13

66.5K 4.5K 88
                                    



13

Apa itu malu?

Sejak awal, anak haram sudah melekat di dirinya. Anak haram yang malah menjadi perempuan rendahan karena hanyalah pemuas nafsu Kaisar Khezar.

Kaisar dan para pasukan Kesatria telah berangkat ke hutan untuk memberantas monster. Siang tadi, Peony lebih memilih segera masuk ke istana daripada harus mengikuti Kaisar untuk melepas kepergiannya.

Masa bodoh dengan laki-lak itu. Kaisar hanya menginginkan tubuhnya. Setelah laki-laki itu bertemu Saintess Cecilia, Saintess lah yang Kaisar inginkan sebagai permaisuri.

Peony bukanlah perempuan penting.

"Jadi, gue mati aja," gumam Peony ketika tangannya terangkat. Ujung ibu jari dan telunjuknya saling menyentuh membentuk sebuah lingkaran. Dia tatap lubang tersebut sambil menghela napas. "Ngapain bertahan hidup di sini? Apa alasan gue hidup? Nggak ada siapa pun yang gue kenal. Bangsawan semuanya muka dua. Pelayan yang nggak ada apa-apanya juga suka gibah."

Peony menjatuhkan lengannya ke sisi tubuh, lalu berbaring menyamping. Kamarnya remang-remang sehingga bisa melihat jelas suasana dari pintu balkon yang terbuat dari kaca.

Ini sudah jam berapa, ya? Peony tak bisa tidur.

Katanya pemusnahan monster bisa memakan waktu berhari-hari. Peony sempat mencoba untuk kabur, tetapi ada beberapa Kesatria mengetahui pergerakannya.

Peony mengangkat kedua kakinya hingga piamanya yang memang hanya sepaha langsung turun, memperlihatkan celana dalamnya. Lagipula tak akan ada yang melihat. Peony terbiasa berpakaian seksi jika sendirian di kamar. Jadi, meski Kaisar Khezar tak ada, Peony tetap menyuruh pelayan menyiapkan pakaian kurang bahan.

Sesuatu baru saja melompat di atas pembatas balkon. Peony langsung terduduk. Dia mengucek-ucek matanya, lalu fokus kembali pada sesuatu yang berbulu terlihat lembut di luar sana yang sedang menatap pintu balkon Peony.

"Kucing...?" gumam Peony. Warna oranye. Mirip sekali dengan Blue, kucing kesayangannya di dunia lama. "Blue...?"

Peony turun dari tempat tidur. "Bukan monster, kan...? Nggak mungkin! Seimut itu, kok." Kembali dia bicara sendiri.

Bukankah tadi Kaisar Khezar membahas hadiah dan Peony menginginkan kucing? Peony berlari membuka pintu balkon yang sudah tak dikunci. Dengan pakaian seksi, dia berdiri di balkon dan siap menangkap kucing itu. Namun, kucing berbulu panjang dan berwarna oranye itu tampak kaget dan berlari memasuki kamar Peony. Peony segera kembali ke kamar dan menutup pintu balkon.

"Sekarang aku adalah budakmu!" seru Peony girang. Dia berjongkok di dekat kucing oranye itu yang sedang menjilat-jilat kaki depan sembari melirik di antara dua kaki Peony. Kucing itu dengan cepat kembali menatap kakinya sendiri yang dia jilati.

"Kau mengintip celana dalamku, ya?" Tak tahan dengan keimutan seribu persen kucing itu, Peony menidurkan kucing itu di lantai dan meraba-raba perutnya. Bulunya lembut sekali. Benar-benar mirip Blue, tetapi mata kucing ini merah mirip warna mata Kaisar. Sementara Blue memiliki mata biru. "Sekarang, namamu adalah Red!"

Katanya, kucing hanya akan mengerti bahasa di mana dia tinggal. Jadi, Peony akan terus berbicara bahasa Kekaisaran Ephraim. Peony terus mengusap perut Red dengan gemas. Red memejamkan mata. Tampak menyukainya.

"Apakah kau hadiah dari Khezar?"

"Meow!"

"Benar? Wah!" Peony menyelipkan kedua ruas antara jari telunjuk dan ibu jarinya di ketiak Red, lalu Peony berdiri. Mengangkat Red tinggi-tinggi. Peony melirik dua biji yang menggantung di antara dua kaki belakang Red. "Kau jantan! Sepertinya usiamu kurng dari satu setengah tahun. Wajahmu masih terlihat seperti bayi. Belum mirip Bapak-Bapak."

Peony memeluk Red hingga pipi Red terhimpit dadanya. Peony terkekeh ketika dilihatnya Red berusaha kabur. "Kenapa?"

Peony membawa Red ke tempat tidur, lalu menaruhnya di atasnya saat Peony berbaring. Dia masih memegang masing-masing ketiak Red, dan membawa bibir kucing itu ke bibirnya. "Muach. Bau bayi. Muach. Muach. Kau tak memakan tikus, kan? Jangan makan tikus, okay? Bunuh saja. Jangan makan! Tikus itu lebih menyeramkan daripada monster!"

Sekarang, Peony punya sesuatu yang bisa dia peluk saat tidur. Perempuan itu berbaring miring sembari menarik Red ke dadanya. "Ayo kita tidur dan bermain besok!"

"Meow...."

[]

Dini hari, pergantian pasukan pemberantas monster. Illias kembali ke kamp untuk istirahat. Dia mengikat kudanya di tiang, lalu menoleh pada Kaisar Khezar yang juga sedang mengikat kuda putihnya di tiang lain.

Illias mendekat pada laki-laki itu karena merasakan sebuah keanehan. Kaisar Khezar menoleh padanya tanpa mengatakan sesuatu. Saat itulah, Illias menyadari hal yang sulit disadari orang lain.

"Meskipun saat ini kau mirip sekali dengan Yang Mulia Kaisar, tetapi aku bisa mengetahui bahwa kau menggunakan topeng sihir. Sir Archie, di mana Yang Mulia sekarang?"

[]



a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

saran kalau mau beli kakoin lebih baik belinya dengan login lewat website https://karyakarsa.com karena lebih murah

setiap kali cerita ini tamat di wattpad, mungkin satu bulan sejak part terakhir update di wattpad, semua part cerita ini akan di-unpublish kemudian dipublikasikan ulang dari part awal. hanya repost. tidak ada yang berubah/diubah. di wattpad akan terus update sampai tamat lagi. polanya akan terus berulang seperti ini. (jadi jangan sampai kalian nabung terlalu lama tahu-tahu cerita ini sudah tamat dan publish ulang, kalian capek nunggu dari awal lagi)

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang