba melakukannya."
"Ada yang seperti itu?" Khezar benar-benar tak habis pikir. "Tapi di mana Peony melihat adegan itu? Sementara katanya dia di paviliun sepanjang waktu."
"Sebenarnya, dugaan lainnya adalah trauma Nona Peony hanya berasal dari mimpi buruknya," kata penyihir istana. "Ruangan itu terlihat serba putih dan terang. Ada meja panjang. Apakah Yang Mulai pernah bermimpi di sebuah ruangan serba putih? Mungkin mimpi yang seperti itu."
"Benar juga." Khezar menghela napas panjang. "Baiklah. Apakah kau bisa menghilangkan ingatan Peony tentang mimpinya itu?"
"Bisa, Yang Mulia. Namun, setelah saya menghilangkan ingatan yang menjadi penyebab Nona trauma, saya minta maaf, tapi Yang Mulia tidak boleh langsung menyentuh Nona dalam beberapa hari ini agar ingatan tentang traumanya tidak tiba-tiba kembali."
"Apakah aku tak boleh menyentuh bibirnya juga?"
"Bisa saja, Yang Mulia. Asal bukan bagian paling sensitif...."
"Baiklah. Aku mengerti." Khezar menghela napas dan tersenyum kecil memandang Peony yang terlelap. "Aku akan terus bersabar."
[]
"Bibi! Cecilia semakin gelisah!" Seorang anak perempuan menarik tangan Bibi pengurus panti asuhan menuju sebuah kamar kayu yang pintunya terbuka lebar.
Terlihat lah di dalam sana seorang perempuan tujuh belas tahun yang sedang demam tinggi dan bergerak gelisah dengan mata terpejam, beraring di atas ranjang kecil berselimutkan kain tipis.
"Sudah ada yang pergi memanggil dokter, tapi sepertinya kita butuh seorang penyihir penyembuh," kata Bibi pelan. Dia pegang tangan Cecilia yang panas. Wajah perempuan itu terlihat bercahaya. Bibi menunduk, memejamkan mata sembari menyatukan kedua tangannya.
"Bibi! Rambut Cecilia berubah!"
Rambut Cecilia yang berambut cokelat perlahan berubah hingga sepenuhnya menjadi warna perak.
"Cecilia...," gumam Bibi. Setelah dua puluh tahun, Saintess baru telah muncul di Kekaisaran Ephraim.
[]
Cecilia berdiri memandang seorang perempuan berambut perak yang mengenakan gaun putih elegan.
Perempuan secantik dewi itu tersenyum padanya. "Kau telah terpilih sebagai Saintess."
"Saintess...?" Cecilia menaruh kepalan tangannya di dada. "Siapa ... Anda?"
"Sesuatu." Perempuan itu memiliki sebuah kristal kecil di keningnya. "Kau mendapatkan kekuatan untuk menyembuhkan bentuk penyakit apa pun itu. Hanya saja, kau juga mendapatkan sebuah kutukan karena kelebihan mana."
"Kutukan?"
"Ya, kutukan. Ada dua cara mengatasinya. Cara yang nyaris mustahil adalah menaruh tanganmu pada orang-orang yang memiliki penyakit di tubuh mereka selama delapan jam dalam sehari. Cara kedua adalah kau harus berhubungan badan setiap kali mana di tubuhmu sudah melewati batas maksimal. Jika tidak keduanya, mana di tubuhmu akan berlimpah dan perlahan-lahan tubuhmu akan hancur."
"Apa maksud Anda berhubungan badan? Seorang Saintess adalah wanita suci! Mengapa wanita suci melakukan hal terlarang seperti itu?"
Perempuan itu merentangkan tangan. "Begitulah cara kerja dunia ini. Gadis secantik dirimu tak mungkin tak punya kekasih, kan?"
Cecilia menunduk. "Aku tidak punya."
"Laki-laki yang kau cintai?"
Lalu Cecilia mendongak, menatap perempuan itu. Tiba-tiba terlintas seseorang di benaknya. "Yang Mulia ... Kaisar Khezar."
[]
a.n:
Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout
saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah
setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
PEONY - Antagonist's Sex Slave
FantasyDalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka. Peony, yang...