20

59.1K 3.8K 166
                                    



20

Khezar terus mendengarkan laporan-laporan dari berbagai wilayah yang tak ada habisnya. Sementara pikirannya terbagi antara fokus pada pada laporan wilayah Kekaisaran dan memikirkan Peony yang saat ini berada di penjara bawah tanah.

Apa yang Peony lakukan sekarang? Apakah ketakutan dan membutuhkann perlindungannnya? Itu harapan Khezar. Dia harus memberi Peony pelajaran agar bisa membedakan mana yang masih bisa Khezar toleransi dan mana yang tidak.

Khezar berharap setelah ini Peony bisa lebih hati-hati dalam bertindak jika apa yang dia lakukan terkait Kekaisaran. Saintess termasuk bagian penting Kekaisaran Ephraim. Khezar tak ingin Peony dibenci rakyat karena menuduh Saintess sembarangan seperti itu.

Meskipun kecemburuan Peony membuat Khezar senang karena pertanda bahwa Peony benar-benar menyukainya, tapi kecemburuan Peony tak boleh kepada Saintess.

Binar di mata Khezar langsung muncul setelah tak ada lagi pemimpin wilayah yang berdiri di depan tangga takhta. Saatnya untuk menjemput Peony.

[]

"Khezar sialan." Peony terus mengumpat dengan suara pelan. Terkadang dengan bahasa sendiri, terkadang dengan bahasa Ephraim yang membuat penjaga di depan selnya tersentak kaget.

Kaisar tak main-main menempatkan Peony ke penjara terdalam. Ada banyak tikus yang membuat Peony histeris saat terkurung pertama kali di dalam sini. Pita suaranya mungkin nyaris putus karena terus berteriak. Air matanya pun mungkin sudah habis karena terus menangis. Peony memeluk lututnya di atas tempat tidur kayu yang datar dan penuh debu, satu-satunya tempat di mana dia terhindar dari tikus menjijikkan yang terus bersuara.

Peony benar-benar lebih takut tikus daripada takut mati.

Diangkatnya kepala, menatap seorang Kesatria berbaju zirah yang menjaga. "Hei, sialan. Aku menyuruhmu membuka selnya!"

Kesatria itu tak bergerak satu senti meter sekalipun.

Peony ingin mendekati sel dan menggoda Kesatria itu dengan kecantikannya, tetapi sungguh tikus-tikus menjijikkan berkeliaran di atas tanah. Penjara ini tak beralaskan apa pun. Sepatu Peony akan langsung menginjak tanah. Bahkan mungkin ada cacing yang terselip di bawah sepatunya. "Hiii!" serunya jijik.

Suara berisik terdengar semakin mendekat. Kesatria di depan sel penjara menunduk pada Kaisar Khezar. "Salam kepada Dewa Kekaisaran!"

Peony bertemu pandang dengan wajah khawatir Kaisar. Kesal, Peony langsung menyembunyikan wajahnya di atas lutut.

"Buka selnya," perintah Kaisar pada Kesatria yang memegang kunci.

"Baik, Yang Mulia!"

Peony semakin mengeratkan pelukannya di lutut saat didengarnya suara cicitan tikus yang diinjak oleh Kaisar.

"Peony?" panggil Kaisar lembut. Namun, Peony tak menggubris laki-laki itu sama sekali. "Aku datang menjemputmu."

Sialan. Sialan. Peony mengumpati Kaisar dalam hati dan tak mau bicara.

"Peony, maafkan aku." Tangan Kaisar mengusap lembut rambut Peony. Peony dengan cepat menepis tangan Kaisar dan masih tak ingin mengangkat wajah. Kaisar menghela napas. "Peony, aku benar-benar minta maaf."

Peony tak ingin bicara. Tak juga ingin memaatkan Kaisar karena laki-laki itu dengan sengaja membawa tikus-tikus yang hanya membuat Peony trauma.

Ketika tangan Kaisar berada di punggungnya dan satu tangan Kaisar terselip di belakang lutut Peony, Peony memilih diam. Dia harus segera pergi dari penjara. Keberadaan tikus-tikus membuatnya sulit bergerak dengan leluasa.

Kaisar tersenyum kecil ketika Peony akhirnya menatap matanya, tetapi Peony dengan segera mengalihkan pandangan dan mengalungkan lengan di leher Kaisar. Takut jatuh.

Mereka akhirnya keluar dari penjara, tetapi Peony belum mau turun dari gendongan Kaisar karena masih berada di lorong penjara bawah tanah. Dia takut ada tikus yang mengikuti.

Sepanjang perjalanan hingga memasuki istana, Peony hanya diam. Bahkan Kaisar tak mengatakan apa pun selain mempercepat langkah menuju kamar Peony. Pintu kamar Peony dibuka oleh penjaga. Kaisar segera memasuki kamar tersebut dan buru-buru Peony turun dari gendongan Kaisar.

"Keluarlah! Aku ingin sendirian!" seru Peony sembari membuka gaunnya dengan cepat karena geli. Ujung gaunnya terseret di tanah. Belum lagi jika saja ada tikus di dalam gaunnya yang masuk diam-diam. Membayangkan pemikirannya tersebut membuat Peony merinding.

"Apa ... yang kau lakukan?" tanya Kaisar tak berkedip memandang tubuh Peony yang setengah telanjang. Perempuan itu hanya mengenakan korset dan celana pendek setelah membuka gaun dan sepatunya.

Peony tak memedulikan Kaisar. Dia berlari kecil ke tempat tidur, memasuki selimut dan menutupi seluruh wajahnya kecuali kepala.

Kaisar berdeham setelah meneguk ludah berkali-kali. Laki-laki itu mendekat dan duduk di tepi tempat tidur, membuat Peony berdecak dan berbalik memunggungi Kaisar.

"Aku kan sudah bilang! Keluar! Aku ingin sendirian," kata Peony sembari memelankan suara. "Aku ingin tidur. Pergilah. Aku tidak ingin diganggu siapa pun."

"Kau merengek hanya karena aku memasukkanmu ke penjara?"

Pertanyaan Kaisar membuat Peony terpancing untuk membalas. "Hanya?" Kelopak mata Peony terbuka, tetapi dia tak sudi untuk sekedar menoleh ke belakangnya.

"Bukankah normal jika aku mengaku Saintess cantik dan anggun? Semua juga tahu hal itu jika telah melihat Saintess secara langsung. Kau pasti akan mengatakan hal yang sama denganku. Bukan berarti aku akan memberikan hatiku padanya. Sungguh, kau lebih dari segalanya." Kaisar mengusap lembut rambut Peony. "Jika ada laki-laki lain yang berkata bahwa Saintess cantik, aku tak akan marah. Terserah mereka. Akan tetapi, jika laki-laki lain berkata bahwa kau cantik, maka aku akan menganggap laki-laki itu sedang mengibarkan bendara perang."

Peony mengernyit. "Kata-katamu sungguh tipikal lelaki buaya!"

"Hm? Maksudmu buaya jantan?" tanya Kaisar bingung. "Apa buaya bisa berbicara? Apa hubungannya buaya denganku?"

"Tahu, ah." Peony mengeratkan selimut yang dia genggam agar tidak mudah terbuka. Mana tahu Kaisar mengambil kesempatan dalam kesempitan lagi.

"Tentang Saintess, aku telah mengundangnya untuk tinggal di istana selama dua hari."

Mata Peony langsung panas dan tak lama kemudian air matanya keluar deras meski dia tak terisak. Loh, kok gue nangis?

[]

.

.

a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah

setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang