"Dan dia koma sekarang" Lanjut Salsa
Nadila berbalik sempurna sekarang, menatap Salsa dengan tatapan sulit di percaya. Apakah separah itu? Nadila lemas seketika, kekhawatirannya memuncak sekarang, gengsinya yang sejak tadi dia junjung tinggi untuk tidak membahas Paul sudah tak ada lagi "Jangan bercanda Er"
"Aku serius El, dia kecelakaan dan kritis, hanya itu yang aku tau"
Salsa benar-benar hanya tau sebatas itu, karena Romy yang tak pernah mengizinkannya untuk bisa melihat kondisi Paul secara langsung.
Dan ketika Salsa menanyakan kendisi Paul padanya, jawabannya hanya "Paul koma"
Dalam diamnya Nadila dihampiri rasa sedih juga khawatir yang begitu kuat, bagaimana pun selama ini pria itu sangat baik padanya. Hanya itu, Untuk sekarang Nadila hanya menyimpulkan itu.
Nadila melapalkan doa dalam hatinya, memohon pada Tuhan untuk memberikan kesembuhan kepada Paul
Dan dalam kondisi hatinya yang seperti itu, Nadila masih bisa bersikap tenang
"Boleh aku jenguk, aku mau ketemu sama dia" tak ada yang salah kan? Walaupun pertemuan terakhir mereka Paul tampak marah padanya tapi Nadila tak peduli, untuk sekarang yang terpenting adalah melihat kondisi Pria itu.
Salsa tampak berfikir, mengingat hari ini diapun tak di beri akses oleh Romy dan sepertinya Nadilapun sama nantinya "Kita jenguknya besok aja yah"
"Kenapa? Jam besuk sepertinya masih ada"
Salsa bergeming, dia tak tau harus beralasan apa lagi pada Nadila, jika mereka berdua kerumah sakit lagi hari ini, Salsa khawatir Romy akan memperlakukannya seperti tadi dan Nadila akan menyaksikannya.
"Er, kamu kenapa? Kamu ada masalah?" Sudah dipastikan Nadila akan peka mengenai sikap Salsa yang sangat beda dari biasanya.
Sepasang seaudara kembar itu saling menatap, isi kepala mereka dipenuhi dengan riuh luar biasa. Dan barangkali Salsa rasa, menceritakan sedikit persoalannya pada Nadila bisa membuatnya sedikit merasa lega, semoga.
"El,menurutmu seberapa penting menikah dengan orang yang kita cintai?"
Nadila tak langsung menjawab, gadis itu berusaha menerka maksud dari pertanyaan Salsa yang tiba-tiba mengarah ke pernikahan itu "Penting, bukankah menyenangkan seumur hidup di habiskan dengan orang kita suka"
"Kalau hanya salah satunya bagaimana?"
"Maksud kamu?
"Kalau hanya satu pihak yang merasa jatuh, sedang pihak lainnya merasa terbebani?"
"Bukannya cinta akan tumbuh jika terbiasa, aku rasa pihak yang lainnya akan merasakan yang sama nantinya" jawab Nadila
"Kalau masih tetap tidak bisa?"
"Berdoa, minta sama Allah agar hatinya dapat menerima"
"Er" Nampak sekali wajah sendu kembarannya itu, Nadila sedikit banyaknya tau bahwa sekarang Salsa sedang menceritakan dirinya sendiri walau di balut dengan pertanyaan.
"Menurutmu, jika berada di antara orang yang saling menyukai, apakah termasuk tindakan yang egois?" Tanya Salsa lagi, wanita itu benar-benar tak bisa mendefenisikan apa yang dia rasa sekarang, walau baru pertama kali mengobrol dengan Rania tapi berhasil membuat Salsa merasa takut jika Romy sebenarnya masih meyukai wanita itu.
Dan jika memang iya, lantas bagaimana Salsa harus menyikapinya.
"Pernikahan adalah satu ikatan suci mengikat dua orang insan, dan tak ada yang menandinginya. Jika konteks menyukai diluar dari pernikahan bukankah posisimu lebih mulia sekarang?" walaupun tak diceritakan secara langsung, Nadila tau maksud dari pertanyaan Salsa tadi, dia yakin bahwa yang di maksud sekarang adalah dirinya dengan Romy
YOU ARE READING
If it is You
Romance"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku menginginkanmu?" ~if it'S You