16

65.6K 3.6K 40
                                    


16

"Apa? Yang Mulia akan tiba di istana malam ini?" tanya Peony pada pelayan yang baru saja memberitahukan informasi kepadanya.

"Benar, Nona."

Peony berdecak sebal sambil mengusap bulu halus Red yang berada di pangkuannya. Kaisar Khezar hanya pergi sehari semalam. Mengapa tidak pergi selamanya saja?

"Aku sudah makan malam. Semuanya juga sudah kalian persiapkan. Jadi, kembali lah ke kamar kalian masing-masing. Aku ingin segera istirahat," kata Peony. Para pelayan di kamarnya mengangguk dan pamit. Satu per satu keluar dari kamar itu, lalu menutup pintu dengan rapat.

Peony menunduk. Diangkatnya Red, lalu dia ciumi pipi kucing itu. "Aku benar-benar kesal. Mengapa Khezar kembali terlalu cepat? Aku sungguh tidak menyukainya." Red melompat ke lantai, lalu naik ke atas tempat tidur dan masuk ke dalam selimut. "Red ..., mengapa kau bersembunyi di dalam sana?"

Peony berdiri. Dia hampiri ranjang besar tersebut, lalu tangannya bergerak untuk menarik selimut yang menutupi tubuh mungil Red. Peony menjauh histeris ketika volume selimut di bagian Red tiba-tiba membesar.

"R—Red?" gumamnya, mendekat takut-takut. Bukan kucing lagi di dalam sana, tetapi dari bentuknya seperti manusia. Sebuah tangan keluar dari ujung selimut, membuat Peony semakin panik dan menjauh, tetapi dia tidak segera keluar dari sana karena sosok dari balik selimut itu baru saja memunculkan wajah. "Khezar?"

Laki-laki itu tersenyum jenaka. Ekspresi Peony berubah datar. Di dunia ini ada sihir, mungkin saja Kaisar melakukan sesuatu seperti sihir teleportasi. Akan tetapi, "mengapa kau tidak mengenakan baju?" Pandangan Peony tertuju ke bawah. Perut Khezar masih terlihat. Laki-laki itu menutupi miliknya dengan baik. "Di mana Red?"

Meski ada dugaan bahwa Kaisar adalah Red karena memiliki warna mata yang sama, tetapi Peony berusaha denial mengingat apa saja yang dia lakukan bersama Red sejak malam pertama. "Di mana Red!" seru Peony, kesal pada Kaisar yang hanya tertawa kecil.

"Apakah Red yang kau maksud itu kucing? Sepertinya aku mendudukinya." Tangan Kaisar meraba bagian belakangnya. "Ini dia."

"Berikan padaku!" Peony merangkak ke tempat tidur. Tangan Kaisar langsung menarik pergelangan tangan Peony, lalu memeluk Peony erat hingga mereka jatuh bersamaan di tempat tidur. "Lepaskan! Kau akan menduduki Red!"

"Red saat ini sedang memelukmu." Kaisar mencium gemas pipi Peony. "Baru saja mencium pipimu. Kau selalu menciumku seperti ini saat aku dalam wujud kucing. Sekarang ini pembalasanku," kata Kaisar diakhiri dengan dia menggigit pipi Peony.

"Sakit!" Peony memberontak, tetapi berakhir diam ketika Kaisar mencium bibirnya.

Entah kenapa, setiap kali bersentuhan bibir dengan Kaisar, Peony tak bisa lagi mengendalikan tubuhnya. Kedua tangan Peony memegang bahu Kaisar ketika laki-laki itu merapatkan tubuh atas mereka. Hanya bagian atas. Kaisar terlihat berusaha menjaga jarak di bagian bawah. Ditambah ada selimut tebal yang menghalangi bagian bawah sana, membuat Peony secara refleks mendekat tanpa perlu takut dengan tubuh telanjang Kaisar yang setengahnya tertutup selimut.

Kaisar menjauh dan berbisik dengan suara parau. "Aku akan mencium yang lain."

Peony menggeleng kencang. "Yang tertunda di taman?" Kaisar mengangguk dengan tatapan sayu. "Jangan! Aku tidak mengizinkan."

"Kumohon, Peony."

Peony tetap menggeleng. Dia izinkan Kaisar menjelajahi mulut dan lehernya, tidak yang lain. Dia mendongak pelan ketika Kaisar mengecup lehernya dengan gerakan lembut. Bibir laki-laki itu perlahan pindah ke bahu, lengan atas, lalu wajah Kaisar berhenti di depan dada Peony.

"Aku tidak akan terlalu jauh. Sungguh."

Peony menggeleng, tetapi Kaisar tak mengindahkan responsnya. Laki-laki itu perlahan menggigit ujung piama seksi Peony di bagian dada, perlahan-lahan menurunkannya hingga terpampang lah satu hal yang tak seharusnya Kaisar lihat.

Namun, Peony tak bisa bicara lagi saat mulut Kaisar sudah meraup bongkahan imut milkinya. Perempuan itu hanya memejamkan mata dan menggigit bibir, menahan tubuhnya yang bereaksi aneh.

Peony sudah tak tahu lagi sejauh mana Kaisar menjelajahi tubuhnya. Piamanya sudah turun entah sampai mana.

"Aku benar-benar tidak tahan." Kaisar membuka lebar paha Peony dengan paksa hingga perempuan itu menjerit histeris.

[]


a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah

setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang