Saat ini Salsa sudah berada di rumah keluarganya, pagi tadi setelah Romy berangkat kerumah sakit, Salsa memutuskan untuk berkunjung kerumahnya.
Selain rindu, Salsa juga merasa bersalah tak mengabari keluarganya selama tiga hari ini. Tapi niat awalnya untuk melepas Rindu dengan orang-orang terkasihnya harus dia tunda dulu karena mendapati rumah dalam keadaan kosong
Bingung? Tidak juga, Salsa yakin saat ini kedua orang tuanya sedang menghadiri kondangan karena hanya itu alasan ibunya keluar dari rumah, dan Nadila pasti sibuk sekarang, mengingat pertemuan terakhir mereka, Nadila mengatakan dia masih sibuk mengurus berkasnya untuk melanjutkan S2 nya dengan Beasiswa.
Seperti kebanyakan orang, Keluarganya tak pernah membawa kunci ketika sedang keluar karena kuncinya hanya satu, jadilah setiap ada yang keluar, mereka akan menyembunyikannya di bawa pot bunga di teras rumah.
Salsa merebahkan diri dikamarnya, rasanya belum ada satu bulan dia tak tidur disini, tapi rindunya sudah membuncah untuk menempati kembali kasur yang walaupun tak seempuk yang ada di kamar Romy, tapi baginya kasur miliknyalah yang ternyaman.
Berbaring dengan suasana tenang nampaknya bisa membuat rasa kantuk Salsa kembali menyerang, tak cukup setengah jam, gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya, melupakan sejenak semua beban hidupnya juga melupakan pesan Romy untuk tetap dirumah istirahat karena kondisinya yang belum pulih.
***
Lain halnya dengan Salsa, Romy baru saja bisa istirahat setelah disibukkan dengan pekerjaannya, pria itu memilih untuk mengisi perutnya terlebih dahulu bersama dengan Rifan teman kampusnya yang juga menjalani coass dirumah sakit yang sama."Lo masih ingat nggak sama Salsa anak musik yang suka banget sama lo?" tanya Rifan tiba-tiba, Romy yang sementara makan pun hampir tersedak kala mendengar nama Salsa.
"Hm"
"Gue kan kemarin beli Hp, bukan baru sih cuman Hp second aja untuk gue pake main game" ucap Rifan
Romy tak menimpali, info yang diberikan Rifan nampaknya tak selaras dengan pertanyaan Rifan sebelumnya.
Hingga Rifan yang merogoh kantongnya lalu kemudian memperlihatkan Romy sebuah handphone di tangannya "Ini hp milik si Salsa itu"
"Lo liat ini" titah Rifan sesaat setelah membuka casing di belakang Handphone Salsa.
Rifan memperlihatkan sebut foto pada Sahabatnya itu. Romypun mengambil foto yang sudah di cetak dengan ukuran 4x6 itu, Tanpa berkedip pun Romy tau bahwa itu adalah foto Salsa, foto yang sama dengan foto yang tercetak di ijazahnya sebab terlihat Salsa yang berfoto dengan gaya formal sebahu.
"Gila tuh cewek, ceroboh banget. Gimana kalau yang beli hp dia orang jahat dan di santet tu fotonya" ucap Rifan kembali, masih tak percaya dengan tindakan Salsa yang ceroboh.
Cukup lama Romy masih setia menatap Foto Salsa, entah sedang memikirkan apa tapi diamnya Rony berhasil membuat Rifan kesal karena sedari tadi hanya bicara seorang diri
"Rom, lo dengar gue nggak sih" keluh Rifan
Romy tersadar dari lamunannya, merogoh dompet di kantong celananya lalu di masukka foto Salsa disana.
"Lo beli Hp itu berapa? Gue beli dua kali lipatnya" Dalam diamnya tadi, Romy berusaha meraba-raba Hal-hal yang terjadi hingga Salsa sampai menjual Handphonenya, pantas saja selama tiga hari ini pesannya tak kunjung di baca oleh gadis itu, bahkan chatnya lima menit yang lalu yang mengingatkan Salsa untuk istirahat.
Romy bukan orang yang bodoh yang perlu waku lama memahami semuanya, hanya dengan melihat handphone Salsa yang saat ini berada di genggaman Rifan membuatnya sadar bahwa Salsa menjual alat komunikasinya itu untuk menggantikan Lensa kamarnya yang rusak kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You