Hadiah Untuk Paul

2.3K 256 31
                                    

Setelah Paul membaca pesan dari Romy, pria itu tak henti-hentinya menghubungi Romy juga Salsa, tapi tak ada respon dari keduanya, karena dirasa khawatir dengan Salsa, Paul memutuskan untuk ke rumah Perempuan itu, memastikan sendiri kepulangan Salsa.

Setelah melewati jarak yang tak dekat, Paul akhirnya sampai disana, pria itu buru-buru keluar dari mobil menuju kepintu rumah Salsa, ingin memastiakn apakah sahabatnya itu sudah ada dirumah atau belum.

Baru saja tangannya ingin mengetuk pintu, tapi ternyata pintu sudah lebih dibuka dan pelakunya adalah Nadila.

"Paul, Er mana?" tanya Nadila, wajah perempuan itu mengisyaratkan kepanikan.

Skak

Paul yang baru saja ingin menanyakan apakah Salsa ada didalam tapi sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan Nadila barusan

"Paul, Er dimana? Aku harus jelasin sesuatu sama dia, dia salah paham" tanya Nadila lagi.

"Salah paham?" seolah melupakan niat awalnya, Paul sekarang lebih tertarik dengan kata terakhir dari Nadila tadi

"Er batalin perjodohannya dengan kak Romy, dia salah paham mengira aku ada hubungan sama kak Romy" jawab Nadila

Paul tersenyum kecil tak percaya dengan jawaban Nadila "Bukannya beneran?"

Nadila terdiam, memperhatikan Paul yang menunjukan ekspresi yang sangat menyebalkan dimata Nadila "Maksudnya?"

"Iya bukannya kamu sama bang Romy memang dekat, sampai jalan dan makan bareng kan?" Jawab Paul, pandangannya kali ini tak seromantis dulu kala dia menatap Perempuan dihadapannya itu

Nadila akhirnya paham sekarang, ternyata Salsa dan paul melihat dirinya dan Romy kemarin,makanya sampai sejauh itu kembarannya menyimpulkan bahwa dia dan Romy ada hubungan.

Dan satu lagi yang Nadila sempat lupa, bahwa bukan hanya salsa saja yang salah paham dan berujung perempuan itu menolak perjodohannya, tapi pria yang saat ini berada di depannya pun sama dengan Salsa, sampai lelaki itu tega menghindarinya dua hari ini.

"Kamu lihat aku sama kak Romy kemarin? Kenapa nggak nyamperin?"

"Ngapain, ganggu orang pacaran aja" jawab Paul ketus

"Ya juga sih"

Ucapan Nadila berhasil membuat mata Paul membulat sempurna. Oke, dia tau jika Nadila memang pacar dari abangnya, tapi kenapa mendengar secara langsung dari mulut Nadila sendiri membuat sakitnya menjadi berkali lipat.

Dengan melihat itu, Nadila malah tersenyum lucu, perempuan itu baru sadar jika wajah tampan Paul akan berubah mejadi lucu ketika cemburu.

Sedangkan Paul memilih bungkam, wajahnya lebih suram dari sebelumnya, bahkan kali ini dia duduk di kursi yang paling jauh dari tempat Nadila berdiri, walaupun ekor matanya tetap mengawasi gerak-gerak  perempuan itu.

Dia semakin kesal ketika dia menyadari bahwa Nadila masuk kedalam rumah dan meninggalkannya sendirian diluar "ck"

Tak beberapa lama, Nadila kembali keluar untuk menghampiri Paul, Gadis itu meletakkan diatas meja sebuah paperbag yang berisi sebuah kotak.

Paul menoleh sebentar dan kembali fokus pada pemandangan malam di depan rumah Nadila, walaupun penasaran tapi dia memilih acuh saja

"Ini untuk kamu" ujar Nadila sembari tangannya menggeser paperbag yang di bawa tadi mendekat kearah Paul

Paul yang tadinya tidak mau berharap lebih seketika menoleh kearah Nadila, lalu pandangannya ke paperbag yang di maksud Perempuan itu

"Buat aku?"

If it is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang