39

32K 2.7K 151
                                    




39

Peony sudah memikirkan rencana matang yang berkaitan dengan hidupnya. Namun, dia tetap memiliki opsi lain jika rencana utamanya itu tak berhasil.

Jika ingin selamat dari Kaisar, maka Peony harus menempatkan beberapa laki-laki kuat di sampingnya. Meskipun laki-laki sekuat apa pun itu tak menjamin akan menang dari orang yang berkuasa.

Duke Illias tentu saja adalah yang terpenting harus ikut. Bahkan sebelum Peony mengutarakan keinginannya untuk ditemani, Duke Illias langsung mengatur rencana kedatangannya ke istana bersama Peony.

Lalu Jim, Gery, dan Floyd. Tiga prajurit Herschel yang menemukannya di tengah salju. Meski mereka hanya besar badan dan terlalu polos akan perempuan, tetapi Peony butuh mereka yang lebih takut pada kemarahan Duke Illias daripada takut pada Kaisar.

Selain mereka berempat, Peony juga meminta Cassie, Grania, dan Joanna untuk ikut bersamanya. Meski pada akhirnya hanya Cassie dan Grania yang pergi karena Joanna meminta untuk tidak ikut karena ingin merenungi beberapa kesalahan yang telah dia buat.

"Mengapa Kekaisaran Ephraim tidak membuat pesawat dari sihir?" gumam Peony. Perjalanan jauh membuatnya lelah meski beberapa kali singgah di penginapan.

"Pesawat?" Duke Illias yang duduk berhadapan dengannya dalam kereta kuda, menatapnya dengan kening berkerut samar.

"Uhm, burung?" Peony membelalak teringat akan sesuatu. "Naga!" Meski selama membaca novel Aggressive, dia tak pernah menemukan perihal naga.

"Burung ... naga?"

"Maksudku naga, Kak Illias."

"Naga sudah punah puluhan tahun lalu."

"Apakah manusia menunggangi naga waktu itu?" tanya Peony, penasaran.

"Iya," balas Duke Illias. "Keluarga Herschel pernah memelihara naga dan menjadikannya tunggangan ketika akan pergi ke ibu kota."

"Keren!" Kedua tangan Peony terkepal di depan dada. "Apakah tidak ada sesuatu seperti lukisan naga?"

"Ah, kau belum pernah ke museum Kekaisaran Ephraim, ya?"

Peony mencebikan bibir. "Tentu saja!"

"Besok kita akan ke sana."

Peony bertepuk tangan. Sejujurnya, hal-hal sederhana dalam sebuah keluarga seperti ini yang dia inginkan. Duke Illias dan Nyonya Teresia juga tidak mengucilkan Peony karena Peony yang merupakan anak haram di keluarga Herschel meski Nyonya Teresia pada awalnya membencinya.

"Aku masih tak mengerti, mengapa kau bersikeras untuk menemui Yang Mulia Kaisar?" tanya Duke Illias.

"Aku kan sudah mengatakannya sejak awal. Aku ingin mengakhiri hubungan yang tak perlu di antara aku dan Yang Mulia Kaisar."

Duke Illias tak bersuara lagi. Peony tak bisa berbuat banyak. Dia khawatir dengan kekacauan besar yang bisa merugikan keluarga Herschel. Jika Kaisar Khezar mengganggu keluarga Herschel dengan segala kelicikannya, maka sama saja hidup Peony ikut terganggu karena rumahnya dikacaukan.

Surat Kaisar Khezar hanya beisi ancaman. Jadi, Peony memutar otak untuk mendapatkan alasan masuk akal agar bisa bertemu Kaisar. Apa yang Duke Illias tahu adalah Peony tak ingin bertemu Kaisar selamanya. Makanya laki-laki itu merasa curiga atas keputusan Peony setelah datangnya surat dari Kaisar.

"Terlalu cepat," gumam Peony ketika tatapannya tertuju pada bangunan istana. Kereta kuda yang dia tumpangi baru saja melewati gerbang istana yang terbuka.

PEONY - Antagonist's Sex SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang